Bogor, NU Online Banten
Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Jami Kanzul Barokah menggelar kajian rutin Mi Bakso (Minggu Bakda Sholat). Membahas Kitab Alala Tanalul Ilma Illa Bisittatin, tepatnya mulai bait ke-9 sampai 13, di Masjid Jami' Kanzul Barokah, Tegal, Kemang, Bogor, Jawa Barat (28/7/2024).
"Satu orang ahli fiqih lebih baik daripada seribu orang ahli ibadah," ujar Abdul Kholiq, pengurus DKM Masjid Jami Kanzul Barokah. Hal ini tertera pada kitab yang diproduksi oleh Madrasah Hidayatul Mubtadiin Lirboyo bunyinya:
فَـــاِنَّ فَقِيْهًــا وَاحِـــدًامُتَوَرِّعًـا # اَشَدُّعَلَى الشَّيْطَانِ مِنْ اَلْفِ عَابِد
’’Karena sesungguhnya satu ahli fiqih yang meniggalkan dunia, itu lebih berat terhadap syetan daripada seribu ahli ibadah.’’
"Bait ke-9 di atas memiliki makna bahwa pentingnya seseorang belajar atau menuntut ilmu, khususnya ilmu fiqih agar mantap dalam beribadah," imbuhnya.
Sementara itu bait selanjutnya berbunyi:
فَـــاِنَّ فَقِيْهًــا وَاحِـــدًامُتَوَرِّعًـا #
فَسَــادٌ كَبِيْرٌ عَــــالِمٌ مُـتَهَتِّــــكٌ # وَ اَكْبَرُ مِنْهُ جَاهِلٌ مُتَنَسِّكُ
’’Suatu kerusakan yang besar adalah orang alim yang merusak, tapi lebih besar dari itu adalah orang bodoh yang beribadah.’’
’’Makna dari kerusakan di atas adalah jika ada orang alim yang diam ketika ada permasalahan di masyarakat padahal yang bersangkutan mampu memberi nasehat dan menyelesaikan. Lebih dari itu, kerusakan yang lebih besar lagi adalah saat orang yang beribadah namun tidak tahu ilmunya,’’ tambahnya.
هُمَا فِتْنَةٌ فِي الْعَالَمِيْنَ عَظِيْمَةٌ # لِمَنْ بِهِمَا فِيْ دِيْنِــــــهِ يَتَمَسَّكُ
‘’Keduanya itu fitnah yang besar di dalam alam semesta, bagi seorang yang dalam agamanya mengikuti keduanya.’’
’’Makna dari fitnah di atas adalah beban moral di masyarakat, maka penting belajar ilmu,’’ lanjutnya.
تَمَنَّيْتَ اَنْ تُمْسِىَ فَقِيْهًا مُنَاظِرًا # بِغَيْرِ عِنَــــاءٍ وَالْجُنُـــوْنُ فُـنُوْنُ
’’Kamu berharap menjadi ahli fiqih yang pandai berdiskusi dengan tanpa usaha, dan gila itu bermacam-macam.’’
’’Makna bait di atas, ketika seseorang ingin pandai atau menjadi ahli fiqih harus berusaha sungguh-sungguh. Tidak ada orang yang pandai dengan sendirinya tanpa berusaha melalui belajar dalam waktu yang lama,’’ ungkapnya.
وَلَيْسَ اكْتِسَابُ الْمَالِ دُوْنَ مَشَقَّةٍ # تَحَمَّلُـهَــا فَالْعِـلْمُ كَيْفَ يَكُوْنُ
’’Tidak ada mencari harta itu tanpa keberatan yang kau rasakan, lalu apalagi ilmu ?’’
"Senada dengan bait sebelumnya di atas, begitu pula dengan kekayaan perlu ditempuh dengan cara bekerja yang sungguh-sungguh," pungkasnya. (Singgih Aji Purnomo)