Mulai Usaha saat Covid-19 Melanda, Ingin Bengkelnya Lebih Luas
Rabu, 30 Agustus 2023 | 23:36 WIB
USIA memang tak muda lagi. Tapi semangat Tarmo tak mau kalah. Pria
kelahiran Mendelem, Belik, Pemalang, Jawa Tengah, yang akrab disapa Mbah Tarmo itu kesehariannya menjalankan bengkel mobil. Tak jauh dari rumahnya di Jalan Menjangan 4, RT 01/RW 03, Pondok Ranji, Ciputat Timur, Tangerang Selatan (Tangsel). Namanya SR (Sumber Rezeki) Mobil.
Bapak dari Muhammad Rafi Al Farezar, Ahmad Muzahir, Muhammad Sholahudin al Ayubi, dan Muhammad Salman Al Farizi itu sudah lama menggeluti dunia bengkel mobil. Sekitar 20 tahun. Dari awal 2000. Tepatnya sejak memutuskan merantau dari Pemalang. Awalnya ikut orang di Jalan Haji Nawi, Jakarta Selatan, di bengkel dan perawatan kendaraan roda empat.’’Dari situ banyak belajar,’’ imbuh Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama Pondok Ranji yang juga masih menyempatkan di Banser.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Hanya, secara mandiri baru awal 2020 saat Covid-19 melanda. ’’Jadi saya putuskan untuk usaha bengkel mandiri sampai saat ini. Memberanikan diri dari modal awal itu Rp 100 juta, tapi modalnya ini tidak sekaligus karena sebelumnya saya sudah nyicil-nyicil. Membeli alat-alat perbengkelan dan membangun tempat. Ya, pelan-pelan,’’ ujar suami Rasmini itu kepada NUOB, Selasa (29/8/2023).
Modal yang dipakai, adalah tabungan, itu pun tidak sekaligus.’’Berarti sudah berjalan 3 tahun. Alhamdulillah sudah balik modal dan bisa untuk makan sehari-hari serta biaya anak sekolah. Juga menggaji karyawan,’’ imbuhnya
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Operasional bengkel dari pukul 09.00-17.00 WIB. Terkait omzet, naik turun. ’’Namanya orang usaha ada pasang surutnya. Tapi kalau pemasukan, ya ada saja. Kurang lebih Rp 10 juta-20 juta. Ini bersih setelah dipotong untuk menggaji 2 karyawan tetap, saya dan ada 2 karyawan freelance yang bantu-bantu kalau kondisi bengkel mobil ramai. Penghasilan kotornya bisa sampai Rp 30 juta-40 jutaa,’’ tambah pemilik bengkel bernama SR tersebut.
Saat Covid-19, dia memang memutuskan untuk berhenti kerja setelah sekitar 20 tahun. ’’Ketika itu tetap mematuhi protokol. Jadi lebih sering home service, panggilan ke rumah pelanggan. Kami nyamperin ke rumah pelanggan. Itu hanya untuk yang ringan saja. Tapi kalau yang berat, saya bawa ke bengkel,’’ terangnya.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Setelah berjalan tiga tahun membuka bengkel mandiri, dia ingin mengembangkan usahanya.’’Tempat yang besar dan luas. Ingin menambah cabang dan ingin lebih banyak memperkerjakan banyak orang, aga bisa membantu,’’ pungkasnya. (Ade Adiyansah)
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
ADVERTISEMENT BY ANYMIND