Nasional

Ke PBNU, Ini yang Dibahas Menteri Hubungan Internasional Tiongkok

Ahad, 19 Januari 2025 | 23:12 WIB

Ke PBNU, Ini yang Dibahas Menteri Hubungan Internasional Tiongkok

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (kanan) dan Menteri Hubungan Internasional Tiongkok Liu Jianchao di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Sabtu (18/1/2025). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online Banten   

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menerima kunjungan Menteri Hubungan Internasional Tiongkok Liu Jianchao di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Sabtu (18/1/2025). Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf didampingi Ketua PBNU KH Mohammad Hasib Chasbullah, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PBNU Najib Azca, serta Direktur Institute for Humanitarian Islam Yaqut Cholil Qoumas menyambut langsung belasan delegasi dari Departemen Hubungan Internasional Tiongkok.   

 

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

Liu Jianchao menyampaikan, pertemuan tersebut membahas berbagai upaya untuk menjalin dialog dan mempererat hubungan antara Indonesia dan Tiongkok di berbagai sektor.   

ADVERTISEMENT BY ANYMIND



“Saya berdiskusi dengan ketua (PBNU) mengenai penguatan dialog antara masyarakat kita. Saya percaya agama membantu orang dari berbagai negara untuk saling memahami,” ujarnya.   



Ia juga menyoroti peran keagamaan yang telah dilakukan Nahdlatul Ulama dalam menjaga solidaritas dan harmoni sosial. “Organisasi dan pemimpin agama, mereka memainkan peran yang sangat penting dalam memastikan bahwa negara ini hidup dalam persatuan, solidaritas, dan harmoni, jadi kami mendukung itu,” paparnya.   

ADVERTISEMENT BY OPTAD



Selain itu, dia juga mengungkapkan bahwa pembicaraan mencakup upaya penjajakan kerja sama antara pihaknya dengan PBNU di bidang perdagangan dan investasi. “Kami juga membahas kerja sama yang nyata antara pemerintah dan masyarakat termasuk dalam perdagangan dan investasi sangat penting. Kami berharap komunitas agama di Indonesia juga akan berkontribusi pada hubungan yang kuat antara Tiongkok dan Indonesia,” jabarnya, dilansir NU Online.   


Sedangkan Najib Azca menegaskan pentingnya hubungan bilateral yang didasari oleh nilai-nilai universal dan saling pengertian. Kunjungan ini, menurutnya, menunjukkan bahwa NU memiliki kredensial dan kredibilitas baik di dunia internasional. Terdapat beberapa titik temu penting yang dibahas, termasuk kerja sama di bidang pendidikan, ekonomi, dan hubungan antarwarga.   


“Pertama, hasrat untuk membangun kerja sama dua negara yang lebih baik, termasuk kerja sama dalam bidang-bidang seperti pendidikan, ekonomi, termasuk yang saya kira terpenting juga adalah hubungan antara masyarakat, antar warganya di mana Indonesia adalah negara Muslim terbesar dan di sana ada komunitas Muslim yang cukup besar yang selama ini memiliki hubungan baik antara satu dengan yang lain,” ungkapnya.  


Najib juga menyebutkan bahwa kunjungan Jianchao akan diikuti oleh langkah konkret untuk memperkuat kerja sama kedua negara. Ia menilai, fondasi kerja sama ini sudah kokoh. Salah satunya melalui semangat Konferensi Asia-Afrika yang dulu diselenggarakan di Bandung. “Fondasi itu antara lain adanya konferensi nonblok yang dulu dilakukan di Bandung,” tutupnya.  



Di akhir pertemuan, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf memberikan cenderamata berupa Prosiding G20 Religion Forum atau R20 “Proceedings of the R20 International Summit of Religious Leaders”. Buku prosiding R20 ini berisi 47 makalah dan memuat catatan reflektif serta kesepakatan bersama dari berbagai pemimpin agama sedunia atas keprihatinan munculnya konflik berlatar belakang sosial keagamaan.


Prosiding R20 berisi kompilasi hasil kesepakatan dan gagasan para tokoh agama yang berpartisipasi langsung dalam kegiatan R20 di Bali yang dihelat pada awal November 2022. (Nuriel Shiami Indiraphasa)

 

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

ADVERTISEMENT BY ANYMIND