Banten Raya HSN 2024

Dari Keretek hingga Ngopi, Dampak Media Bukan Kaleng-Kaleng

Ahad, 6 Oktober 2024 | 01:39 WIB

Dari Keretek hingga Ngopi, Dampak Media Bukan Kaleng-Kaleng

Jurnalis NU Online Banten M Izzul Mutho (tengah) saat talkshow Pemuda Santri tanpa Rokok Menuju Indonesia Emas 2045; Perspektif Kesehatan, Fiqih, dan Media di Lantai 3 Graha Aswaja PCNU Tangsel, Ciputat, Tangsel, Banten, Sabtu (5/10/2024). (Foto: NUOB/Singgih AP)

Tangerang Selatan, NU Online Banten

Jurnalis NU Online Banten M Izzul Mutho mengatakan, berbicara rokok dalam konteks Indonesia rasanya tidak afdlal jika tidak mengaitkan dengan keretek. ’’Konon, dulu ada salah seorang warga Kudus bereksperimen dengan mencampur bubuk cengkih dan tembakau. Lalu melinting memakai klobot, kulit jagung. Lintingan tersebut kemudian dinyalakan, dibakar sehingga menghasilkan bunyi khas, keretek..keretek..keretek.... Inilah asal-usul keretek,” kata pria asal Kudus, Jawa Tengah, itu disusul gelak tawa sekitar 100 hadirin dalam talkshow bertema Pemuda Santri tanpa Rokok Menuju Indonesia Emas 2045; Perspektif Kesehatan, Fiqih, dan Media di Lantai 3 Graha Aswaja PCNU Tangsel, Jl Otista Raya Blok B25-B26, Ciputat, Tangsel, Banten, Sabtu (5/10/2024).


Cerita tersebut mudah dilacak dalam sejumlah media mainstream. Korelasinya, diakui atau tidak, media punya peran signifikan terkait informasi, termasuk soal rokok.
’’Tentunya termasuk bahaya rokok bagi kesehatan, khususnya buat anak-anak muda seperti yang hadir kali ini. Bisa jadi efeknya baru terasa saat usia senja nanti,’’ ungkap ayah dua anak yang pernah menimba ilmu di Ma'had Aly Pondok Pesantren Al Munawwir, Krapyak, Jogjakarta, itu.



Sekali lagi, lanjut praktisi media yang telah menyelesaikan S2 komunikasi itu, media juga sering menyajikan sumber dari Kementerian Kesehatan. Salah satunya, bahaya rokok akan membawa implikasi pada pembiayaan jangka panjang, karena risiko berbagai macam penyakit.


’’Padahal, menatap Indonesia Emas 2045, bonus demografi hendaknya dimanfaatkan dengan baik. Pada tahun itu, jumlah penduduk Indonesia 70 persennya merupakan usia produktif. Bonus demografi jika tidak dimanfaatkan dengan baik, dapat membawa dampak buruk, terutama masalah sosial,’’ ungkap pria yang pernah mengajar di sejumlah kampus di Jakarta itu membahas
Bahaya Merokok Perspektif Media.


Secara regulasi, imbuh jurnalis yang pernah liputan haji, SEA Games, dan Asian Games itu, seperti iklan rokok misalnya, media massa tentu mengikuti aturan yang diterapkan atau diundangkan. Di antaranya,
Undang-Undang No.32 tahun 2002 tentang Penyiaran (UU Penyiaran) Pasal 46 ayat (3) huruf c melarang iklan niaga melakukan promosi rokok yang memperagakan wujud rokok. ’’Termasuk seperti apa meliput atau memberitakan kegiatan yang disupport oleh rokok. Dampak media memang luar biasa, bukan kaleng-kaleng,’’ terang pria yang pernah menjadi pekerja media hampir 20 tahun itu.



Mengutip laman Kementerian Kesehatan, angka promosi untuk merokok semakin meningkat baik melalui media sosial, elektronik, maupun media promosi lainnya. Yang paling signifikan adalah peningkatan melalui media internet. Pada 2011 iklan di internet hanya sekitar 1,9 persen. Naik sepuluh kali lipat menjadi 21,4 persen pada 2021.


Terlepas dari itu, imbuh
pria yang mengantongi sertifikat wartawan utama itu, semua berpulang ke masing-masing. Informasi yang diserap melalui media, hendaknya difilter, tidak ditelan begitu saja. Terlebih menyangkut soal kesehatan dan merokok disebut ada benang merahnya.’’Kembali memulai dari diri sendiri. Merokok itu pilihan atau kebutuhan? Demikian juga ngopi, barangkali,’’ tutup pria yang mengenakan baju lengan pendek warna hijau dipadu celana bermotif warna terang dan peci hitam tersebut.

 

Seperti diberitakan, talkshow yang dipandu moderator H Abdullah Ubaid yang juga wakil ketua PCNU Tangsel, juga menghadirkan Ketua Lembaga Bahtsul Masail PCNU Tangsel Muhammad Hanifuddin yang menyampaikan Bahaya Merokok Perspektif Fiqih dan Ketua Tim Kerja Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Kesehatan Jiwa, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan Tangerang Selatan Fitria Yulyati yang membahas Bahaya Merokok Perspektif Kesehatan