Khutbah

Khutbah Jumat: Memaksimalkan Amal Positif di Bulan Maulid

Jumat, 6 Oktober 2023 | 08:17 WIB

Khutbah I

الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْن 


Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Pertama sekali marilah kita bersyukur ke hadirat Allah yang telah memberikan berjuta kenikmatan kepada kita sekalian, sehingga masih bisa melaksanakan Shalat Jumat di masjid yang mulia ini.


Shalawat serta salam, semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad yang telah membimbing kita menuju dunia yang terang dan jelas, yaitu addinul Islam. Semoga kita selalu mencintainya dan bershalawat kepadanya sehingga kita diakui sebagai umatnya yang mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti, amin.


Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Selaku khatib kami mengajak kepada hadirin sekalian dan diri kami pribadi, marilah kita selalu berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah dengan terus berusaha menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Semoga Allah selalu memberikan bimbingan dan kekuatan kepada kita sehingga kita selau dalam keimanan dan ketakwaan kepada-Nya. Amin.


Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Dalam hitungan kalender Islam atau Hijriyah, Rabiul Awal jatuh pada bulan ketiga dari total 12 bulan Hijriyah. Bulan ini dimuliakan oleh umat Islam karena bertepatan dengan sejumlah peristiwa penting, terutama kelahiran Nabi Muhammad SAW pada 12 Rabiul Awal. Nabi Muhammad SAW adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus oleh Allah SWT untuk seluruh umat manusia. Beliau membawa ajaran Islam yang rahmatan lil 'alamin, yaitu rahmat bagi seluruh alam semesta.


Lebih lanjut, bulan Rabiul Awal merupakan bulan yang penuh berkah. Kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah waktu yang sangat ditunggu-tunggu. Semua makhluk merasa bahagia dan senang ketika malam dilahirkannya Nabi Muhammad SAW. Termasuk juga paman Rasulullah yang bernama Abu Lahab. Rasa bahagianya diwujudkan dengan membebasakan salah satu sahayanya yang bernama Tsuwaibah Al Aslamiyah.


Walaupun pada akhirnya Abu Lahab memusuhi Nabi SAW, tetapi di hari lahirnya Nabi, Abu Lahab merasa sangat bahagia dengan kelahiran Nabi SAW. Karenanya Allah meringankan siksa Abu Lahab setiap Senin, hari lahirnya Rasul.


Oleh karena itu, hendaknya kita maksimalkan bulan Maulid ini dengan berbuat kebaikan. Di antaranya:

 

Pertama, menguatkan niat meneladani perilaku Rasulullah

Dalam rangka lebih memaksimalkan amalan bulan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah meneladani sunah Rasul perlulah kiranya kita menguatkan niat agar tak tergoyahkan oleh godan apa pun yang dapat menghambat atau menghalanginya. Perilaku ataupun ucapan-ucapan Nabi adalah sesuatu yang harus dijadikan dasar bagi umat islam dalam menjalani kesidupan di dunia ini dan akhirat nanti.

 


Allah sudah mengingatkan dan memerintah umat masnusia dan khusunya umat Islam untuk mencontoh atau meniru perilaku Nabi dalam beraktivitas di dunia ini agar dapat memperoleh kebagaiaan dan keselamatan serta mendapatkan curahan rahmat dari Allah SWT. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:


 

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا


’’Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu uswatun hasanah (suri teladan yang baik) bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.’’ (QS al-Ahzab: 21)


 

وَإِنَّكَ لَعَلىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ

’’Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.’’ (QS al-Qalam: 4) (Kamu yang dimaksud pada ayat ini adalah Rasulullah SAW).


Kedua, memperbaiki semangat berdzikir

Amalan bulan Maulid selanjutnya adalah berdzikir kepada Allah SWT. Berdzikir adalah salah satu wahana dan cara untuk lebih dekat dengan Sang Pencipta, Allah SWT. Berdzikir juga merupakan salah satu cara yang dapat menjembatani untuk menjadi pribadi yang lebih baik, beriman, dan bertakwa.


Berdzikir juga merupakan amalan yang dapat menjadikan ketenangan diri dalam menjalani hidup dan kehidupan sekaligus juga diingat dan dikontrol oleh Allah SWT, sehingga menjadi hal yang sangat penting bagi seseorang yang ingin mendapatkan kebaikan-kebaikan dari Allah, terlebih dilakukan pada bulan pilihan Allah. Di samping itu juga, Allah memrintahkan kepada hamba-Nya untuk memperbanyak berdzikir kepada-Nya agar bisa mencapai kedekatan dengan Allah. Allah berfirman:


 

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوْا اللّٰهَ ذِكْرًا كَثِيْرًا.


Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah, dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya." (QS al-Ahzab: 41)

 


Ketiga, memperbanyak nembaca Al-Qur’an

Amalan selanjutnya yaitu memperbanyak membaca Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang merupakan pedoman hidup dan kehidupan. Membaca Al-Qur’an juga mempunyai banyak keutamaan, dan manfaat bagi umat Islam. Karenanya membaca Al-Qur’an menjadi hal penting walapun belum bisa memahami aya-ayat yang dibacanya tetap saja masih banyak kelebihan dan manfaat yang didapatkan. Allah berfirman:


 

اِقْرَأْ كِتَابَكَۗ كَفٰى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيْبًاۗ

“Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada hari ini sebagai penghitung atas dirimu.” (QS al-Isra’/17: 14)


Rasululloh bersabda:

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اقْرَءُوا الْقُرْآنَ؛ فَإِنَّهُ يَأْتِي شَفِيعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ لِصَاحِبِهِ


Artinya, ’’Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Bacalah Al-Qur’an. Sebab, ia akan datang memberikan syafaat pada Hari Kiamat kepada pemilik (pembaca, pengamal)-nya.” (HR Ahmad)


Keempat, berusaha maksimal untuk membersihkan jiwa

Tidak ada manusia yang tidak memiliki dosa, tetapi manusia yang terbaik adalah manusia yang merasa memiliki dosa dan berusaha untuk meminta ampun kepada Allah dan atau kepada sesama yang telah disakitinya. Manusia tempatnya salah dan dosa, maka berusahalah untuk membersihkan dosa dan kesalahan yang pernah dilakukan selama hidupnya. Orang yang berusaha mensucikan dirinya dan jiwanya  maka dia mempunyai peluang untuk bisa dekat dan bertemu dengan yang Maha Suci pada waktunya nanti.

 


Semangat membersihkan jiwa agar dalam menjalani hidup menjadi tenang, menjadi nyaman dan penuh rahmat dan kebaikan-kebaikan dan tentunya dimudahkan untuk berbuat yang baik dan manfaat bagi masyarakat. Allah berfirman:


 

لَقَدْ مَنَّ ٱللهُ عَلى ٱلْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِّنْ أَنفُسِهِمْ يَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا۟ مِن قَبْلُ لَفِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ

Artinya: ’’Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.’’ (QS Ali Imran/3: 164)

 


Kelima, memperbanyak amalan yang baik

Dalam kehidupan ini, banyak hal yang bisa dilakukan, ada yang baik ada juga yang tidak baik. Sebagai umat Islam, pedoman dalam menjalani hidup ini adalah Al-Qur’an dan hadits, dengan harapan dapat melakukan kegiatan-kegiatan  yang sesuai dengan apa yang diajarkan Nabi Muhammad SAW.

 


Kesempatan yang Allah berikan kepada kita, mari kita gunakan sebaik mungkin untuk melakukan kebaikan dalam berbagi bentuk dan jenis yang tentunya sejauh kemampuan kita. Allh berfirman:


 

وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ لَا تَعْبُدُونَ إِلَّا ٱللهَ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَقُولُوا۟ لِلنَّاسِ حُسْنًا وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِّنكُمْ وَأَنتُم مُّعْرِضُونَ


Artinya: ’’Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.’’ (QS al-Baqarah/2: 83)

 


Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Demikian khutbah yang singkat ini, semoga Allah memudahkan dan memberi kekuatan serta semangat kepada kita untuk bisa melakukan ibadah maksimal dan tawakal yang total. Amin.


 

بَارَكَ اللَّهُ لِىْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِيْ وَاِيّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَاِيَّاكُمْ تِلاَ وَتَه اِنَّه هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ.

 


Khutbah II

 اَلْحَمْدُ لِلّهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ. اللّهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى ألِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. . وقال تعالى يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ



اللهم اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ. اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هذَا خَاصّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامّةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ .عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبى وَيَنْهى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ


KH Ahmad Misbah, Ketua LDNU Tangsel