Pesantren Adalah Laboratorium untuk Menempa Generasi Bangsa
Kamis, 26 September 2024 | 04:19 WIB
Tangerang Selatan, NU Online Banten
KH Manarul Hidayat mengatakan, pesantren adalah laboratorium untuk mendidik dan menempa generasi bangsa menjadi pribadi yang siap meneruskan cita-cita kemerdekaan. "Jadi seharusnya para pengajar pondok pesantren harus dimuliakan oleh pemerintah. Meski para pengajar bukanlah profesor dan sebagainya, mereka hafal Alfiah, Imrithi, dan memahami dengan dalam disiplin keilmuan lain. Sudah selayaknya pemerintah memuliakan mereka," kata pengasuh Pondok Pesantren Al-Mahbubiyah Jakarta itu saat menyampaikan tausiah Perayaan Maulid Nabi Muhammad dan Peringatan Haul KH Tb A Ma'ani Rusjdi serta 100 Hari Wafatnya KH Hamdi Maani Rusydi di Pondok Pesantren Mathlaul Anwar li Nahdlatil Ulama (MALNU) Pusat Menes, Pandeglang, Banten, Sabtu (21/9/2024).
Pada kesempata itu, dia juga mengatakan, haul ini digelar untuk mengingat dan meneladani seorang ulama. "Ulama adalah penerus para nabi. Meninggalnya seorang alim adalah rusaknya alam," ujarnya.
Ditambahkan, jika tidak ada ulama, tidak ada pesantren, manusia akan hidup seperti binatang. ’’Tidak kenal haram dan halal. Maka salah satu bukti kecintaan kita terhadap Rasulullah adalah melanjutkan ajarannya. Kecintaan kita terhadap KH Tb A Ma'ani Rusdji, wajib untuk kita lanjutkan perjuangannya," terangnya.
Sedangkan mewakili tuan rumah, KH Tb Uuf Zaki Ghufron mengatakan, kehadiran para jamaah adalah iktiar untuk meneladani keteguhan dan kegigihan Mamanda KH Tb A Ma'ani Rusjdi dalam mensyiarkan Islam Ahlussunnah wal Jama’ah An Nahdliyah. "Dan kehadiran kita semua di Perayaan Maulid ini adalah bentuk kecintaan kita kepada Nabi saw. Juga Kepada NU dan kepada muassis MALNU," jelasnya.
H. Buchory Aroby, salah seorang alumni MALNU, memberi testimoni bahwa semasa hidup Mamanda KH Tb A Ma'ani Rusjdi menghabiskan waktu untuk mengurus umat dan beribadah kepada Allah swt.
’’Mama KH A Ma'ani Rusjdi masuk dalam kelompok manusia yang kalau malam datang, beliau tidak disibukkan oleh selimut yang hangat dan bantal yang empuk. Kita tidak akan menemukan di tempat tidur saat malam tiba, tapi kalian akan menemukan ada di mihrab shalatnya, seperti tiang-tiang masjid, dalam keadaan sujud dan rukuk sambil menangis menghadap Allah," ungkapnya. (*)
Terpopuler
1
Majelis Alumni IPNU Dorong agar Setiap Warga Berkesempatan Mendapatkan Pendidikan Berkualitas
2
Khutbah Jumat: Mengambil Pesan Penting Muharram
3
Israel Gempur Palestina, 105 Warga Meninggal dalam 24 Jam Terakhir
4
Selamat Harlah Ke-22 NU Online, Ini Tantangan ke Depan
5
Kabar Duka, Ketua PBNU 2010-2021 KH Imam Aziz Wafat
6
Ketum PBNU: Sanad Adalah Inti dari Tradisi Pesantren dan NU
Terkini
Lihat Semua