• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Rabu, 24 April 2024

Banten Raya

Demografi Toleransi Rendah Di Kota Cilegon, Nukman: Ansor Hadir Sebagai Jawaban Dari Intoleransi

Demografi Toleransi Rendah Di Kota Cilegon, Nukman: Ansor Hadir Sebagai Jawaban Dari Intoleransi
Gus Nukman (Foto: Tufiq)
Gus Nukman (Foto: Tufiq)

Kota Cilegon, NU Online Banten

Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat membuat segala kabar dapat sampai ke tangan-tangan pengguna gawai dalam hitungan menit. Maka dari itu PAC GP Ansor Kota Cilegon berharap pada kepeminpinan Gus Yahya sebagai Ketua Umum PBNU terpilih periode 2021-2026 mampu mendorong warga Nahdliyin untuk aktif terlibat dalam barisan menghalau gerakan massif kelompok intoleran, khususnya di Kota Cilegon (29/12/21).

 

Selain itu, Ketua PAC GP Ansor Kecamatan Cilegon, Gus Nukman menjelaskan, perkembangan informasi dan tekhnologi dapat memberikan dua dampak yaitu positif dan negatif bagi pengguna sosial media. Apalagi jika dikaitkan dengan persoalan dan isu-isu agama yang sudah menyatu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

 

Gus Nukman juga menyampaikan agar warga Nahdliyin khususnya, bijak bermedia sosial karena tidak semua informasi di media sosial dapat ditelan mentah-mentah, jelasnya.

 

Sikap intoleransi yang menyasar topik dan isu keagamaan yang beredar baru-baru ini di Kota Cilegon menimbulkan dinamika di masyarakat. Seperti pada tahun 2018 yang lalu muncul penolakan Gereja Baptis Indonesia, di Jalan Rembang Raya, Kecamatan Citangkil, oleh beberapa ormas di Kota Cilegon.

 

Penolakan tersebut tentunya berkaitan erat dengan pemenuhan hak kebebasan beragama dan beribadah bagi setiap penduduk Kota Cilegon. Meski masyarakat Cilegon mayoritas muslim, namun kebebasan untuk beribadah bagi pemeluk agama lain harus menjadi isu utama dan menjadi perhatian Bersama.

 

Secara demografis terdapat lima agama yang dianut oleh masyarakat Kota Cilegon. Presentase sebaran jumlah pemeluk lima agami di Kota Cilegon yaitu Islam 97%, Katolik 0,77%, Protestan 0,84% Hindu 0,26 %dan Budha 0,16%. Namun demikian Kota Cilegon menjadi salah satu kota dengan indeks terendah dalam hal toleransi.

 

Jumlah tersebut menunujukkan bahwa demografi penduduk berdasarkan agama di Kota Cilegon relatif homogen dengan mayoritas penduduk muslim. Hal ini menjadi tantangan dan juga kesempatan bagi warga muslin Kota Cilegon untuk menciptakan keharmonisan antar umar beragama.

 

"Keragaman Indonesia adalah warisan leluhur orang tua kita semua. Maka dari itu PAC GP Ansor Kota Cilegon berharap dalam kepemimpinan Gus Yahya mampu memberikan semangat positif pagi warga Nadliyin untuk saling menghormati dan menjaga kerukunan di atas perbedaan ras, suku, dan agama meningat peran Gus Yahya yang sudah mendunia sebagai salah satu aktor penjaga perdamaian di kancah internasional". Ujar Nukman.

 

Dalam pidato Gus Yahya ketika terpilih sebagai Ketua Umum PBNU menegaskan akan mengembalikkan khittah NU sebagai bagian dari masyarakat sipil pendukung keragaman di Indonesia. Bukan saja di tingkat Nasional, harapannya NU juga turut memainkan peran di dunia Internasional. Seperti ketika peran NU di bawah kepemimpinan KH. Said Aqil Siraj yang menjadi ormas percontohan dalam menyangga keragaman dan kerukunan. Tentu nilai dan langkah positif itu akan dilanjutkan dalam kepeminpinan Gus Yahya.

 

Usai terselenggaranya Muktamar Nahdlatul Ulama ke-34 di Lampung, warga NU dan Ansor Kota Cilegon yang selama ini aktif berupaya meredam intoleransi dapat terus terjaga dengan mencontoh peran Gus Yahya sebagai individu yang aktif menyuarakan keharmonisan antar umat beragama. Hal ini bertujuan agar sesama umat beragama dapat beribadah dengan tenang dan aman, serta menyadari besarnya bangsa Indonesia dimata dunia. Pungkas Nukman.

 

Kontributor: Taufik
Editor: E. Ova Shofwatul Ummah


Banten Raya Terbaru