Soal Bentrok Massa di Bitung, Ini Instruksi Ketum PBNU kepada Kader NU
Selasa, 28 November 2023 | 01:25 WIB
Tangerang Selatan, NU Online Banten
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) angkat bicara terkait insiden bentrok massa aksi bela Palestina dengan kelompok lain di Bitung, Sulawesi Utara, Sabtu (25/11/2023) sore. Bentrokan tersebut disesalkan apalagi sampai jatuh korban. Ketua Umum (Ketum) PBNU KH Yahya Cholil Staquf menyampaikan keprihatinannya.
”Kita minta sungguh-sungguh supaya masyarakat, tidak membawa isu tentang konflik di Palestina ke isu pertentangan agama. Jangan sampai itu. Dan, tidak sepatutnya itu dilakukan,’’ ujarnya kepada wartawan di sela-sela R20 International Summit of Religious Authorities (ISORA) di Park Hyatt, Jakarta, Senin (27/11/2023).
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Bahkan, imbuh kakak dari Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas itu, semua pihak hendaknya berkonsolidasi, semua agama, dari agama mana pun.’’Walau kita semua, saya bisa mengerti kita punya kecenderungan emosional sintemen kepada pihak ini, pihak itu. Tapi, mari kita konsentrasikan seluruh daya dan upaya kita untuk mencari jalan keluar,’’ tegas keponakan dari KH Mustofa Bisri Rembang, Jawa Tengah, tersebut.
Jadi, lanjut cucu dari ulama asal Rembang, Jawa Tengah, KH Bisri Mustofa, itu, bukan sekadar iku-ikutan marah yang nantinya tidak ada jalan keluar orang yang menderita, yang mati dari pihak mana pun.’’(Sekali lagi) Mari kita berkonsentrasi, berkonsolidasi untuk mencari jalan keluar. Saya minta dengan sungguh kepada masyarakat, khususnya di Bitung, untuk menghentikan itu. Tidak ada gunanya. Sama sekali tidak ada gunanya. Tidak menolong siapa-siapa, hanya menyakiti diri sendiri, hanya memperluas masalah,’’ ungkap pria kelahiran Februari 1966 itu dikutip dari akun resmi YouTube NU Online.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Gus Yahya—sapaan akrab KH Yahya Cholil Staquf—mengambil langkah dengan menginstruksikan kepada warga NU, kader-kader NU, khususnya di Sulawesi Utara agar berperan aktif dalam meredakan ketegangan yang terjadi. ’’Merajut dialog di antara kelompok-kelompok yang ada supaya terjalin hubungan yang harmonis seperti sebelumnya, seperti yang kita nikmati selama ini. Kita sangat membutuhkan itu,’’ pungkas kiai yang pernah menimba ilmu di Pondok Pesantren Krapyak, Jogjakarta, tersebut. (M Izzul Mutho)
ADVERTISEMENT BY OPTAD
ADVERTISEMENT BY ANYMIND