Jatim

Asrorun Niam Terpilih sebagai Ketua Umum Majelis Alumni IPNU

Senin, 4 Agustus 2025 | 15:17 WIB

Asrorun Niam Terpilih sebagai Ketua Umum Majelis Alumni IPNU

Rais ‘Aam PBNU KH Miftachul Akhyar. (Foto: NOJ/ Mokh Faisol)

Bondowoso, NU Online Banten

Majelis Alumni (MA) IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) berganti nakhoda. Asrorun Niam Sholeh terpilih sebagai ketua umum MA IPNU  dalam Sidang Pleno Musyawarah Nasional (Munas) Majelis Alumni IPNU yang diselenggarakan di Bondowoso, Ahad (2/8/2025).


Penetapan Niam sebagai ketua umum dilakukan melalui Sidang Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA) yang beranggotakan sembilan orang. Mereka terdiri atas Hilmi Muhammadiyah (ketua umum demisioner), Asrorun Niam (sekretaris demisioner), Idy Muzayyad (panitia pengarah), Zainut Tauhid (mantan ketua umum IPNU), Abdullah Azwar Anas (mantan ketua umum IPNU), Abdul Aziz (wilayah zona barat), Ahmad Jaelani (wilayah zona tengah), serta Ahmadi (wilayah zona timur).


Sidang AHWA menetapkan Asrorun Niam Sholeh sebagai ketua umum secara musyawarah mufakat. Keputusan ini sejalan dengan pandangan mayoritas peserta dari seluruh wilayah yang mengusulkan Niam sebagai ketua umum.


Dalam sambutannya, Niam menegaskan bahwa pelajar NU memiliki peran penting dalam mengakselerasi terwujudnya Indonesia Emas 2045, khususnya melalui peningkatan akses dan kualitas pendidikan kader sehingga dapat mendorong angka partisipasi pendidikan. Dia menyebut bahwa alumni IPNU tersebar di berbagai medan pengabdian. Ada di birokrasi, jalur politik, hingga yang secara langsung melakukan pendampingan dan pemberdayaan masyarakat di bidang sosial, ekonomi, serta pendidikan. "Kekuatan ini harus disinergikan untuk mengoptimalkan manfaat. Kita harus optimalkan untuk support kader yang sedang berproses di IPNU,” tegasnya melalui rilis yang diterima NU Online, Ahad (3/8/2025).


Selain sekitar 300 peserta, Munas Majelis Alumni IPNU di Bondowoso itu juga dihadiri Rais ’Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftahul Akhyar. Sebelumnya, Kiai Miftach menyebut IPNU sebagai dapur ulama yang memiliki peran penting di tubuh NU, khususnya dalam kaderisasi dan penguatan ideologi Ahlussunnah wal Jamaah. “IPNU ini adalah dapur ulama. Di sini kader-kader NU diracik, diolah, dimasak, lalu disajikan kepada umat dan bangsa. Ini bukan sekadar organisasi pelajar, tapi tempat lahirnya generasi yang memegang ilmu dan nilai keaswajaan,” ujarnya saat saat menghadiri Pembukaan Munas MA IPNU di Pendopo Kabupaten Bondowoso, Sabtu (2/8/2025), dikutip NU Online Jatim.


Kiai Miftach juga menyinggung dinamika sejarah IPNU yang sempat berganti nama menjadi Ikatan Putra Nahdlatul Ulama pada 1988, namun kembali menggunakan identitas awal sebagai Ikatan Pelajar NU pada 2003. “Ini seperti kisah Ashabul Kahfi. Pernah tertidur sejenak, lalu bangkit kembali membawa cahaya perjuangan,” jelasnya.


Pengasuh Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya itu kemudian memperkenalkan gagasan Grand Desain 5.0 sebagai arah baru dalam membangun kekuatan kaderisasi NU berbasis pelajar. Lima elemen utama dalam gagasan ini meliputi grand idea, grand design, grand strategy, grand control, dan grand sami’na wa atha’na. “Sami’na wa atha’na itu hari ini kadarnya menurun. Harus dibangkitkan kembali. Kader IPNU tidak cukup hanya pintar, tapi juga harus bener secara akhlak dan spiritual,” pesannya. (Mokhamad Faisol)