IPNU-IPPNU Kota Tangerang Bentuk Satgas-Pentungan untuk Tekan Angka Kasus Bullying
Senin, 25 November 2024 | 12:55 WIB
Kota Tangerang, NU Online Banten
Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kota Tangerang meluncurkan program Satgas-Pentungan (Satuan tugas Penggerak Anti Perundungan) untuk menekan angka bullying di lingkungan sekolah di Kota Tangerang.
Ketua PC IPNU Kota Tangerang Ariq Hasanudin menyampaikan, Satgas-Pentungan ini dibentuk sebagai upaya pelajar NU untuk menjadi penggerak anti perundungan atau bullying. Kader yang tergabung dalam satgas ini dibentuk setelah mengikuti training of facilitator (TOF) pada program pencegahan perundungan.
"Satgas ini dibentuk setelah mengikuti TOF selama dua kali pelaksanaan, yang terdiri dari beberapa pengurus PAC atas proses screening sesuai kapasitas yang telah dilatih," ungkap Ariq, di Graha Santri, Minggu, (24/11/2024) malam.
Ia menyatakan, IPNU - IPPNU Kota Tangerang memiliki perhatian pada dunia pendidikan, terutama kepada pelajar. Lingkungan pendidikan, kata dia, harus diciptakan dengan kondisi yang nyaman dan aman untuk pelajar yang menimba ilmu. Sehingga para siswa bisa terhindar dari kasus perundungan.
"Kami mencoba hadir menekan angka perundungan yang tinggi. Mengkampanyekan sekolah bebas bullying, sehingga terhindar dari kecemasan dalam bersekolah," ujar Ariq.
Ariq berharap, Satgas-Pentungan ini bisa menjadi fasilitator dan edukator untuk sekolah-sekolah yang ada di Kota Tangerang dalam mengkampanyekan anti perundungan. Menurut Ariq, bullying atau perundungan bukanlah soal yang sepele.
"Siswa yang mengalami perundungan, bisa memiliki trauma psikologis, perlu waktu untuk mengobati luka bagi korban yang mengalami perundungan, semua pihak berperan, disitulah IPNU dan IPPNU hadir," tegas Ariq.
Sementara, Dosen STAI Binamadani Badrus Samsul Fata mengungkapkan, output desain program pencegahan perundungan, salah satunya menjadikan kader IPNU-IPPNU penggerak anti bullying di lingkungan pendidikan. Sehingga bisa memaksimalkan peran untuk menekan angka kasus bullying yang kian mencemaskan.
"Program ini untuk penguatan kapasitas IPNU dan IPPNU. Outputnya menjadi penggerak anti perundungan di sekolah-sekolah," ungkap Badrus.
Menurut Badrus, IPNU-IPPNU memiliki peran di sekolah dalam membangun generasi emas Indonesia. Membentuk tunas-tunas yang berwawasan inklusif. Serta moderat dalam menghadapi tantangan zaman. Ditengah derasnya arus kemajuan teknologi yang perlu diimbangi.
"IPNU-IPPNU salah satu katalisator generasi Indonesia, perannya cukup penting untuk menjawab tantangan zaman, khususnya di Kota Tangerang," pungkas Deputi Director Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) ini.
Badrus berharap, setelah TOF Program Pencegahan Perundungan ini IPNU-IPPNU Kota Tangerang bisa bergerak mengkampanyekan Sekolah Anti Perundungan. Sebab, mengedukasi isu ini bukanlah peran pelajar saja. Tetapi semua unsur terlibat dalam mencegah kasus bullying yang terjadi di sekolah.
"Semua pihak memiliki tanggungjawab dalam menekan angka bullying. Edukasi kepada masyarakat tidak boleh berhenti, harus dilakukan dengan berkesinambungan," ujar Badrus.
Kendati demikian, Dosen STIT Al Amin Ari Hardianto menjelaskan, bahwa IPNU-IPPNU bisa menjadi salah satu elemen Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK). Karena memiliki peran untuk mencegah dan menangani kasus kekerasan di lingkungan pendidikan, termasuk perundungan (Bullying).
"TPPK biasanya bertugas untuk memastikan bahwa perundungan dapat diidentifikasi, dicegah, dan diselesaikan dengan cara yang tepat, sesuai dengan peraturan atau kebijakan yang berlaku, disitulah pelajar NU berperan," terangnya.
Ari berkeyakinan, IPNU-IPPNU di Kota Tangerang bisa memberi edukasi kepada segenap komunitas pendidikan hingga masyarakat. Seperti pelajar, guru, sekolah, bahkan wali murid. Dalam mengkampanyekan anti perundungan di sekolah. "Kampanye anti bullying perlu kolaborasi banyak pihak," pungkas Ari.
Pria jebolan UIN Jakarta ini mengingatkan, berdasarkan Permendikbudristek No. 46 Tahun 2023, pembentukan TPPK menjadi bagian dari komitmen untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan bebas dari kekerasan. Karena perundungan bukan hanya soal pencegahan, tapi juga penanganan, evaluasi dan pendampingan korban.
"Pencegahan bukan hanya soal edukasi, tapi juga merespons laporan perundungan dengan langkah-langkah yang adil. Kemudian bagaimana soal bantuan psikologis atau konseling kepada korban dan pelaku," tandasnya.
Setelah dibentuk, Satgas-Pentungan ini akan melakukan sosialisasi dan kampanye anti perundungan ke sekolah-sekolah se-kota Tangerang. Baik itu sekolah negeri, ataupun sekolah swasta. Sebagai bentuk menekan angka bullying di lingkungan pendidikan, khususnya di Kota Tangerang.
Terpopuler
1
Target Desember 2025 Selesai, Pembangunan Gedung Kampus oleh PWNU Banten Dilanjutkan
2
Rencana Presiden Prabowo Hapus Kuota Impor Bisa Rusak Produk Petani Lokal
3
Kedaulatan Pangan Terwujud jika Kebijakan Berpihak Petani
4
Khutbah Jumat: Substansi Tradisi Halalbihalal
5
Ketum PBNU: Kerja Sama Multilateral Antarnegara Jadi Upaya Memerdekakan Palestina
6
Jaga dan Pelihara Keberkahan Tanah Borneo
Terkini
Lihat Semua