Nasional

Terjadi Dinamika Geopolitik yang Luar Biasa

Sabtu, 24 Mei 2025 | 09:22 WIB

Terjadi Dinamika Geopolitik yang Luar Biasa

Forum Kramat edisi perdana di Gedung PBNU, Jakarta, Jumat (23/5/2025). (Foto: Suwitno/NU Online)

Jakarta, NU Online Banten

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ulil Abshar Abdalla mengatakan, dalam era Presiden Joe Biden, hubungan Amerika Serikat (AS) dan Saudi Arabia memburuk setelah kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. "Joe Biden pernah mengatakan dengan terus terang bahwa Saudi Arabia akan dijadikan negara pariah," ujar Gus Ulil—sapaan KH Ulil Abshar Abdalla dalam Forum Kramat yang digelar kali pertama di Lantai 1 Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Jumat (23/5/2025).


Akibatnya, negara-negara Teluk, terutama Saudi, menjauh dari Washington selama empat tahun. Hubungan itu di sisi lain, berubah secara signifikan saat Donald Trump menjabat. "Kunjungan luar negeri pertama Trump justru ke negara-negara Teluk, tanpa melibatkan Israel. Ini menunjukkan dinamika geopolitik yang luar biasa," tambahnya dalam kegiatan bertema Amerika dan Dunia Arab Pasca-Kunjungan Presiden Donald Trump tersebut.


Trump juga dinilai berhasil menjalin diplomasi rahasia dengan Qatar untuk membebaskan warga negara Amerika yang ditahan Hamas, sebuah pencapaian yang menurut Gus Ulil menjadi quick win yang dibanggakan Trump.


Sedangkan narasumber lainnya, Muhamad Syaroni Rofi'i, dosen Hubungan Internasional Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia, mengatakan, doktrin "America First" yang diusung Trump mengubah wajah kebijakan luar negeri AS secara mendasar. "Trump meyakini bahwa tugas presiden adalah membuka lapangan kerja, bukan mengurusi urusan internasional. USAID (Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat) dan Kementerian Pendidikan bahkan dibubarkan di awal pemerintahannya," jelasnya, dilansir NU Online.


Dia menilai pendekatan Trump sebagai bentuk politik realis, yang percaya bahwa dunia ini kacau dan setiap negara harus mampu bertahan sendiri tanpa bergantung pada pihak lain. "Kebijakan ini membuat sekutu AS seperti Jepang dan Korea Selatan khawatir akan komitmen perlindungan dari AS jika terjadi konflik dengan China," ujarnya.


Dia juga mencatat bahwa kunjungan Trump ke Timur Tengah dirancang strategis. Mengunjungi tiga negara kunci Sunni Saudi Arabia, UEA, dan Qatar demi menjamin investasi dan stabilitas kawasan. Dalam pertemuan tersebut, Qatar bahkan menghadiahkan pesawat mewah kepada Trump sebagai bentuk diplomasi simbolik. Forum ini juga menyinggung kemungkinan dibangunnya Trump Tower di Suriah sebagai hasil pertemuan diam-diam dengan pemimpin negara tersebut, serta proposal Abrahamic Accords yang ingin dilanjutkan Trump dengan pendekatan berbasis ekonomi.



"Trump percaya bahwa jika diberi bantuan ekonomi, negara-negara Timur Tengah bisa berdamai dengan Israel. Dulu Sudan dan Mesir ikut berdamai karena iming-iming investasi," pungkasnya.


Forum diskusi ini direncanakan dilaksanakan secara rutin setiap setelah Shalat Jumat yang akan membahas segala macam hal tentang isu-isu terkini. Pada pembukaan ini dihadiri oleh Ketua PBNU Ishfah Abidal Aziz dan Ahmad Suaedy beserta Direktur Eksekutif Institute for Humanitarian Islam (IFHI) Yaqut Cholil Qoumas. (M Fathur Rohman)

Â