• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Kamis, 28 Maret 2024

Banten Raya

Pemikiran Mbah Hasyim Jadi Nasihat

Pemikiran Mbah Hasyim Jadi Nasihat
Salah satu petuah Mbah Hasyim Asy’ari. (Foto: NUOB/Mutho Masyhadi)
Salah satu petuah Mbah Hasyim Asy’ari. (Foto: NUOB/Mutho Masyhadi)

Tangerang Selatan, NU Online Banten
Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari tak hanya banyak meninggalkan karya. Salah seorang pendiri Nahdlatul Ulama (NU) itu, banyak petuah yang dijadikan kutipan dan masyhur hingga saat ini. Di antaranya adalah siapa yang mengurus NU, saya anggap santriku. Siapa yang menjadi santriku, saya doakan khusnul khotimah beserta keluarganya. 

 

Selain itu, petuah lainnya yang terkenal adalah tak ada satu pun di dunia ini yang kekal. Maka, ukirlah cerita indah sebagai kenangan. Karena dunia memang sebuah cerita.

 

Menurut Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Tangerang Selatan KH M Alvi Firdausi, Mbah Hasyim -sapaan warga Nahdliyin- adalah seorang ulama yang visioner. Hal ini terbukti dalam berbagai pemikirannya misalnya menggagas sebuah organisasi besar yaitu NU yang dapat mengakomodasi nilai-nilai keislaman dan kebudayaan Nusantara secara harmonis. 

 

’’Selain itu, putusannya yang fenomenal tentang resolusi jihad yang digemakan dalam rangka merealisasikan kemerdekaan atas bangsa Indonesia. Resolusi ini berhasil membakar semangat para santri dan masyarakat Indonesia untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda dan sekutunya hingga terpukul mundur meninggalkan Surabaya,’’ ujarnya kepada NU Online Banten, Selasa (14/2/2023)

 

Dijelaskan, pemikiran Mbah Hasyim yang dapat menjadi nasihat untuk Nahdliyin dalam melanjutkan perjuangan pada etape abad kedua ini adalah keteguhan hati untuk tidak ragu dalam mengikuti jejak para ulama dan orang shaleh. 

 

’’Penyandaran langkah ini akan mengantarkan pada terjaminnya hakekat kebenaran. Lebih dekatnya pada ketelitian serta mempermudah akses memeroleh keilmuan. Dalam hal berpolitik Mbah Hasyim mengajak kepada Nahdliyin untuk selalu menjaga nilai-nilai keutuhan dan kesatuan umat,’’ imbuhnya.

 

Ini, lanjutnya, dalam rangka mewujudkan sebuah keadilan dan kemakmuran masyarakat secara umum. ’’Warga Nahdliyin bebas berpolitik dengan syarat tetap menjaga nilai kejujuran nurani, moral agama, serta konstitusi yang berlaku,’’ tambahnya.

 

Sekadar diketahui, Hadratussyekh KH M Hasyim Asy’ari lahir di Jombang, Jawa Timur, pada Selasa Kliwon, 14 Februari 1871 bertepatan 24 Dzulqa’dah 1287 H. Mbah Hasyim wafat di Jombang dalam usia 76 tahun. Tepat pada 21 Juli 1947 M atau 3 Ramadhan 1366 H. Pendiri NU ini dimakamkan di Kompleks Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang.  Setiap hari, para ziarah tak pernah surut berziarah ke makam pahlawan nasional tersebut. 

 


Pewarta: Mutho Masyhadi


Banten Raya Terbaru