Nasional

Kiai NU Diserang, Ini Instruksi Ketua Umum PBNU

Rabu, 14 Agustus 2024 | 22:48 WIB

Kiai NU Diserang, Ini Instruksi Ketua Umum PBNU

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online Banten

Rombongan kiai Nahdlatul Ulama (NU) diserang. Insiden terjadi di Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Sabtu (10/8/2024) malam. Penyerangan ini merusak mobil Pajero Sport bernopol B 1870 FLS dan menyebabkan seorang santri serta anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser), mengalami luka-luka. Dari video yang beredar menunjukkan sekelompok orang menyerang mobil tersebut.


Menanggapi kejadian ini, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menginstruksikan semua warga NU, khususnya Gerakan Pemuda Ansor dan Banser, untuk menahan diri dan menyerahkan sepenuhnya pada proses hukum. 



"Tidak boleh ada tindakan sendiri-sendiri atau todak boleh melakukan reaksi apapun, semua harus disiplin dan taat kepada hukum. Begitu juga kepada warga NU pada umumnya, saya mengimbau agar juga melakukan cooling down terhadap masalah ini," kata Gus Yahya—sapaan KH Yahya Cholil Staquf-- di Surabaya, Jawa Timur, Senin (11/8/2024).

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 


Gus Yahya meminta untuk mengingat persaudaraan selepas adanya insiden yang ditengarai oleh perbedaan pendapat soal nasab tersebut. "Kita tahu ada kelompok-kelompok yang berseberangan pandangan dalam soal ini, kami mengimbau kepada warga NU untuk mengingat persaudaraan di antara kita semua, apa pun pandangan yang kita miliki," jelasnya, dilansir NU Online.



Saat ini, kepolisian sedang memproses kasus tersebut, dan Gus Yahya berharap agar pelaku segera diidentifikasi dan diberikan tindakan hukum yang tegas. Ia mengingatkan bahwa suasana saat ini bisa menjadi lebih rumit jika masalah ini tidak segera diselesaikan dengan jelas.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 


"Kita tahu suasananya sekarang di bawah ini memang agak problematis, sehingga kalau ini tidak segera ada penyelesaian yang jelas, kita khawatir potensi masalah ini berkembang lebih luas," katanya.



Gus Yahya menjelaskan bahwa telah dilakukan rapat virtual dengan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Karawang, dan PCNU Bekasi untuk mendapatkan gambaran tentang perkembangan kasus. "Kita tahu bahwa telah terjadi penyerangan. Dan sejak kemarin, kami sudah menginstruksikan kepada teman-teman di Jawa Barat, khususnya Karawang, untuk menempuh jalur hukum mengenai soal ini," katanya.


Gus Yahya juga meminta semua pihak, baik yang merasa terhubung dengan NU maupun tidak, untuk bertanggung jawab dalam menjaga suasana kondusif dan menghindari pernyataan yang bisa memicu reaksi emosional. "Mudah-mudahan ini menjadi pelajaran untuk kita semua khususnya warga NU, bahwa masalah ini tidak boleh terus-menerus dilanjutkan, terus menerus dilakukan," terangnya.


Kronologi Kejadian

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Selain santri dan Banser yang menjadi korban penyerangan, Rais Syuriyah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, KH Ihsanudin Al Badawi yang berada di dalam mobil juga menjadi sasaran penyerangan. Kejadian ini bermula saat rombongan di mobil hendak menuju lokasi pengajian di Pesantren Al Baghdadi, Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat.


Di perjalanan, rombongan ini transit terlebih dahulu di Pesantren Mambaul Ulum Rengasdengklok. Setelah transit, rombongan kembali melanjutkan perjalanan. Tapi di tengah jalan, rombongan ini tiba-tiba diadang sekelompok orang tak dikenal sebelum tiba di Pesantren Al Baghdadi. Insiden ini disinyalir merupakan penyerangan yang salah sasaran. (Haekal Attar)

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

ADVERTISEMENT BY ANYMIND