Luruskan Sejarah NU, Ketua PBNU Minta Kurikulum Aswaja Segera Diluncurkan
Jumat, 20 September 2024 | 22:59 WIB

Ketua PBNU Muhammad Faesal di Hotel Yuan Garden, Jakarta, Kamis (19/9/2024) malam. (Foto: TVNU/Ghufron)
Jakarta, NU Online Banten
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Muhammad Faesal meminta agar kurikulum Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) Nahdlatul Ulama yang disusun oleh Lembaga Pendidikan Ma'arif NU bisa segera diluncurkan dan disebarkan. ’’Karena daerah-daerah menunggu kurikulum Aswaja Nahdlatul Ulama ini,” ujarnya saat Puncak Harlah Ke-95 LP Ma’arif NU di Hotel Yuan Garden, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (19/9/2024) malam.
Ia juga meminta LP Ma’arif NU untuk mempercepat kurikulum Aswaja untuk meluruskan sejarah NU ke jalur yang benar dan mempersiapkan generasi muda yang kuat. “Kami minta segera (luncurkan) kurikulum Aswaja karena pelencengan-pelencengan sejarah sudah kita temukan. Oleh karena itu, dengan kurikulum Ahlussunnah wal Jama’ah NU ini bisa mengembalikan sejarah NU kepada jalur yang benar dan paling tidak mempersiapkan generasi-generasi muda kita memiliki perisai kuat yaitu Ahlussunnah wal Jama’ah An-Nahdliyah,” jelasnya.
Faesal mengharapkan kurikulum ini dapat segera diimplementasikan, disosialisasikan, dan dijalankan. Ia juga mengapresiasi LP Ma’arif NU yang selalu menghidupkan kegiatan di bidang pendidikan. “LP Maarif PBNU luar biasa, hampir setiap bulan melaksanakan kegiatan di bidang pendidikan dan pengajaran dan saya kira ini tidak boleh berhenti. Percayalah kalau LP Ma’arif NU berhenti, bubar pendidikan Nahdlatul Ulama,” jelasnya, dilansir NU Online.
Dalam kesempatan ini, ia juga menyampaikan pesan dari Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mengenai fenomena yang dihadapi dalam perubahan peradaban saat ini. “Fenomena perubahan peradaban baru meliputi perubahan tatanan politik internasional, perubahan democratie dan keluarga, perubahan dalam standar norma-norma, dan perubahan globalisasi,” tegasnya.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Kunci untuk menghadapi fenomena perubahan tersebut, lanjutnya, adalah pendidikan, dan NU berkewajiban menyiapkan generasi muda yang siap berhadapan dengan perubahan-perubahan. “Transformasi pendidikan tidak mungkin kita abaikan. Transformasi teknologi tidak mungkin kita abaikan, karena jika kita abaikan percayalah kita pasti akan ketinggalan bahkan kita akan tergerus oleh perubahan,” terangnya sembari berharap, ke depan akan lahir generasi-generasi yang terus berkembang bagi masa depan NU. (Mufidah Adzkia)
ADVERTISEMENT BY ANYMIND