Hadits Berikut Menekankan Pentingnya Konsisten dan Berkhidmat Sesuai Kemampuan
Rabu, 21 Agustus 2024 | 02:16 WIB
Tangerang Selatan, NU Online Banten
Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tangerang Selatan Kiai Muhammad Hanifuddin mengatakan, hadits kelima dalam Kitab Syarhun Lathifun ‘ala Arbain Haditsan Tata'allaq bi Mabadi' Jamiyyah Nahdatil Ulama, korelasinya dengan jam’iyyah NU, adalah pentingnya konsistensi. ’’Berbuat baik sedikit dengan istikamah itu lebih baik daripada banyak tapi hanya sekali atau jarang,’’ ujar pria yang pernah menimba ilmu di Pondok Pesantren Ringinagung, Kediri, Jawa Timur, itu di Graha Aswaja NU Tangerang Selatan (Tangsel), Ciputat, Tangsel, Selasa (20/8/2024) malam.
Dalam hadist tersebut Nabi Muhammad saw menyampaikan, inna ahabbal a’mali ilallahi adwamuha wa inqalla. Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, lanjut Kiai Hanif, pesannya adalah amal atau perbuatan yang paling diridlai dan banyak pahalanya di hadapan Allah adalah yang istikamah, kontinyu, meski sedikit.’’Tentunya, yang ideal, ya melakukan banyak amal dan istikamah lagi,’’ tegas pria yang suka wayang itu di hadapan jamaah, termasuk Ketua PCNU Tangsel H Abdullah Mas’ud.
Disebutkan dalam syarah (komentar atau penjelasan), istikamah itu lebih baik daripada seribu kemuliaan.’’Sedikit dengan kontinyu itu lebih baik daripada banyak, tapi terputus, karena kontinyunya sedikit itu terus menerus menuju taat, ingat, dan merasa diawasi oleh Allah,’’ tambahnya dalam ngaji rutin yang dilaksanakan setelah istighotsah dan pembacaan Shalawat Nariyah yang malam itu dipimpin Sekretaris PCNU Tangsel Kiai Himam Muzzahir itu.
Ini, lanjutnya, berbeda dengan melakukan amal baik banyak, tapi hanya sekali atau sangat jarang.’’Seperti berpaling dari Allah dan terputus pahalanya. Saat itu saja. Beda kalau istikamah,’’ ungkap pria berkacamata yang mengenakan baju putih lengan panjang, sarung bermotif dominan gelap, dipadu peci hitam, yang malam itu membahas halaman 28 hingga 31 itu.
Sedangkan pada hadits keenam, ‘alaikum minal a’mali ma tuthiquna fa wallahi la yamallullahu hatta tamallu, yang diriwayatkan Imam Tirmidzi, imbuhnya, korelasinya dengan jam’iyyah, terutama mereka yang mengurus NU, adalah mendorong beraktivitas dan menyusun program sesuai kemampuannya.
’’Kemampuannya diukur seberapa. Selain itu, khidmat di NU hendaknya sesuai dengan kepakarannya. Passion-nya. Tidak semua struktur NU, lembaga, dan badan otonom, dia saja yang ngurus. Kemampuannya apa dan di mana? Fokus. Jangan pula kalau sudah diberi amanah dan menyatakan siap berkhidmat, kemudian malah sesempat-sempatnya. Terlepas punya kesibukan lain dan alasan apa pun,’’ jelas pria asal Sragen, Jawa Tengah, yang saat ini sebagai dosen di Pondok Pesantren Darus-Sunnah, Ciputat, Tangsel, itu.
Sekadar diketahui, Arbain Haditsan Tata'allaq bi Mabadi' Jamiyyah Nahdatil Ulama merupakan karya Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, pendiri NU. Kitab Mbah Hasyim—sapaan Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari—yang berkenaan dengan berdirinya Jam’iyyah NU itu, memiliki kekhasan. Kitab tersebut dilampirkan bersamaan dengan Mukaddimah Qanun Asasi Nahdatul Ulama yang berkaitan erat (tata'allaq) dengan berdirinya NU.
Arbain Haditsan Mbah Hasyim ini dimulai dengan pesan kebaikan, bagaimana esensi agama, lalu bagaimana pula jika agama diserahkan kepada mereka yang bukan ahlinya. Redaksi yang ditulis oleh Mbah Hasyim dalam Arbain Haditsan tidak melulu dari Shahih Al-Bukhari, Shahih Muslim saja, akan tetapi juga dari Tabrani, Abi Dawud hingga kutipan dari Abu Nuaim Al-Asfahani, yang masih relevan hingga sekarang. Artinya, ada unsur continuity (keberlangsungan) di situ. Dari sinilah keistimewaan sosok Mbah Hasyim mampu meletakkan 40 hadits pilihan sebagai pondasi Jam'iyyah Nahdatul Ulama.
Sedangkan Syarhun Lathifun merupakan syarah atas Arbain Haditsan yang ditulis oleh Khoiruddin Habziz, santri dan pengurus Ma’had Aly Situbondo, Jawa Timur. Kitab dengan tebal 124 halaman tersebut diberi pengantar oleh Wakil Rais ’Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Afifuddin Muhajir, yang juga mengajar di Ma’had Aly Situbondo. (Mutho)
Terpopuler
1
AKN NU Membangun Kader dengan Jiwa Petarung
2
Sopian Terpilih sebagai Ketua PAC Ansor Banjarsari, Baehaqi Jadi Nakhoda Malingping
3
Ketua PCNU Kabupaten Serang: Kader NU Bukan Komentator, Harus Berperan Aktif
4
AKN NU sebagai Ikhtiar Lahirkan Pemimpin NU Masa Depan
5
Berburu Kemabruran Haji
6
Haul Pendiri YINH, KH Abdurrauf juga Penggerak NU di Malingping
Terkini
Lihat Semua