• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Jumat, 26 April 2024

Banten Raya

Perempuan Rentan Terpapar Radikalisme, KOPRI Ciputat: Karena Minimnya Kemampuan Literasi

Perempuan Rentan Terpapar Radikalisme, KOPRI Ciputat: Karena Minimnya Kemampuan Literasi
Pengurus KOPRI Ciputat/Foto:Kopri PMII Ciputat
Pengurus KOPRI Ciputat/Foto:Kopri PMII Ciputat

Tangerang Selatan, NU Online Banten 

 


Perempuan terkadang seringkali menampakkan dirinya sebagai kelompok yang tidak memiliki literasi yang baik, sehingga menjadi kelompok yang sangat rentan terpapar paham radikalis-teroris. Ujar Wulan Sari Ketua Korps PMII Putri (KOPRI) Ciputat saat dihubungi NU Online Banten. (8/2)

 


“Kemampuan literasi yang kurang baik akan menjadikan seseorang mudah terpengaruh oleh propaganda kelompok radikal yang dibungkus rapi dalam konten yang tersebar di media sosial”. Jelas Wulan Sari 

 


lebih lanjut Wulan Sari menjelaskan, banyak penelitian menyebutkan faktor-faktor yang menyebabkan perempuan tertarik kepada paham radikalisme salah satu di antaranya yaitu kerena ideologis dan religius. Perempuan di doktrin dengan pemahamannya bahwa agama atau kepercayaanlah yang sempurna. 

 


“Faktor lain  adalah banyak perempuan yang terlibat (Aksi Teror) sebelumnya mengalami kondisi ketidakadilan sosial, politik, ekonomi sehingga sangat mudah bagi kelompok radikalisme merekrut para perempuan”. Ujarnya (8/2)

 


Wulan Sari menyebut Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), pada tahun 2018 merilis 13 orang perempuan yang terlibat dalam aksi teror. Kemudian di tahun 2019 bertambah menjadi 15 orang termasuk kasus peledakan diri yang dilakukan istri Abu Hamzah di Sibolga, Sumatera Utara pada Maret 2019. Jelas Wulan Sari. (8/2)

 


Dalam  kajian BNPT ada sejumlah alasan jaringan terorisme dan ekstrimisme  melibatkan lebih banyak perempuan. Pertama, perempuan dianggap bisa menjadi pengikut loyal dan patuh. Kedua lanjutnya, mudah percaya dan tunduk dengan nuansa yang berbalut ajaran agama. Ketiga, perempuan punya akses terhadap media sosial namun dibekali literasi yang rendah. Terakhir perlibatan perempuan dianggap sebagai siasat yang dapat mengelabui aparat penegak hukum. Jelas Wulan Sari Mengutip Kajian BNPT. (8/2)

 

Melihat dari realitas yang ada, KOPRI PMII Ciputat akan mengelar Seminar Online (Webinar) yang bertajuk, “Perempuan dalam Lingkar Radikalisme”. Yang akan digelar pada sabtu 13 Februari 2021. Dan akan di isi oleh Gus Najih Wakil Sekretaris BPET MUI, Prof Musda Mulia Penulis buku Perempuan Reformis, dan seorang mantan anggota ISIS Mba Diana.

 


“Kami berharap para aktifis perempuan dan penggiat anti terorisme dapat menghadiri webinar ini, agar menghasilkan poin-poin yang penting dalam rangka mencegah masuknya paham terosisme dan radikalisme ditengah perempuan Indonesia” Tutup Wulan Sari. 

 

Pewarta: Umi Mayadah
Editor: Ari Hardi


Editor:

Banten Raya Terbaru