Tangerang Selatan, NU Online Banten
Kerja keras tak kenal lelah terbayar sudah. Target Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tangerang Selatan (Tangsel) merapikan kepengurusan ranting yang ke-54 tercapai.
’’Rantingisasi malam ini (Senin, 29/3) di Kelurahan Cipayung, Ciputat,’’ ujar Ketua PCNU Tangsel H. Abdullah Mas’ud, Senin (29/3) malam.
Ditambahkan, ini merupakan pembentukan ranting terakhir di Tangsel. Sekadar diketahui, ranting NU merupakan kepengurusan di tingkat kelurahan atau desa. Di Tangsel ada 54 kelurahan. PCNU di bawah nakhoda Kiai Mas’ud, setelah dilantik pada November 2020 memang menargetkan pembentukan ranting selesai pada akhir Maret ini.
’’Alhamdulillah malam ini sudah lengkap semua PRNU (Pengurus Ranting NU) di 54 kelurahan se Tangsel. Pada 29 November (2020) pelantikan PCNU, 29 Januari (2021) mulai gerakan rantingisasi, dan 29 Maret (2021) rantingisasi tuntas,’’ tegasnya.
Sekadar diketahui, pada Sabtu (13/3) PCNU Tangsel menggelar Rapat Pleno 1 di Wisma Syahida Inn, Ciputat, Tangsel. Ketika itu, Kiai Mas’ud juga menyampaikan soal pentingnya rantingisasi.
’’Ini merupakan aset untuk melanjutkan program NU di akar rumput. Mengabdi di NU tidak harus di pengurus besar. Bisa melalui ranting yang lebih berdampak kepada masyarakat,’’ terang Gus Mas’ud
ketika itu. Pihaknya memang berkomitmen menata organisasi.
’’Semoga semua yang kita ikhtiyarkan ada manfaatnya untuk warga Tangsel,’’ harapnya.
Sedangkan Rais Syuriyah PCNU Tangsel KH Zainuddin Abdullah mengatakan, saat ini penguatan kelembagaan dan menata organisasi sedang dilakukan oleh PCNU Tangsel di bawah nakhoda KH Abdullah Mas’ud.
’’ Ini awal yang baik. Kalau awalnya baik, insya Allah akan menuai kesuksesan,’’ ujar Zainuddin di Ciputat, Tangsel, Sabtu (13/3).
Di antara program prioritas, lanjutnya, adalah kesehatan dan pendidikan. Dia minta lembaga terkait langsung mengeksekusi program yang direncanakan. Lembaga-lembaga di bawah PCNU Tangsel diminta membikin langkah konkret dan jelas.
’’Supaya tidak diawang-awang. Program riil agar dilaksanakan. Dimulai dari yang memungkinkan. Sehingga keberadaan NU dirasakan masyarakat Tangsel. Memberi kontribusi Tangsel. Sekaligus menepis anggapan wujuduhu ka'adamihi (adanya seperti tidak ada). Jangan sampai anggapan itu berkembang. Menjamiyahkan jamaah sekaligus membumikan ajaran ahlussunah wal jamaah an nahdliyah,’’ tegasnya.
Kontributor: Izzul Mutho
Editor: Ari Hardi
