Ketua Karteker PWNU Banten: Simbol NU Dilarang Dibawa ke Ranah Politik Praktis
Kamis, 10 Oktober 2024 | 19:05 WIB
Kota Tangerang, NU Online Banten
Ketua Karteker Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Banten KH Lukman Khakim, menegaskan bahwa hari ini penegakan khittah NU sangat mutlak. NU atau badan otonomnya, dilarang membawa identitas kedalaman ranah politik praktis.
"Di NU hari ini penegakan khittah mutlak. NU tidak boleh dibawa ke ranah politik. Tidak boleh bawa institusi, apalagi dukung di kantor sekretariat," tegasnya, saat Rapat Koordinasi PCNU Kota Tangerang, di Kantor MUI Ciledug, Kamis (10/10/2024) sore.
Kiai Lukman menuturkan, bahwa NU pada prinsipnya adalah merangkul semua golongan. Tetapi, setiap prosesnya sangat dilarang jika membawa identitas, bendera NU atau badan otonom sekalipun. Maka dari itu, setiap pengurus akan dipantau secara serius dan penegakan aturan tidak akan main-main.
"Bahwa NU prinsipnya merangkul semua, tapi simbol NU tidak boleh dibawa ke ranah politik praktis. Penegakan aturan itu tidak main-main, maka setiap proses kontestasi akan dipantau," ungkapnya.
Soal kontestasi politik, kata Kiai Lukman, sikap politik NU merujuk pada hasil keputusan Muktamar NU Situbondo. Serta berpedoman pada Sembilan Pedoman Berpolitik Warga NU hasil keputusan Muktamar NU Krapyak.
"Kita tidak boleh bawa bendera NU, tidak boleh kampanye di kantor sekretariat, ini berlaku untuk Lembaga NU beserta banomnya. Setiap proses harus dilakukan dengan baik, NU tidak boleh jadi korban," tambah Kiai Lukman.
Lebih lanjut, Kiai Lukman menyampaikan, PBNU hari ini sedang membangun tata kelola manajemen organisasi yang baik. Saat ini, kata Kiai Lukman, semua hal sudah diatur di dalam Peraturan Perkumpulan (Perkum). Sehingga membangun kepengurusan yang baik.
"Dalam konteks organisasi, titik kelemahan kita adalah soal manajemen administrasi, sekarang diterbitkan melalui Perkum, semua tatakelola lengkap diatur dalam Perkum," ujar Kiai Lukman.
Kedepan, Kiai Lukman berpesan kepada pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) untuk membangun kaderisasi yang ketat. Sebab, seleksi pengurus yang baik dan utama adalah dari proses seleksi kaderisasi. Guna memiliki pemimpin NU yang berintegritas dan bertanggung jawab.
"Sisi khidmahnya, kepengurusan membangun semangat dan ada rasa memiliki. Ketika kepengurusan seseorang hanya ditunjuk, tanggung jawabnya seadanya, tidak punya etos, dan tidak memacu organisasi," terang kiai Lukman.
"Berkhidmat di NU itu ada barokah. Yakin, bahwa, bismillah berjuang di NU ada barokah. Saya berharap, kader-kader NU di Kota Tangerang sangat mumpuni, tinggal istikomahnya," imbuh Demisioner Ketua GP Ansor Kota Tangerang periode pertama ini.
Terpopuler
1
Perang Iran-Israel, PBNU Desak Genjatan Senjata Segera
2
AKN NU Membangun Kader dengan Jiwa Petarung
3
Jadi Kader IPNU-IPPNU Butuh Semangat dan Istiqamah
4
Sopian Terpilih sebagai Ketua PAC Ansor Banjarsari, Baehaqi Jadi Nakhoda Malingping
5
AKN NU sebagai Ikhtiar Lahirkan Pemimpin NU Masa Depan
6
Kader Fatayat Diharap Konsisten Semangat
Terkini
Lihat Semua