• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Minggu, 28 April 2024

Warta

Zuhairi Misrawi: Menjadi Penulis Merupakan Sebuah Keniscayaan

Zuhairi Misrawi: Menjadi Penulis Merupakan Sebuah Keniscayaan
Zuhairi Misrawi pada pelatihan menulis artikel keislaman populer yang diselenggarakan oleh Islamramah.co secara daring (Foto: Singgih Aji Purnomo)
Zuhairi Misrawi pada pelatihan menulis artikel keislaman populer yang diselenggarakan oleh Islamramah.co secara daring (Foto: Singgih Aji Purnomo)

Jakarta, NU Online Banten

Era digital menjadi peluang yang baik bagi penulis. Penulis perlu pandai menggunakan kata agar tidak keliru. Setiap kita bisa menjadi penulis asalkan terus mengasah keterampilan menulis.

 

“Menulis adalah mengasah kita menjadi manusia. Manusia memiliki ciri diataranya menghargai orang lain, menghormati, bisa hidup berdampingan dengan damai dan tutur katanya sopan.” ujar Zuhairi Misrawi pada pelatihan menulis artikel keislaman populer yang diselenggarakan oleh Islamramah.co secara daring, pada Minggu (02/01/2022).

 

Dalam prolognya, Zuhairi Misrawi sebut empat hal. Pertama, menjadi penulis adalah menjadi manusia, setiap penulis butuh orang lain. Kedua, menjadi penulis menjadikan kita nyaman dan tenang (berpikir tidak hitam putih/dapat mengatur emosi). 

 

Ketiga, menulis menjadikan kita sehat. Artinya, seorang penulis berusaha agar jasmani dan rohaninya sehat. Keempat, seorang penulis punya masa depan, penulis mempunyai target ke depan, akan menulis artikel apa, buku apa dan lainnya.

 

“Bagaimana menulis? menulis adalah hal yang mudah karena setiap orang bisa menulis.” ucap Duta Besar Indonesia untuk Tunisia itu.

 

Penulis yang terinspirasi dari Trias Kuncahyono ini, mengatakan menulis merupakan cara mengalirkan ide dan gagasan ke dalam tulisan. Tentu menulis dimulai dari mencari ide tulisan dengan cara: membaca buku, jurnal, berita, kolom kompas, mengikuti gagasan arus utama keislaman, mencari isu aktual di media sosial, memerhatikan fenomena di masyarakat, menggunakan teknik mimikri (meniru).

 

“Disebut tulisan jika memuat empat hal diantaranya judul, lead/paragraf pembuka, isi dan penutup.” lanjut Gus Mis sapa akrabnya.

 

Sementara itu tips membuat lead/paragraph yaitu menggambarkan peristiwa/fenomena aktual yang sedang terjadi dan menggabungkan antara judul dan isi. “Lima belas menit pertama merupakan waktu krusial dalam membuat lead.” tuturnya.

 

“Ada tiga tips dalam membuat judul. Pertama, judul harus jelas dan menggambarkan isi. Kedua, menggunakan kata-kata yang lugas, kalimat tidak multitafsir. Ketiga, pendek, padat, tidak lebih dari 4 kata.” Imbuhnya lagi

 

Gus Mis melanjutkan, setelah membuat lead penulis perlu menyusun isi tulisan/pembahasan berikut tipsnya pertama, opini harus kuat disertai argumentasi yang bersumber dari data. Kedua, harus fokus pada judul yang terlah dibuat. Ketiga, berisi solusi atau jawaban dari permasalahan yang diangkat.

 

”Terakhir membuat paragraf penutup yang berisi kesimpulan menarik garis besar antara pembahasan, peristiwa yang diangkat, dan judul yang diambil.’ Tutup Gus Mis.

 

Kontributor: Singgih Aji Purnomo
Editor: Arfan Effendi
 


Warta Terbaru