Tangerang Selatan, NU Online Banten
Rahmat Kuncoro. Itulah nama pria kelahiran Randublatung, Blora, Jawa Tengah, 8 Mei 1967 tersebut. Saat ini, istilahnya dia sudah tinggal duduk manis, menikmati buah usahanya. Perjalanan tentunya tak semudah membalikkan telapak tangan.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Pilihan usaha yang ditekuni adalah cat kendaraan. Keputusan itu tak lepas dari cerita masa lalunya. ’’Ketika saya lulus sekolah pada 1990an, dari Blora diajak Pak Lek (paman) bekerja di bengkel cat mobil di daerah Haji Nawi, Jakarta Selatan. Memang saya fokus dari awal kerja di toko cat mobil. Dari situ mulai belajar nama-nama cat, cara ngoplos cat, dan jualan aksesori. Dan ilmu itu yang jadi bekal untuk fokus dalam usaha saat ini,’’ ungkap pria yang saat ini juga jualan aksesori mobil itu.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Baginya, kerja harus fokus agar pengalaman dan ilmunya berkembang. Juga menguasai bidang pekerjaan yang dijalani. ’’Harus ditekuni agar menghasilkan,’’ tambahnya.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Ya, suami dari Surtiyah mulai usaha pada 2004. ’’Saya buka toko cat kecil-kecilan, ngontrak di daerah Ciputat Timur, dekat pertigaan Kompas. Dulu sempat pindah-pindah ngontrak sana, ngontrak sini,’’ ujar bapak dari Aisyah Kunti Weni, Aida Anggraeni, dan Senno Adjie Pamungkas, kepada NU Online Banten, Selasa (30/5/2023).
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Terkait modal, lanjutnya, jumlahnya relatif. Hanya, ketika itu, Rahmat punya modal Rp 11 juta. ’’Dulu memulainya di kontrakan, bukan di ruko. Belum berani saya ngontrak ruko atau kios pinggir jalan. Masih di kontrakan di dalam perumahan. Ketika merasa sudah punya costumer lumayan, baru ngontrak kios atau ruko di pinggir jalan di dekat pertigaan Kompas, Ciputat Timur,’’ terangnya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Dalam rekaman di benaknya, lanjutnya bercerita, saat awal usaha, untuk mendapatkan customer dengan cara membuat brosur yang dibagikan keliling-keliling.’’Dari bengkel ke bengkel memperkenalkan diri,’’ imbuhnya. Menurutnya, itu dilakukan agar orang pada kenal dan datang kemudian berkenan jadi pelanggan.
Ketelatenan dan kesungguhannya menjalani usaha berbuah. Menurutnya, saat ini sudah tidak ngontrak lagi dan toko catnya merupakan kepunyaan sendiri.’’Alhamdulillah. Nama Toko Dwi Warna Abadi di Jl WR Supratman No 6, Rengas, Ciputat Timur, Tangerang Selatan,’’ imbuhnya sembari tersenyum.
Modalnya, diakui Rahmat sudah balik. Dia masih ingat, dua tahun usahanya berjalan sudah balik modal.’’Asal giat, kerja keras dengan kesungguhan usaha, apa pun akan menghasilkan tentunya,’’ terang bendahara Ranting Nahdlatul Ulama Sawah, Ciputat, itu.
Terkait omzet, per bulan rata-rata Rp 20 juta. Angka tersebut belum dipotong gaji.’’Untuk karyawan yang ada di toko utama sekitar 8 orang dan bayar lain-lainnya. Saya bersyukur bisa mempekerjakan orang,’’ imbuh bapak 3 anak itu.
Mengenakan baju warna putih, pria yang membiarkan kumis dan jenggotnya tumbuh itu melanjutkan, dirinya harus bersyukur dengan apa yang telah dilakoninya hingga kini. Apalagi, dia telah ekspansi dengan membuka cabang di sejumlah tempat.
Di antaranya toko cat mobil di Kedaung, Pamulang, Tangerang Selatan. Juga di Kota Pemalang dan Kabupaten Pemalang.’’Saya ajarkan adik-adik dan saudara-saudara. Saya buka usaha cat mobil agar mereka punya usaha dan bisa mandiri,’’ imbuhnya.
Ke depan, dia berharap, usahanya bisa terus berkembang dan dilanjutkan oleh anak-anaknya.’’Dari sekarang saya ajarkan dan didik di usaha cat mobil ini. Jadi ketika sudah tidak ada saya, anak-anak dapat mandiri,’’ tambahnya.
Kepada warga NU apabila usahanya menjadi inspirasi, dia siap berbagi pengalaman.’’Kalau ada yang mau belajar buka usaha cat mobil ini, saya siap ajarkan dengan senang hati,’’ pungkasnya.
Pewarta: Ade Adiyansah
ADVERTISEMENT BY ANYMIND