Tangerang Selatan, NU Online Banten
Pesan agar warga Nahdlatul ulama tawazun, seimbang, terungkap dalam penjelasan Kitab Syarhun Lathifun ‘ala Arbain Haditsan Tata'allaq bi Mabadi' Jam’iyyah Nahdatil Ulama. ’’Dalam alenia terakhir syarah hadits ke-34 halaman 94, disebutkan umat Muhammad, terkhusus Nahdliyin agar menjaga keseimbangan antara ilmu dan amal, antara ucapan dan tindakan, antara ruhy dan sifat-sifat materi, antara akal dan naql, antara pendapat dan hati, antara akhirat dan dunia,’’ ujar Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tangerang Selatan (Tangsel) Kiai Muhammad Hanifuddin saat ngaji kitab tersebut di Lantai 3 Graha Aswaja NU Tangsel, Ciputat, Tangsel, Selasa (18/2/2025) malam.
Dalam segala sesuatu, lanjutnya, hendaknya tawasut, sikap tengah-tengah dan i’tidal, tegak lurus serta menjaga keseimbangan.’’Hal itu sebagai bagaian dari tasamuh, toleran, yang menjadi ciri orang NU,’’ kata kiai yang malam itu mengenakan baju putih lengan panjang dipadu sarung berwarna cenderung gelap.
Baca Juga
Antara Tahadduts Binni’mah dan Riya
Malam itu, santri almaghfurlah KH Ali Mustafa Yakub, pendiri Pondok Pesantren Darus-Sunnah, Ciputat, Tangerang Selatan, membacakan hadits urutan ke-34. Hadits dari Sahabat Umar bin Khattab yang diriwayatkan Imam Thabrani berbunyi, inna akhwafa ma akhafu ‘ala ummaty kullu munafiqin ‘alimillisani.’’Yang paling dikhawatirkan Nabi Muhammad atas umatnya adalah orang munafik, yang piawai lisannya. Munafik itu hatinya tidak meyakini kebenaran Islam,’’ terang pria asal Sragen, Jawa Tengah, yang juga dosen Pondok Pesantren Darus-Sunnah Ciputat, itu.
Munafik itu, lanjutnya membacakan syarah kitab, merasa bangga, mulia, mengajak manusia ke jalan Allah, sedangkan dirinya sendiri justru lari dari Allah.’’Pura-pura beribadah kepada Allah. Itu ibarat serigala yang berpakaian. Menurut Imam Zamakhsyari, orang-orang munafik itu paling jeleknya kekufuran dan dan paling dibenci di hadapan Allah. Makanya tempatnya di paling bawah neraka,’’ imbuh pria yang pernah sembilan tahun menimba ilmu di Pondok Pesantren Ringinagung, Kediri, Jawa Timur, tersebut. Oleh karena itu, lanjutnya di hadapan puluhan jamaah, Nabi Muhammad saw mengingatkan agar berhati-hati dengan orang munafik.
Sekadar diketahui, ngaji kitab rutin ini dilaksanakan setiap Selasa malam. Satu rangkaian dengan istighotsah dan pembacaan Shalawat Nariyah yang digelar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tangsel dan dipimpin Sekretaris PCNU Tangsel Kiai Himam Muzzahir.
Perlu diketahui juga, Arbain Haditsan Tata'allaq bi Mabadi' Jamiyyah Nahdatil Ulama merupakan karya Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, pendiri NU. Kitab Mbah Hasyim—sapaan Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari—yang berkenaan dengan berdirinya Jam’iyyah NU itu, memiliki kekhasan. Kitab tersebut dilampirkan bersamaan dengan Mukaddimah Qanun Asasi Nahdatul Ulama yang berkaitan erat (tata'allaq) dengan berdirinya NU.
Arbain Haditsan Mbah Hasyim ini dimulai dengan pesan kebaikan, bagaimana esensi agama, lalu bagaimana pula jika agama diserahkan kepada mereka yang bukan ahlinya. Redaksi yang ditulis oleh Mbah Hasyim dalam Arbain Haditsan tidak melulu dari Shahih Al-Bukhari, Shahih Muslim saja, akan tetapi juga dari Tabrani, Abi Dawud hingga kutipan dari Abu Nuaim Al-Asfahani, yang masih relevan hingga sekarang. Artinya, ada unsur continuity (keberlangsungan) di situ. Dari sinilah keistimewaan sosok Mbah Hasyim mampu meletakkan 40 hadits pilihan sebagai fondasi Jam'iyyah Nahdatul Ulama.
Baca Juga
NU Antibid’ah? Bid’ah yang seperti Apa
Sedangkan Syarhun Lathifun merupakan syarah atas Arbain Haditsan yang ditulis oleh Khoiruddin Habziz, santri dan pengurus Ma’had Aly Situbondo, Jawa Timur. Kitab dengan tebal 124 halaman tersebut diberi pengantar oleh Wakil Rais ’Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Afifuddin Muhajir, yang juga mengajar di Ma’had Aly Situbondo. (Mutho)
Terpopuler
1
Perang Iran-Israel, PBNU Desak Genjatan Senjata Segera
2
AKN NU Membangun Kader dengan Jiwa Petarung
3
Jadi Kader IPNU-IPPNU Butuh Semangat dan Istiqamah
4
Sopian Terpilih sebagai Ketua PAC Ansor Banjarsari, Baehaqi Jadi Nakhoda Malingping
5
AKN NU sebagai Ikhtiar Lahirkan Pemimpin NU Masa Depan
6
Kader Fatayat Diharap Konsisten Semangat
Terkini
Lihat Semua