• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Kamis, 9 Mei 2024

Nasional

Ketika Dubes RI untuk Tunisia Minta Meneruskan Gagasan KH Ali Yafie

Ketika Dubes RI untuk Tunisia Minta Meneruskan Gagasan KH Ali Yafie
Duta Besar Tunisia Zuhairi Misrawi (kanan atas) saat zoom tahlil dan doa untuk KH Ali Yafie, Ahad (26/2/2023) malam. (Foto: NU Online Banten/M Izzul Mutho)
Duta Besar Tunisia Zuhairi Misrawi (kanan atas) saat zoom tahlil dan doa untuk KH Ali Yafie, Ahad (26/2/2023) malam. (Foto: NU Online Banten/M Izzul Mutho)

Tangerang Selatan, NU Online Banten
Rais Aam Pengurus Besar Nahdaltul Ulama (PBNU) 1991-1992 KH Ali Yafie begitu dikenang oleh Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Tunisia Zuhairi Misrawi. Sosok profesor dan doktor yang meninggal dalam usia 96 tahun itu menurut Gus Mis—sapaan akrabnya—tak hanya alim; berilmu, tapi bijak. ’’Tidak cukup ‘alim, tapi hakim. Hikmah penting. Ini yang diajarkan KH Ali Yafie,’’ ujarnya saat sambutan di sela-sela tahlil virtual untuk KH Ali Yafie, Ahad (26/2/2023) malam.


Di hadapan ratusan orang yang bergabung dalam kegiatan via zoom tersebut, dia melanjutkan, ini era baru abad kedua Nahdlatul Ulama (NU). ’’Era yang terbaik memberikan sumbangsih untuk bangsa dan negara. Kita punya sejumlah tokoh mata air Indonesia,’’ imbuh kader NU yang saat puncak Resepsi Hari Lahir (Harlah) 1 Abad NU di Stadion Delta Sidoarjo, Jawa Timur, hadir langsung dari Tunisia dan ketika balik bertemu dan diwawancarai NU Online Banten di Bandara Juanda, tersebut.


Ditambahkan, "Kiai Ali Yafie sudah mengenalkan fiqih sosial pada era 1990-an. Ketika itu sudah bicara tentang fiqih lingkungan. Dan memang penting. Apalagi saat ini. Itulah wali, bisa mukasyafah,’’ imbuh pria kelahiran Sumenep, Jawa Timur, 1977 itu.


Mustasyar Pengurus Cabang Istimewa NU Tunisia itu berharap, warga NU lebih aware untuk memecahkan persoalan-persoalan sosial pembangunan. ’’Kalau ingin memecahkan masalah sosial, perlu ijtihad. Dan NU, hadir membangun kemanusiaan. Terkait itu, kita yang hadir ini, semoga dapat meneruskan gagasannya. Almarhum yang saya ingat itu kut buku. Seorang ulama yang tidak pernah berhenti membaca dan berpikir,’’ ungkapnya.


Dia berharap, sepeninggal KH Ali Yafie, akan lahir ulama-ulama dari Sulawesi Selatan. ’’Kita ditinggalkan oleh ulama besar. Tapi setelah hari ini harus lahir ribuan, bahkan jutaan ulama yang meneruskan gagasan Kiai Yafie. Inilah obituari murid terhadap Kiai Ali Yafie,’’ pungkas lulusan Departemen Akidah Filsafat Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, itu.


Seperti diberitakan, Ahad (26/2/2023) sekitar pukul 12.50 WIB, jenazah Rais Aam Pengurus Besar Nahdaltul Ulama (PBNU) 1991-1992 KH Ali Yafie diangkat dan dimasukkan ke dalam mobil jenazah bernomor polisi B 1630 PIX. 


Sejurus kemudian, mobil jenazah yang terparkir di carpot rumah Blok FC 5  No 12 Komplek Menteng Residence, Jalan Menteng V, Sektor 7 Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, itu bergerak. Sejurus kemudian diikuti oleh para pelayat yang sebelumnya takziyah dan menunggu pemberangkatan ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat 1990-2000 itu. 


Sebelum dibawa ke pemakaman di TPU Tanah Kusir, Ahad (26/2/2023) siang, jenazah terlebih dulu dishalatkan di masjid. Helmy Ali, putra kedua KH Ali Yafie, ditemui wartawan di sela-sela pemberangkatan jenazah, Ahad (26/2/2023) siang, mengatakan, Kiai Ali Yafie meninggal karena usia. Terkait sakitnya, ditambahkan, ada penyakit di dalam tubuhnya.’’Kabut di paru-paru dan penyumbatan di jantung. Terus darahnya itu, yang terakhir mengental dan harus transfusi darah, tapi itu karena ada infeksi, dan itu faktor usia,’’ jelasnya.


Saat ditanya oleh NU Online Banten, apa ada pesan untuk keluarga, dia mengatakan, selalu yang dipesankan supaya tahu diri. ’’Bisa tahu diri, membawa diri, sehingga bisa menempatkan diri. Intinya, agar selalu rendah hati,’’ ungkapnya sembari bergegas masuk ke mobil untuk mengikuti mobil jenazah.


Anregurutta Haji (AGH) atau KH Ali Yafie dikenal sebagai ulama ahli fiqih. Dan atas dedikasinya, kiai yang menghembuskan nafas terakhir di RS Premier Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, pada Sabtu (25/2/2023) pukul 22.13 WIB, itu menerima Anugerah 1 Abad NU kategori Pengabdi Sepanjang Hayat. Kiai Ali Yafie lahir di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, pada 1 September 1926 atau 23 Safar 1345. Itu berarti, ia wafat di usianya yang ke-96. Kiai lahir di bulan saat Muktamar NU pertama digelar.  


Pewarta: M Izzul Mutho


Nasional Terbaru