Diminta Berprasangka Buruk, Hadits Ini Dipilih Pendiri NU Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari
Rabu, 6 November 2024 | 10:18 WIB
Tangerang Selatan, NU Online Banten
Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tangerang Selatan Kiai Muhammad Hanifuddin mengatakan, Islam mengajarkan agar selalu menjaga diri dari orang yang belum dikenal atau tidak diketahui.’’Disarankan untuk hati-hati,’’ ujarnya saat ngaji Kitab Syarhun Lathifun ‘ala Arbain Haditsan Tata'allaq bi Mabadi' Jamiyyah Nahdatil Ulama di Lantai 2 Graha Aswaja NU Tangerang Selatan (Tangsel), Ciputat, Tangsel, Selasa (5/11/2024) malam.
Pria asal Sragen, Jawa Tengah, yang juga dosen di Pondok Pesantren Darus-Sunnah Ciputat menyampaikan hal tersebut saat membahas hadist ke-19 yang dimuat dalam salah satu karya pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, Arbain Haditsan Tata'allaq bi Mabadi' Jamiyyah Nahdatil Ulama. Bunyi hadits dari Sahabat Anas bin Malik yang diriwayatkan Imam Thabrani adalah ihtarisu minannasi bisuidhanni. ’’Hadits ini khusus bagi orang yang jelek, orang yang tidak diketahui kondisi keagamaannya. Terkait itu, kita diminta hati-hati, menjaga diri dengan cara suuddhan, berprasangka buruk,’’ terang pria yang pernah menimba ilmu di Pondok Pesantren Ringinagung, Kediri, Jawa Timur, itu.
Dalam syarah, lanjut pria berkacamata yang mengenakan baju lengan panjang warna putih itu, penggede tabiin, Imam Mutthorif mengatakan, disampaikan bahwa tidak percaya kepada tiap orang itu lebih selamat.’’Menyitir hadits marfu’ dari Ibnu Asakir dan Ibnu Abbas yang artinya, barang siapa yang husnuddhan (prasangka baik) terus, maka banyak kecewanya,’’ tambah pria yang hobi wayang itu.
Hadits tersebut tidak bertentangan dengan sebelumnya, yang isinya agar menjauhi prasangka buruk. Hadits sebelumnya melihat orang yang jelas kebaikannya, baik pribadinya, dan amanah. ’’Sedangkan hadits di bagian ini kepada orang yang tidak diketahui, atau jelas kebohongannya, menipu, ingkar janji, dan khianat,’’ terangnya.
Ditambahkan, hadits ini dipilih Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, barangkali memberi isyarat, agar warga Nahdlatul Ulama (NU), terutama pengurusnya, menjaga organisasi dari orang yang jahat.’’Orang yang belum atau tidak diketahui siapa orang tersebut. Hadits tersebut mengandung pesan, jangan percaya kepada semua orang. Jangan percaya kepada orang yang tidak suka pada kita. Oleh karena itu, hendaknya tahu, kapan menggunakan prasangka baik, kapan menerapkan prasangka buruk,’’ jelasnya.
Sekadar diketahui, ngaji kitab rutin ini digelar setiap Selasa malam. Satu rangkaian dengan istighotsah dan pembacaan Shalawat Nariyah yang malam itu dipimpin Kiai Muntasir dari Lembaga Dakwah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Tangsel.
Perlu diketahui juga, Arbain Haditsan Tata'allaq bi Mabadi' Jamiyyah Nahdatil Ulama merupakan karya Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, pendiri NU. Kitab Mbah Hasyim—sapaan Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari—yang berkenaan dengan berdirinya Jam’iyyah NU itu, memiliki kekhasan. Kitab tersebut dilampirkan bersamaan dengan Mukaddimah Qanun Asasi Nahdatul Ulama yang berkaitan erat (tata'allaq) dengan berdirinya NU.
Arbain Haditsan Mbah Hasyim ini dimulai dengan pesan kebaikan, bagaimana esensi agama, lalu bagaimana pula jika agama diserahkan kepada mereka yang bukan ahlinya. Redaksi yang ditulis oleh Mbah Hasyim dalam Arbain Haditsan tidak melulu dari Shahih Al-Bukhari, Shahih Muslim saja, akan tetapi juga dari Tabrani, Abi Dawud hingga kutipan dari Abu Nuaim Al-Asfahani, yang masih relevan hingga sekarang. Artinya, ada unsur continuity (keberlangsungan) di situ. Dari sinilah keistimewaan sosok Mbah Hasyim mampu meletakkan 40 hadits pilihan sebagai pondasi Jam'iyyah Nahdatul Ulama.
Sedangkan Syarhun Lathifun merupakan syarah atas Arbain Haditsan yang ditulis oleh Khoiruddin Habziz, santri dan pengurus Ma’had Aly Situbondo, Jawa Timur. Kitab dengan tebal 124 halaman tersebut diberi pengantar oleh Wakil Rais ’Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Afifuddin Muhajir, yang juga mengajar di Ma’had Aly Situbondo. (Mutho)
Terpopuler
1
Perang Iran-Israel, PBNU Desak Genjatan Senjata Segera
2
AKN NU Membangun Kader dengan Jiwa Petarung
3
Jadi Kader IPNU-IPPNU Butuh Semangat dan Istiqamah
4
Sopian Terpilih sebagai Ketua PAC Ansor Banjarsari, Baehaqi Jadi Nakhoda Malingping
5
AKN NU sebagai Ikhtiar Lahirkan Pemimpin NU Masa Depan
6
Kader Fatayat Diharap Konsisten Semangat
Terkini
Lihat Semua