PERMAINAN sepak bola tak ayal adalah permainan fisik penuh sportivitas yang paling menyita perhatian publik. Berbagai turnamen dihelat dari tingkat RT hingga tingkat nasional. Apalagi menjelang peringatan kemerdekaan Indonesia. Liga persepakbolaan juga menjamur di belahan dunia disertai klub-klub besar dengan transaksi miliaran dolar rupiah.
Sejatinya, apa makna di balik permainan si kulit bundar ini?
Baca Juga
Miskin tapi Sombong
Para suporter dan penikmat permainan sepak bola, tentu paham bahwa makna filosofis dari permainan yang konon berasal dari Inggris, di mana David Beckham lahir, adalah team work (kerja kelompok). Dalam dunia serba ketergantungan seperti zaman now, di mana seorang individu tidak akan dapat sukses meraih cita-cita, tanpa harus berinteraksi dengan komponen-komponen penyangga lainnya, maka diperlukan sebuah kerja bersama.
Seorang ketua umum, tidak akan berhasil menjalankan program-programnya, jika tidak dibantu oleh sekretaris dan bendahara, serta seksi-seksi lainnya. Seorang kepala sekolah hanya dapat merealisasikan visi ‘kesekolahannya’ jika ia dapat menggerakkan dan dibantu oleh perangkat-perangkat di bawah naungannya.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Seorang country director, tidak akan maksimal dalam menemukan terobosan inovasi baru, di tengah persaingan pasar bebas, free market terhadap para kompetitor-kompetitornya, tanpa diberikan saran, input, dan ide segar dari para direktur-direktur lainnya.
Dalam skala mikro, seorang suami, bagaimana pun garangnya di atas panggung, baik panggung lokal, regional, maupun internasional, akan kaku lidahnya ketika menyampaikan opening speech, jika tidak mendapatkan support dari keluarga kecilnya, terutama coach superprotektif, posesifnya, yakni sang istri tercintanya.
Baca Juga
Rezeki Tertakar Tak Tertukar
Ilustrasi-ilustrasi di atas dapat diqiyaskan ketika para pemain sepak bola beradu tanding di lapangan hijau. Seorang striker andal dengan gol-gol yang membius para pencinta bola, baik di posisi penyerang tengah (center forward), penyerang bayangan (second striker), atau penyerang sayap (wing forward), yang sering mendapatkan julukan man of the match haruslah mendapatkan umpan, baik umpan pendek, maupun umpan lambung, dari para pemain lainnya, bisa saja dari pemain yang berposisi sebagai gelandang bertahan (defensive midfielder), gelandang serang (attacking midfielder) atau pun, pemain sayap (winger).
Begitu juga para pemain yang berposisi bek, baik bek tengah (center back), bek tepi (full back), dan bek sayap (wing back) yang sering mendapatkan umpan dari penjaga gawang, yang kemudian dengan manuver kaki terampilnya, diumpankan bola ke depan lapangan menuju antarkaki para pemain dari berbagai lini, hingga menghasilkan gol cantik, fenomenal, dan membius para penonton.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Sari patinya adalah, bahwa kerja bersama dengan mengetahui tupoksi masing-masing, bak laras dalam sebuah langgam keroncong, menuju tujuan bersama adalah keharusan untuk mencapai kemenangan dalam sebuah perkumpulan sosial. A win for all! Sebuah kemenangan untuk semua. Wallahu a’lamu bisshawab.
Baca Juga
Menyalakan Obor Kemerdekaan
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Kiai Hadi Susiono Panduk, Kolumnis Muslim; Wakil Rais Syuriyah PCNU Lebak; Pengurus MUI Kabupaten Lebak; dan Dewan Pakar ICMI Orwil Banten; Alumnus Pondok Pesantren Al-Khoirot, Sabilillah, dan Gondang Legi Malang; MA Nahdlatul Muslimin Kudus; serta Universitas Diponegoro Semarang
ADVERTISEMENT BY ANYMIND