• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Jumat, 29 Maret 2024

Keislaman

Dua Golongan Manusia Mulia yang Disaksikan Rasulullah SAW Saat Isra' Mi'raj

Dua Golongan Manusia Mulia yang Disaksikan Rasulullah SAW Saat Isra' Mi'raj
Sumber Gambar: NU Online
Sumber Gambar: NU Online

Salah satu keutamaan rasul akhir zaman, Muhammad Saw. adalah mengalami peristiwa Isra' wal Mi'raj yang tidak seorang pun mengalami peristiwa maha dahsyat tersebut. Beliau diperjalankan dari Masjid al-Haram di Makah ke Masjid al-Aqsa di Yerusalem (Isra), kemudian dilanjutkan menuju langit ke Sidratul Muntaha (Mi'raj) untuk menerima perintah shalat lima waktu.

 

Ada beberapa peristiwa yang disaksikan Rasulullah Saw. dalam perjalanan yang hanya memakan waktu satu malam itu. Dalam kitab Dardir Mi'raj, Syekh Najmudin Al-Ghaithi mengungkapkan ada sebelas peristiwa yang disaksikan oleh Rasulullah Saw. Dua diantaranya adalah peristiwa tentang golongan manusia yang mendapat kemuliaan dari Allah Swt.

 

Golongan pertama adalah mereka yang senang bersedekah.

Ketika Nabi Muhammad Saw. diperjalankan dari Mekah ke Baitul Maqdis, beliau menyaksikan golongan manusia yang menuai hasil tanaman yang baru saja mereka tanam. Setelah dipanen, tanaman tersebut berbuah dan dipanen lagi. Kejadian tersebut berulang terus menerus hingga mereka menuai hasil panen yang berlimpah.


Lalu Rasulullah Saw. bertanya kepada malaikat Jibril, "Apa itu Wahai Jibril?" maka dijelaskan bahwa yang demikian itu adalah pahala yang dilipatgandakan hingga tujuh ratus kebaikan untuk orang-orang yang gemar menyedekahkan hartanya. Semua itu adalah ganti dari Allah Swt.

 

Golongan kedua adalah mereka yang berpegang teguh kepada agama Allah


Selanjutnya Rasulullah Saw. mencium aroma semerbak mewangi, lalu beliau bertanya kepada Jibril. "Harum apakah ini wahai Jibril?" Lalu malaikat Jibril menerangkan bahwa aroma harum itu berasal dari keluarga Masyitoh yang dimasak hidup-hidup oleh Fir'aun karena keteguhannya memeluk agama Allah. Kedua golongan tersebut memang memiliki kedudukan yang istimewa dalam Islam.

 

Diterangkan dalam kitab Ihya Ulumuddin karya Imam al-Ghazali bahwa orang yang bersedekah akan dijauhkan daripadanya tujuh puluh pintu kejahatan dan melepaskan daripadanya tujuh puluh tipu daya setan. Bersedekah juga dapat menghapus dosa yang bersumber dari perbuatan keji sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Mas'ud:

 

"Bahwa seorang laki-laki telah beribadah kepada Allah tujuh puluh tahun lamanya, kemudian ia melakukan perbuatan keji, maka binasalah amalannya. Kemudian ia melewati seorang miskin dan bersedekah kepadanya dengan sepotong roti. Maka Allah mengampuni dosanya dan dikembalikan kepadanya amalannya yang tujuh puluh tahun itu" (Ismail Yakub, Ihya Ulimuddin oleh Imam Ghazali,  Jilid 1, terj. [Pustaka Nasional Lte Ltd, 1998] hal. 747).

 

Allah juga akan melipatgandakan harta orang yang bersedekah sebagaimana firman-Nya:
 

 

إِنَّ ٱلْمُصَّدِّقِينَ وَٱلْمُصَّدِّقَٰتِ وَأَقْرَضُوا۟ ٱللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَٰعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ (الحديد: ١٨)

 


"Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak” (Q.S Al Hadiid:18).

 

Dan golongan yang memegang teguh agama Allah, dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi digambarkan seperti menggenggam bara api sebagaimana yang dalami oleh keluarga Masyitoh. Namun kedudukannya amatlah mulia di sisi Allah dan Rasul-Nya. Dan pahala bagi orang-orang seperti ini tak dapat ditakar.

 

Nurhidayat, Pegiat Lembaga Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Desantara Foundation.


Keislaman Terbaru