Nasional

NU Tak Tunggu Komando untuk Kesejahteraan Rakyat

Senin, 4 Agustus 2025 | 16:55 WIB

NU Tak Tunggu Komando untuk Kesejahteraan Rakyat

Perwakilan 13 pesantren mitra dapur SPPG MBG di Pondok Pesantren Mu’allimin Mu’allimat, Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (2/8/2025). (Foto: istimewa)

Cirebon, NU Online Banten

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengatakan, NU tak pernah menunggu komando untuk ikut serta dalam program strategis pemerintah, terutama yang berkaitan langsung dengan kesejahteraan rakyat.  


"Sejak pemerintah menjalankan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) ini, lingkungan NU dan Pengurus Besar NU tidak menunggu-nunggu apa pun untuk segera berpartisipasi," ujarnya saat meresmikan 13 dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) MBG NU di Pondok Pesantren Mu’allimin Mu’allimat, Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (2/8/2025).


Menurutnya, kecepatan NU dalam menyambut program ini bukan semata bentuk loyalitas kelembagaan terhadap pemerintah, melainkan pengejawantahan tanggung jawab kebangsaan yang telah mengakar kuat dalam tradisi NU sejak berdirinya. "Kita tidak hanya bicara urusan keagamaan atau pesantren, tapi juga agenda strategis bangsa. Semua yang dilakukan NU ini sesungguhnya relevan dengan ketahanan nasional," jelasnya.

 


Dia juga mengingatkan bahwa tanggung jawab NU terhadap negara bukanlah kecil. Sebab, berdasarkan berbagai survei, lebih dari separuh penduduk Indonesia menyatakan dirinya sebagai bagian dari Nahdlatul Ulama. "Kalau separuh dari Indonesia ini ada apa-apa, maka negara pasti ada apa-apa. Maka harus dijamin, separuh ini bisa dijaga kesentosaan dan kesejahteraannya," tegasnya.


Dalam pandangannya, ketahanan nasional tidak hanya bergantung pada kekuatan militer atau persenjataan canggih, tetapi harus dimulai dari kebutuhan dasar rakyat: kesejahteraan dan kecukupan gizi, terutama bagi generasi muda. "Kalau anak-anak gizinya tidak baik, mereka tidak akan punya kekuatan bertahan bila ada ancaman terhadap negara," jelasnya.


Pada tahap awal, PBNU telah mengikutsertakan ratusan lembaga pendidikan NU dalam program ini. "Pada tahap pertama, ada 218 yayasan pesantren dan lembaga pendidikan di lingkungan NU yang sudah masuk dalam proses BGN (Bantuan Gizi Nasional),” imbuhnya.


PBNU menargetkan pembangunan seribu dapur MBG yang tersebar di seluruh Indonesia. Target ini diarahkan untuk melayani lembaga pendidikan di lingkungan NU, termasuk pondok pesantren, madrasah, dan sekolah. "Dari total 26 ribu pesantren besar dan kecil serta lebih dari 10 ribu sekolah dan madrasah NU, terdapat 426 pesantren dengan lebih dari 1.000 santri yang menjadi prioritas utama dalam program ini," ungkapnya.


Gus Yahya berharap program ini akan mempercepat pemenuhan hak dasar anak-anak bangsa, khususnya dalam hal kecukupan gizi. "Kami berharap program ini mempercepat pemenuhan hak dasar anak untuk mendapatkan gizi yang memadai dan berkualitas. Dengan gizi yang baik, kita ingin melahirkan generasi muda yang sehat, cerdas, dan unggul untuk masa depan bangsa," tambahnya, dilansir NU Online.


Dia juga menyebut bahwa NU telah diminta untuk terlibat langsung dalam simpul-simpul strategis negara, termasuk ketahanan pangan dan pertahanan nasional. “Saya bertemu Presiden (Prabowo Subianto) sebulan lalu di Istana. Beliau memberi arahan agar NU menyambungkan diri dengan agenda-agenda pemerintah, termasuk dengan Badan Gizi Nasional, Satgas Ketahanan Pangan, dan Kementerian Koperasi," paparnya.

ADVERTISEMENT BY OPTAD



Anggota Tim Akselerasi SPPG MBG PBNU Gus Ulun Nuha menyampaikan, peresmian 13 dapur kali ini hanyalah awal dari target besar NU untuk membangun 1.000 dapur di seluruh Indonesia, terutama di pesantren-pesantren.



Sejak Februari lalu, PBNU telah bergerak melakukan konsolidasi dan sowan ke pesantren-pesantren besar sebagai pilot project. "Awalnya ide ini sempat ditolak dan dipertanyakan. Tapi alhamdulillah, santri kita makin paham bahwa makan bergizi sekali sehari tidak mengganggu tradisi pondok. Bahkan dapur MBG akan menjadi kekuatan baru pesantren dalam mendidik santri yang sehat dan siap memimpin,” jelasnya.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND



Direktur Sistem Pemenuhan Gizi Nasional Nurzaini menambahkan, pemerintah memberikan kepercayaan penuh kepada NU untuk membangun dapur MBG tanpa pembatasan jumlah. Hal ini berbeda dengan lembaga lain yang hanya diberi kuota terbatas. "NU ini spesial. Untuk TNI saja baru ada 100 dapur, Polri 100, Muhammadiyah sekitar 40. Tapi NU langsung diberi mandat seribu. Kami sampai merinding ketika mendengar komitmen ini,” ucapnya. (M Fathur Rohman)

 


13 Pesantren Mitra MBG yang Diresmikan:
Pondok Pesantren Mu’allimin-Mu’allimat, Babakan, Ciwaringin, Cirebon

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Pondok Pesantren Abu Manshur, Cirebon

Pondok Pesantren Sirajul Mukhlasin 2 Yajri, Magelang

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

Pondok Pesantren Assalafiyah, Mlangi, Jogjakarta

Pondok Pesantren Ma'hadul Muta'allimin, Ngawi

Pondok Pesantren Darussyifa Yaspida, Sukabumi

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

Pondok Pesantren Duta Aswaja, Kudus

Pondok Pesantren Krapyak Yayasan Ali Maksum, Jogjakarta

Yayasan Pendidikan Azzam Abu Haidir Anshor, Labuhan Batu Utara

Yayasan Mukti Khoiriyah, Banyumas

Yayasan Al Musaddadiyah, Garut

ADVERTISEMENT BY ANYMIND