Tangerang Selatan, NU Online Banten

Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Tangerang Selatan (Tangsel) kembali menggelar Madrasah Amil bertajuk Koin NU sebagai Penyokong Gerakan Kesejahteraan Warga Nahdliyin. Kali ini digelar di Masjid Al-Mujahidin, Jl Pangrango RT/RW 07/13, Kompleks Betawi Agung, Kelurahan Kedaung, Pamulang, Tangsel, Ahad (25/8/2024) pagi.

"Madrasah Amil adalah pendidikan untuk mengembangkan program Koin (Kontak Infak) Nahdlatul Ulama di Wilayah Kelurahan Kedaung," kata Ketua LAZISNU Tangsel Abd Rahman dalam membuka sambutannya.

Menurut pria asal Madura itu, Madrasah Amil penting untuk digelar guna membekali amil lapangan sebelum terjun menyosialisasikan zakat, infak, dan sedekah sekaligus menjadi penggerak Koin NU terkhusus di Ranting Kedaung. "Kami berharap acara madrasah Amil berjalan dengan lancar dan manfaatnya dirasakan oleh masyarakat di Kelurahan Kedaung," ujarnya.

Sedangkan Rais Syuriyah Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Kedaung KH Khudhori dalam sambutannya menyampaikan, berinfak bukan soal seberapa besar yang diberi, tapi bagaimana berkontribusi bagi masyarakat.

"Zakat, infak, dan sedekah belum berjalan maksimal, rutinitas masyarakat hanya pada momentum menyambut Hari Raya Idul Fitri menghimpun zakat fitrah, tapi zakat mal yang belum tersentuh perlu dioptimalkan oleh LAZISNU PRNU Kedaung," ungkapnya pada kegiatan yang juga dihadiri Ketua RW 13 Kelurahan Kedaung Djunaidi, Afifuddin Al Amin Sekretaris LAZISNU Tangsel, Aldi Hermawanto Wakil Ketua LAZISNU Tangsel.

 

Ditambahkan, cita-cita bersama PRNU Kedaung dengan Koin NU adalah mampu menghadirkan dan memiliki ambulans dan Klinik Pratama untuk kemaslahatan umat. "Alhamdulillah kegiatan Madrasah Amil di sini kali pertama direalisasikan di LAZISNU Ranting Kedaung diikuti 15 peserta," ujar Ketua LAZISNU PRNU Kedaung Qomaruddin Hidayat kepada NU Online Banten.

 

Pihaknya menargetkan memiliki mobil ambulans. ’’Ini untuk membantu masyarakat yang sakit, meninggal dunia, dan kemaslahatan umat lainnya," pungkas dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Muslim Asia Afrika itu. (Singgih Aji Purnomo)