• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Minggu, 19 Mei 2024

Banten Raya

Bahaya KBGO dan Antisipasi Pelecehan Seksual di Dunia Maya

Bahaya KBGO dan Antisipasi Pelecehan Seksual di Dunia Maya
Influencer Kalis Mardiasih. (NUOB/Arfan)
Influencer Kalis Mardiasih. (NUOB/Arfan)

Kota Tangerang, NU Online Banten

Influencer Media Sosial Kalis Mardiasih menyampaikan, perkembangan teknologi yang pesat memiliki ancaman Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO). Fenomena kekerasan yang difasilitasi oleh teknologi dan internet. Sama seperti kekerasan berbasis gender di dunia nyata, tindak kekerasan tersebut memiliki niatan atau maksud melecehkan korban berdasarkan gender atau seksual.

 

"Kata kunci untuk tindakan kekerasan adalah ancaman, paksaan, serangan, atau semua bentuk tindakan yang mengakibatkan rasa takut, tidak nyaman, dan berdampak kerugian psikis dan fisik korban," terang Kalis.

 

Kalis menuturkan, Indonesia sebagai konektivitas internet yang tinggi. Hampir 92 persen anak berusia 12-17 tahun telah menggunakan internet dan gadget. Dalam satu tahun terakhir, pada angka 11 persen, mereka berkenalan dengan seseorang melalui daring.

 

"Hampir semua anak-anak menemukan konten seksual secara daring, baik itu iklan, aplikasi, dan media sosial, itu ancaman untuk anak-anak dibawah umur," katanya pada saat Talkshow Parenting dan Kesehatan Mental di Gedung MUI Kota Tangerang, Jumat (2/6/2023).

 

Menurut Kalis, pada tahun 2021 merujuk data SAFEnet, tercatat ada 667 aduan mengenai kasus KBGO. Modus yang dilakukan seperti intimidasi, grooming, hingga fitnah kepada korban. Oleh karenanya pelaku KBGO perlu diwaspadai dengan sangat hati-hati.

 

"Pelecehan seksual online adalah serangan terhadap tubuh, seksualitas dan identitas gender seseorang menggunakan kata, gambar atau video dalam platform digital dengan tujuan merendahkan orang lain," ujar Kalis.

 

Lebih lanjut, Kalis mengatakan dampak dari KBGO yang sering dialami oleh korban atau penyintas. Mereka mengalami kerugian secara psikologis. Depresi, kecemasan, hingga memiliki niat untuk melakukan bunuh diri. Selain itu, penyintas juga akan mengalami keterasingan dalam lingkungan sosial.

 

"Penyitas menarik diri dari kehidupan publik. hal ini berlaku untuk wanita yang foto atau videonya didistribusikan tanpa persetujuan mereka yang merasa dipermalukan dan diejek di depan umum ," ungkap Kalis

 

Kendati demikian, Kalis menerangkan cara menghindari KBGO pada keluarga dengan pengasuhan sehat. Mengajari anak dengan konsep menjaga tubuh digital sebagaimana dalam kehidupan nyata. Selain itu juga melakukan perlindungan privasi dunia maya. 

 

"Dalam ranah online, melindungi privasi berarti melindungi data pribadi, terlebih data sensitif, dari siapa pun yang bisa mengakses informasi tersebut, baik secara online maupun offline," tandasnya

 

Pewarta: Arfan


Banten Raya Terbaru