Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023

Sejarah

Ziarah ke Makam Wali Lanang, Guru Sunan Giri dan Bonang

Makam Sultan Al-Arifin Syekh Ismail bin Abdul Qadir bin Abdul Jabbar bin Sayyid Abdul Qadir al-Jilani di Pulau Besar, Melaka, Malaysia. (Foto: Muhammad Abid Muaffan for NUOB)

PERJALANAN Muhammad Abid Muaffan yang melakukan ekspedisi jejak Wali Songo di Champa (Vietnam-Kamboja), Thailand, dan Malaysia, sampai di Pulau Besar, Melaka, Malaysia. Ziarah ke makam Sultan Al-Arifin Syekh Ismail bin Abdul Qadir bin Abdul Jabbar bin Sayyid Abdul Qadir al-Jilani (1463-1520 M).


Baca Juga:
Berawal dari Perintah Maulana Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan


Dari data yang diperoleh pria  yang juga peneliti sanad Al-Qur’an Nusantara itu, Syekh Ismail dikenal sebagai Wali Lanang di Kepulauan Melayu. ’’Nenek moyangnya adalah Sulthonul Auliya Syekh Abdul Qadir al-Jilani,’’ ujar Gus Abid, Kamis (17/8/2023).


Baca Juga:
Kapal Bocor, Syekh Jumadil Kubro Bangun Masjid di Kelantan, Mirip Masjid Agung Demak


Menurut riwayat, lanjutnya, saat ke Madinah, Syekh Ismail ziarah ke makam Rasulullah, Syekh Ismail mendengar suara yang menyuruhnya berdakwah ke Kepulauan Jawa.’’Akhirnya mengembara dan sampai di Pulau Besar bersama dengan 16 sahabatnya pada 1495 M/900 H. Di Pulau Besar, ajaran Islam berkembang luas dan mempunyai pengikut di seluruh Kepulauan Melayu, termasuk India, Samudera Pasai, Champa, dan Kelantan. Di antara muridnya yang terkenal adalah Raden Mahdum Ibrahim (Sunan Bonang) dan Raden Maulana Ainul Yaqin Raden Paku (Sunan Giri) bin Maulana Ishak,’’ jelasnya.


Baca Juga:
Dari Sunan Gunung Jati Menurunkan Ulama dan Sultan Banten


Sunan Bonang dan Sunan Giri adalah dua di antara Wali Songo yang terkenal di Jawa, Indonesia. ’’Syekh Ismail atau Wali Lanang meninggal dunia pada usia 58 tahun. Ketika Wali Lanang di Pulau Besar, saat itu masa Mahmud Syah, sultan terakhir di Kesultanan Malaka sebelum jatuh ke tangan Portugis pada 1511 M,’’ imbuh Gus Abid yang dibersamai oleh Datuk As Sahrim dari Nasrul Qur’an.


Namun meski jatuh ke tangan Portugis, Islam berkembang luas, terlebih ketika Sunan Giri mendirikan pesantren dan santri-santrinya menyebar ke seluruh penjuru Nusantara. Dan zuriah Wali Songo tak hanya tersebar di Indonesia, tapi juga Malaysia, Thailand, hingga penjuru Nusantara. ’’Maka kita beruntung dibekali ilmu oleh para guru yang sanadnya tersambung kepada Wali Songo,’’ tegasnya. (M Izzul Mutho/Habis)

Editor: Izzul Mutho

Artikel Terkait