• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Kamis, 25 April 2024

Nasional

Jadi Universitas, Gus Jazil Ingatkan Identitas PTIQ sebagai Pusat Kajian Ilmu Al Quran Tak Hilang

Jadi Universitas, Gus Jazil Ingatkan Identitas PTIQ sebagai Pusat Kajian Ilmu Al Quran Tak Hilang
Ketua Umum IKA PTIQ Jakarta Jazilul Fawaid
Ketua Umum IKA PTIQ Jakarta Jazilul Fawaid

Jakarta, NU Online Banten

Wakil Ketua MPR yang juga Ketua Umum IKA PTIQ Jazilul Fawaid mendukung rencana Institut PTIQ Jakarta menjadi universitas dalam rangka menyongsong setengah abad usia Institut PTIQ.

 

Kendati begitu, Gus Jazil- sapaan akrab Jazilul Fawaid- berpesan agar nantinya ketika sudah berubah menjadi universitas, core utama dari PTIQ sebagai pusat kajian ilmu Alquran tidak malah hilang.  

 

"Nanti kalau sudah berubah menjadi universitas, saya dengar dari Pak Rektor, akan dibuka Jurusan Kedokteran dan Budaya Nusantara. Itu bisa menjadi nilai keunggulan PTIQ asal apa yang menjadi 'core' utama PTIQ yakni kajian ilmu-ilmu Alquran tidak hilang. Belajar dari UIN Jakarta, dulu dikenal sebagai kampus pembaharu Islam yang menonjol jurusan Aqidah Filsafat, tapi hari ini jurusan itu malah sepi peminat," ujar Gus Jazil dalam Webinar Nasional Ikatan Alumni PTIQ dengan tema Peran Alumni dan Masa Depan PTIQ melalui Zoom, Sabtu malam (6/2).

 

Dikatakan Gus Jazil, berbeda dengan dulu ketika dirinya masih kuliah di PTIQ, saat ini kampus yang berada di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan itu sudah memiliki bangunan yang megah.

 

"Masalahnya saya khawatir kalau kita tidak serius membangun PTIQ kedepan yang hilang justru PTIQ-nya. Ada alumni yang jadi DPR, rektor, dan lain-lain, tapi yang jadi mufassir sedikit, tidak banyak," katanya.

 

Terkait rencana menjadikan PTIQ kedepan sebagai universitas setelah memasuki usia setengah abad, pihaknya mendukung dan mengajak para senior PTIQ untuk memberikan masukan sekaligus apa yang mungkin bisa dilakukan terkait rencana perubahan status dari sebelumnya Institut PTIQ menjadi universitas.

 

"Saya sebagai Ketua Alumni, sahabat semua berikan masukan terkait itu. Sebab, kalau sudah berubah menjadi universitas, risiko dan tantangannya berbeda. PTIQ dulu didirikan agar alumninya bisa mengabdi kepada umat dengan memiliki kesarjanaan Alquran. Nah ketika menjadi universitas, saya belum bisa membayangkan seperti apa. Tetapi sebagai sebuah ide, gagasan, loncatan, itu patut didiskusikan agar terantisipasi apa-apa yang menjadi keinginan untuk menjadikan PTIQ kedepan" katanya.

 

Menyongsong setengah abad usia PTIQ, kata Gus Jazil, nantinya jika kondisi pandemi Covid-19 mereda maka akan digelar kegiatan silaturahim tatap muka dengan menghadirkan para senior PTIQ yang sukses berkarir di berbagai bidang, agar bisa memberikan motivasi kepada para mahasiswa PTIQ.

 

"Kita juga akan adakan Festival Qari Superstar. Jadi yang kita undang qari-qari superstar, hadiahnya umrah," katanya.

 

Pihaknya juga meminta kepada para alumni yang sekarang berkiprah di jalur pemikiran, bisa digelar pertemuan untuk berbagi ide terkait pengembangan Al Quran di Indonesia sebagai bentuk atau wujud bakti para alumni kepada PTIQ.

 

"Para alumni saya lihat banyak yang memiliki karya ilmiah, para profesor, bisa dikumpulkan, sekaligus di forum itu kita jadikan bagian dari kontribusi alumni kepada Institut  PTIQ," tuturnya.

 

Acara webinar tersebut juga dihadiri Rektor PTIQ KH Nasaruddin Umar, Rektor UIN Jakarta Periode 201-2019 Dede Rosyada, Rektor Universitas Ibnu Chaldun (UIC) Jakarta Musni Umar, Rektor Universitas Nahdlatul Wathan Mataram Lalu Abd Muhyi Abidin, Warek dan Direktur Pascasarjana PTIQ M Darwis Hude, Warek Unusia KH M Mujib Qulyubi, Direktur Yarsi Jakarta KH Uun Munir Romdon, dan Kaprodi Ekonomi Islam UIN Walisongo Semarang Ade Yusuf Mujaddid, serta sejumlah alumni lain.

 

"Saya merasa sangat apresiasi kehadiran para senior. Mudah-mudahan nanti di acara Peringatan 50 Tahun PTIQ bisa berkumpul dalam rangka berbagi pengalaman dan ilmu dalam rangka cinta kita kepada almamater," tutur Gus Jazil.

 

Sementara itu, Rektor PTIQ Nasaruddin Umar mengatakan, perkembangan PTIQ di bawah kepemimpinannya memang belum bisa seperti yang diharapkan. Kendati begitu, PTIQ sudah mengalami kemajuan yang cukup pesat, termasuk dalam ketersediaan fasilitas gedung.

 

"Kita sudah punya ma'had. Ini cukup memberikan kesan mendalam karena alumni ma'had pernah digodok selama satu tahun," katanya.

 

Dia memastikan di PTIQ tidak ada lagi gedung yang kumuh. Belum lama ini, pihaknya juga baru menyelesaikan pembangunan gedung empat lantai dan upgrading perpustakaan.

 

"Dalam waktu dekat kita manfaatkan gedung baru lagi, tambah lantai 4 lagi sedang dibangun. Tahun ini juga sedang bangun pondasinya 8 lantai sehingga menampung lebih banyak lagi mahasiswa," katanya. 


Nasional Terbaru