• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Jumat, 3 Mei 2024

Banten Raya

Ketika MTsN 6 Pandeglang Memanfaatkan Sampah Jadi Ecobrick

Ketika MTsN 6 Pandeglang Memanfaatkan Sampah Jadi Ecobrick
Sampah plastik di tangan pelajar MTsN 6 Pandeglang diubah menjadi sesuatu yang estetik dan menarik seperti spot landmark. (ist)
Sampah plastik di tangan pelajar MTsN 6 Pandeglang diubah menjadi sesuatu yang estetik dan menarik seperti spot landmark. (ist)

Tangerang Selatan, NU Online Banten

Sampah plastik bisa disulap menjadi sesuatu yang menarik. Itulah yang dilakukan para pelajar Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 6 Pandeglang, Banten. Mereka memanfaatkan sampah plastik menjadi sesuatu yang estetik dan menarik yakni menjadi sebuah spot landmark bertuliskan MTsN 6 Pandeglang.

 


Kepala MTsN 6 Pandeglang Syahid dalam keterangannya menyampaikan bahwa pengolaan sampah menjadi ecobrick merupakan rangkaian kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin (P2RA) bertema gaya hidup berkelanjutan yang memanfaatkan sampah menjadi ecobricks.

 


’’Jadi ecobrick ini merupakan salah satu rangkaian program kami di madrasah dalam pengimplementasian P5 & P2RA. Terhitung mulai tahun ini madrasah kami sudah menerapkan Kurikulum Merdeka,’’ tutur kandidat doktor bidang pendidikan tersebut dalam rilis yang diterima NUOB, Rabu (25/101/2023).

 


Pengelolaan sampah plastik menjadi ecobrick, lanjutnya adalah upaya sekaligus solusi yang diwujudkan oleh MTsN 6 Pandeglang untuk mengurangi sampah pelastik terutama yang berada di lingkungan MTsN 6 Pandeglang.


 


Ecobrick merupakan sebuah inovasi visioner yang dikembangkan sebagai solusi pengolahan limbah plastik. Diambil dari dua kata pembentuknya, eco dan brick, secara sederhana didefinisikan sebagai bata ramah lingkungan.

 


Wakil Kepala Bidang Kurikulum Riesto Atantio Fajri menambahkan, pengolahan sampah plastik menjadi ecobrick ini sebagai upaya meningkatkan kesadaran kepedulian peserta didik dan seluruh warga madrasah terhadap bahaya pencemaran sampah, terutama di lingkungan madrasah.

 


’’Semoga dengan kegiatan ini membuat warga madrasah menjadi lebih peduli terhadap lingkungan dan mampu melakukan inisiatif pengolahan sampah secara mandiri dan ditularkan ke masyarakat secara luas, khususnya di Kecamatan Cikeusik,’’ pungkas Riesto. (*)


Banten Raya Terbaru