Dubes Tiongkok ke PBNU, Bahas Muslim Uighur dan Kerja Sama Pendidikan
Rabu, 11 Desember 2024 | 14:35 WIB
Jakarta, NU Online Banten
Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Najib Azca menyampaikan, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Tiongkok untuk Indonesia Wang Lutong di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Salemba, Jakarta, Selasa (10/12/2024). Gus Yahya—sapaan KH Yahya Cholil Staquf-- dan Wang Lutong membahas kondisi terkini Muslim etnis Uighur di Xinjiang, Barat Laut Tiongkok.
"Intinya Pak Dubes ingin meyakinkan bahwa Muslim (Uighur) di Xinjiang diperlakukan dengan baik oleh pemerintah Tiongkok meskipun isu politik di sana yang terkait dengan separatisme. Jadi ada kelompok orang yang memang ingin memisahkan diri dari Tiongkok," kata Najib kepada NU Online, usai pertemuan sekitar satu jam itu.
Di dalam diskusi bersama Dubes Tiongkok itu, kata Najib, Gus Yahya tetap berprinsip untuk menghargai kedaulatan masing-masing negara. PBNU baru-baru ini juga memiliki agenda Humanitarian Islam yang berprinsip bahwa kekuatan agama-agama dapat berkontribusi untuk kemanusiaan.
"Humanitarian Islam yang prinsipnya adalah bagaimana Islam dan agama-agama sebagai kekuatan kemanusiaan yang akan bekerja kepada kemanusiaan. Jadi kita ingin agar kemanusiaan dihormati, dihargai, dimuliakan di mana-mana. Tidak hanya di Tiongkok, tidak hanya di Indonesia, tidak hanya di Amerika, tapi jadi gerakan global yang kita harapkan menjadi perdamaian yang justru akan kuat, akan lestari jika betul-betul menghargai kemanusiaan," tambahnya.
Najib melanjutkan, dalam pertemuan antara Gus Yahya dengan Dubes Tiongkok itu juga membahas soal kerja sama di bidang pendidikan. Dalam waktu dekat, Dubes Wang Lutong akan berkunjung ke Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surabaya untuk menengok pembangunan dan merencanakan pengembangan di sana. "Juga akan berkunjung ke tokoh-tokoh NU. Di sana rencananya kita akan sarankan untuk hadir di UNU Surabaya," jelasnya.
Sedangkan Dubes Tiongkok Wang Lutong menilai bahwa NU adalah organisasi Islam yang sangat menghargai organisasi-orangisasi Islam lainnya. Semangat itu dapat berdampak terhadap pembangunan Indonesia. "Saya pikir organisasi ini sangat menghargai organisasi Islam lain dan menciptakan solidaritas, harmoni, progres dan pembangunan di Indonesia," terangnya, dilansir NU Online. (Haekal Attar)
Terpopuler
1
Iran-Israel Saling Serang, Korban Berjatuhan
2
Bukan Hanya Saleh, Pengurus Hendaknya Muslih
3
Majelis Taklim Fatimah Zahra Bukan Sekadar Ruang Pengajian Rutin
4
Ketua PWNU Banten: Kader Harus Mandiri dalam Berkhidmat
5
Sebanyak 2.500 Peserta Paralegal Muslimat NU Diharapkan Bantu Selesaikan Masalah Hukum di Masyarakat
6
Proses Pemulangan Masih Berlangsung, Jamaah Haji Diimbau Berikut Ini
Terkini
Lihat Semua