Jateng

Ketum PBNU Kenang Dua Pesan Mendalam KH Ali Maksum

Senin, 9 September 2024 | 15:38 WIB

Ketum PBNU Kenang Dua Pesan Mendalam KH Ali Maksum

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf. (Foto: Ist)

Rembang, NU Online Banten

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menekankan pentingnya mengikuti arahan para ulama Nahdlatul Ulama (NU) dan terus berkhidmat dalam struktur organisasi NU.’’Meskipun tanpa jabatan formal,’’ ujarnya saat Pelantikan, Musyawarah Kerja (Musker) I, dan Workshop Perekonomian Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Rembang di Gedung Haji Rembang, Jalan Pemuda KM 03, Rembang, Ahad (8/9/2024).

 


Gus Yahya--sapaan KH Yahya Cholil Staquf-- mengenang pesan mendalam dari Rais ‘Aam PBNU 1981-1984 dan Pengasuh Pondok Pesantren Krapyak, Jogja, KH Ali Maksum, yang pernah disampaikan kepadanya secara pribadi. Pesan tersebut di antaranya adalah pesan untuk selalu mengikuti sawad al-a'dzam atau kelompok mayoritas ulama.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

"Ada dua hal yang dipesankan kepada saya. Pertama, mengatakan jangan coba-coba menyelisihi sawad al- a'dzam min ulama Nahdlatul Ulama. Jika sawad al-adzam sudah sepakat, kita harus mengikutinya, terlepas dari apakah kita setuju atau tidak, suka nggak suka, ikut saja. karena sawad al-a'dzam berbahaya, sudah banyak korbannya," ujarnya, dilansir NU Online Jateng.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

Pesan kedua, lanjut Gus Yahya, adalah untuk tidak menjauh dari jam’iyyah NU, dalam arti struktur organisasi NU meskipun tidak mendapatkan jabatan apa-apa. "Kita tetap harus berusaha untuk berkontribusi dan berkhidmat, membantu saudara-saudara kita yang ada di struktur kepengurusan NU. KH Ali Maksum menekankan agar kita tidak melupakan hal ini, supaya tidak kehilangan qiyadah (kepemimpinan), yaitu posisi dan maqam dalam pergerakan NU bersama jamaahnya," tegas kiai yang dulu pernah menimba ilmu di Pondok Pesantren Krapyak Jogja itu.

ADVERTISEMENT BY OPTAD



Lebih lanjut, Gus Yahya menyampaikan, ada strategi baru yang diajarkan oleh KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), ketua umum PBNU periode 1984-2000, untuk mengembalikan qiyadah seseorang di NU. "Gus Dur punya cara yang luar biasa dalam mengembalikan orang-orang yang kehilangan qiyadah di NU. Misalnya, KH Muchith Muzadi yang dulunya tidak lagi dianggap di lingkungan NU karena bergabung dengan Masyumi. Namun, Gus Dur berhasil mengembalikan sebagai salah satu tokoh NU yang disegani. Bahkan, adik KH Muchith Muzadi, KH Hasyim Muzadi, yang berasal dari latar belakang Masyumi, kemudian menjadi ketua umum PBNU," papar kiai asal Rembang, Jawa Tengah, itu.



Gus Yahya juga menyampaikan terkait proses pembaiatan pengurus. Ia mengungkapkan bahwa biasanya dirinya yang membaiat pengurus wilayah, namun kali ini ada arahan berbeda dari Rais ’Aam PBNU KH Miftachul Akhyar.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND



"Sekitar sebulan dua bulan yang lalu, Rais Aam kita, masyaallah, beliau waiskito (bijaksana). Setelah menandatangani SK PCNU Rembang, dalam rapat PBNU beliau meminta saya agar yang membaiat jangan Tanfidziyah, tapi Syuriyah saja. Kata beliau, ‘Kuatirnya yang dibaiat adalah kiainya,’” jelasnya. (*)

ADVERTISEMENT BY ANYMIND