• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Kamis, 25 April 2024

Banten Raya

Penampilan Puisi Semarakkan Harlah NU ke-99 di Kota Tangerang

Penampilan Puisi Semarakkan Harlah NU ke-99 di Kota Tangerang
Sumangku Getar pimpinan padepokan silat Pendopo Seribu Bulan. (foto: Live Streaming Youtube TVNU)
Sumangku Getar pimpinan padepokan silat Pendopo Seribu Bulan. (foto: Live Streaming Youtube TVNU)

Kota Tangerang, NU Online Banten

Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa Kecamatan Karawaci turut serta memeriahkan hari lahir ke-99 NU dalam kalender hijriyah. Salah satunya penampilan puisi yang diampu oleh Sumangku Getar pimpinan padepokan silat Pendopo Seribu Bulan.

Penampilan tersebut digelar di lapangan Pondok Pesantrean Asshiddiqiyah 2 Batuceper, Senin (21/02/2022) malam.

Sumangku mengungkapkan, puisi yang dibawanya adalah ungkapan bentuk keprihatinan hari ini. Dirinya mengamati fenomena hari ini ada banyak konflik sesama anak bangsa.

“Saya menangkap ada perbedaan pandang yang tidak bisa diterima oleh sesama kita. Kita belum siap dalam perbedaan, sementara ini saya dalam koridor kacamata budaya. Ini eranya saatnya kita bersama dalam berkesadaran.” Terangnya kepada NU Online Banten

Puisi yang diampunya berjudul 'Menjaga Indonesia dengan Sembilan Bintang'. Ungkapan sebuah puisi yang berisikan tentang membangun kesadaran. Dan cara pandang anak bangsa dalam menjaga Indonesia.

Berikut bait-bait puisi yang dibacakan oleh Sumangku

Bismillah, Bismillah, Bismillahirahmanirahim 
Saatnya Kita Membuka Dan Melepas Topeng 
Di Ujung Zaman Yang Terkuak Karena Kepak Sayap Garuda Yang Merobek Langit, 

 

Menurunkan Butiran-Butiran Mutiara
Mutiara Itu Menjadi Buih, Bergemricik,

Jatuh Menghantam Bumi

Kemudian, Kemudian, Kemudian 
Bumi Melahirkan, Membangunkan Sebuah Anak
Bernama Indonesia Raya

Buih Itulah Yang Jatuh Dari Percikan Air Surga 
Melahirkan Indahnya Tanah Jawa 
Buih Itu Menjadi Hati

Berdiri, Berdiri, Bernama Nahdlatul Ulama 
Melalui, Melalui Relung Hati Kelembutan 
Jemari Seorang Kiai, Hasyim Asy'ari

Yang Telah Meluluh Lantahkan Kedzaliman Dengan Doa 
Yang Membangunkan Peradaban Dengan Budaya 
Yang Menangkap, Sebuah Moral Untuk Generasi Bangsa

Tapi Tiba-Tiba Jagat Semesta Ini
Entah Apa Ini Yang Terjadi
Semua Menunduk, Menunduk, Ketakutan Dan Bingung

Ada Apa Ini? Pandemi 
Wabah Yang Hentakkan Sehingga Kita Diam Tak Bergerak
Kemudian Wabah Ini Tak Cukup Hanya Pada Kita 
Kini Itu Membabi Buta, Melulu Lantahkan​​​​​​​

Menyerang, Mengahantam-hantam Kita 
Puluhan,Puluhan,Puluhan Ribuan,

Jutaan Santri Ditanah Ini 
Puluhan-Puluhan Ribuan Kiai Di Negeri Ini

Kita Bukan Tidak Bergerak 
Jemari Hasyim Asy'ari Harus Tetap Berdiri
Para Guru Harus Tetap Menjadi Yang Ditiru 
Jangan Beradu
​​​​​​​
Negeri Ini Terbangun Dari Tasbih Dan Kebudayaan 
Menorehkan Islam Menjadi Mahabbah
Nahdlatul Ulama Adalah Potret Dan Kepak Sayap Indonesia Raya 
Jangan Membiarkan Kita Terdesak
​​​​​​​
Berdirilah Para Anak Negeriku,

Para Santri Tanah Airku
Bahwa Hasyim Asy'ari, Disini Disini Kita Berdiri
Jangan Kau Biarkan Terhinakan 
Ayat-Ayat Yang Dikumandangkan Diruang Hati Kita
​​​​​​​
Doa Para Leluhur Kita 
Yang Menorehkan Dari Tanah Papua Hingga Darussalam 
Bukan Tanpa Darah Dan Doa 
Bukan Tanpa Jemari Para Ulama
​​​​​​​
Hei Kau Kini, Diamlah  
Untuk Tidak Menantang Dan Memancing Singa-Singa Guru
Di Nahdlatul Ulama, Bumi Indonesia Raya Tercinta



Pewarta: Naila Maye Haq
 


Banten Raya Terbaru