
Ketua PPIH Arab Saudi Muchlis Muhammad Hanafi saat konferensi pers di Kantor Daker Makkah, Ahad (18/5/2025). (Foto: MCH 2025/Andi Ardi)
Makkah, NU Online Banten
Mustasyar Diny Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi KH Abdul Moqsith Ghazali mengajak masyarakat berpikir jernih atas hal negatif atau tidak diinginkan yang terjadi atau dialami jamaah saat menunaikan haji. Hal ini juga untuk memberikan rasa tenang, baik bagi jamaah itu sendiri atau keluarganya.
Hal tersebut seperti terkait beberapa jamaah haji demensia yang dinilai kerap berperilaku dan berpikir aneh. Misal ada yang tiba-tiba ingin pulang, teringat ladang dan hewan ternaknya di kampung, dan lain-lain. "Itu bukan azab. Kita perlu memahami kondisi jamaah haji yang memerlukan penyesuaian. Apalagi kondisi Saudi panas dan mereka habis perjalanan jauh," kata Moqsith saat memberikan pandangan keagamaan tentang ibadah haji di Makkah, Arab Saudi, Ahad (18/5/2025).
Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini ingin menegaskan bahwa kondisi jamaah haji perlu dilihat dari sisi kesehatan, mengingat faktor lingkungan dan cuaca panas di Saudi.
Sebelumnya, Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makkah Edi Supriyatna mengatakan, gangguan demensia, yaitu gangguan kesehatan yang menurunkan daya ingat dan berpikir logis, muncul disebabkan karena salah satunya faktor kelelahan ditambah cuaca panas. "Cuaca panas ini menyebabkan dehidrasi yang kemudian berdampak pada demensia waktu dan tempat bagi seseorang," ujar dokter Edi—sapaan akrab Supriyatna--di Kantor KKHI Makkah, dilansir NU Online.
Edi menjelaskan, gangguan kesehatan seperti demensia bisa menimpa siapa saja bukan hanya jamaah haji lansia, tetapi juga seluruh jamaah, termasuk jamaah yang tergolong muda.
Sementara itu, hingga saat ini, masih berlangsung proses kedatangan jamaah haji Indonesia Gelombang II dari Jeddah ke Makkah. Proses ini berlangsung sejak Sabtu (17/5/2025) hingga 31 Mei 2025 mendatang. Sementara jamaah haji gelombang I yang mendarat di Madinah juga sudah mulai bergerak ke Makkah sejak Sabtu (10/5/2025).
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Setujui Penggabungan Jamaah Terpisah
Di bagian lain, prinsip kemanusiaan menjadi pertimbangan Kementerian Haji Arab Saudi dan 8 syarikah penyedia layanan untuk menyetujui penggabungan jamaah haji Indonesia yang terpisah tempat menginapnya.
“Dengan pertimbangan kemanusiaan, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi bersama delapan syarikah penyedia layanan bagi jamaah haji Indonesia telah menyetujui agar pasangan yang terpisah dapat digabungkan dalam satu hotel, tanpa mempersoalkan perbedaan syarikah dan akan melakukan penyesuaian kartu Nusuk-nya,” terang Ketua PPIH Arab Saudi Muchlis Muhammad Hanafi dalam konferensi pers di Kantor Daerah Kerja (Daker) Makkah, Arab Saudi, Ahad (18/5/2025).
PPIH sendiri telah menerbitkan edaran yang mengatur penggabungan pasangan jamaah haji yang terpisah dalam penempatan di Makkah. Edaran ini ditandatangani Ketua PPIH Arab Saudi Muchlis M Hanafi dan terbit pada Sabtu (17/5/2025).
“Edaran ini diterbitkan untuk pasangan suami dan istri, anak dan orang tua, serta jamaah lansia dan disabilitas dan pendamping yang saat ini mengalami pemisahan tempat tinggal di Makkah,” terang Muchlis.
Muchlis menjelaskan, pemisahan tempat tinggal antaranggota keluarga dalam satu kloter pada tahun ini terjadi akibat kebijakan layanan haji selama jamaah berada di Makkah yang berbasis syarikah (perusahaan penyedia layanan).
Menurutnya, kebijakan ini tidak dapat dihindari pada fase penempatan jamaah di Makkah. Sementara di Madinah, penempatan jamaah masih bisa dilakukan berdasarkan kloter kedatangan dari Tanah Air.
Dia meminta para ketua kloter untuk melakukan pendataan terhadap jamaah yang termasuk dalam kategori pasangan terpisah (suami dan istri, anak dan orang tua, lansia/disabilitas dan pendamping), dengan mencantumkan nama jamaah dan identitas syarikah masing-masing. "Data tersebut segera disampaikan ke sektor untuk diproses lebih lanjut oleh Daker Makkah dalam rangka penggabungan," pintanya.
Bagi jamaah yang sudah berhasil bergabung dengan pasangannya, tetapi belum melapor secara resmi, lanjutnya, agar melapor kepada ketua kloter untuk diteruskan ke sektor Daker Makkah. “Hal ini penting agar keberadaan mereka tercatat oleh syarikah, dan tidak menimbulkan kendala saat pergerakan dari Makkah ke Arafah pada 8 Dzulhijjah 1446 H,” terangnya.
Muchlis meminta kepala Daker Makkah bersama seluruh kepala sektor agar segera menunjuk penanggung jawab khusus untuk menangani proses penggabungan pasangan jamaah yang terpisah. Ini untuk memastikan koordinasi berjalan efektif dan respons cepat terhadap laporan lapangan. “Proses penggabungan kembali jamaah yang terpisah agar diselesaikan dalam waktu maksimal 1x24 jam setelah kedatangan di Makkah,” terangnya.
Muchlis juga menyampaikan, penerbitan kartu nusuk dilakukan oleh Kementerian Haji Arab Saudi. Setelah terbit, kemudian syarikah yang mendistribusikan langsung ke jamaah. "Karena begitu bernilainya kartu nusuk ini sehingga syarikah tidak mau melalui tangan pihak lain. Kami hanya membantu fasilitasi antara syarikah dan jamaah haji," ujar Muchlis.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Menurut data Kemenhaj Arab Saudi per Sabtu (17/5/2025), distribusi Kartu Nusuk jamaah haji Indonesia mencapai 85.980 dari jumlah 111.628 jamaah yang telah tiba di Saudi atau sekitar 76 persen.
Artinya, masih ada sekitar 26.352 atau 23 persen Kartu Nusuk yang belum diserahkan kepada jamaah per Sabtu. "Kita bersama-sama (Kementerian Haji Arab Saudi dan syarikah) terus melakukan akselerasi. Inginnya segera kita selesaikan secepatnya," ucap Muchlis. (Patoni)
ADVERTISEMENT BY ANYMIND