Banten Raya

Pemkot Tangerang Siapkan Program Dapur Dahsyat Tekan Angka Stunting

Jumat, 28 Juni 2024 | 20:17 WIB

Pemkot Tangerang Siapkan Program Dapur Dahsyat Tekan Angka Stunting

Program yang dilakukan oleh posyandu untuk menekan angka stunting. (Istimewa)

Kota Tangerang, NU Online Banten

Pelaksana Harian (Plh) Dinas Kesehatan Kota Tangerang Mugiya Wardhany menyampaikan, program Gerakan Serentak untuk Anak Tangerang Sehat dan Cerdas (Gertak Tangkas), melibatkan intervensi serentak dalam pencegahan stunting melalui 1.097 posyandu di 104 kelurahan. 

 

"Sejumlah skema penanganan pun telah disiapkan. Di antaranya, posyandu akan tetap melakukan skrining stunting secara rutin setiap bulannya," terangnya dalam keterangan tertulis yang diterima NU Online Banten, Jumat, (28/6/2024).

 

Ia mengungkapkan, saat ini Pemkot Tangerang telah berhasil mencapai 100 persen dari target 77.020 balita di Kota Tangerang. Dari jumlah balita yang diskiring serentak, sekitar lima persen dinyatakan terindikasi stunting.

 

Penanganan lainnya, kata dia, untuk anak-anak terindikasi stunting akan dirujuk ke Rumah Sakit rujukan yaitu RSUD Kota Tangerang.

 

Namun, ia juga menyatakan, bahwa saat ini Pemkot Tangerang tengah mempersiapkan Rumah sakit rujukan lainnya. Diantaranya yaitu RS Hermina Periuk, RS Annisa, RS Primaya, RSUP Dr. Sitanala dan RS Sari Asih Ciledug.

 

“Sedangkan untuk balita yang masuk dalam kategori berat badan kurang atau gizi kurang akan ditangani dengan Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT)," ujar Mugiiya.

 

"Ini juga akan dipantau setiap bulannya, apakah mengalami peningkatan atau tidak,” tambahnya.

 

Lebih lanjut, ia mengatakan, pemerintah berencana akan mencanangkan Dapur Dahsyat. Menyediakan makanan sesuai gizi untuk anak-anak yang terindikasi stunting. Berkolaborasi dengan segenap pihak, seperti PKK, DP3AP2KB, kecamatan hingga kelurahan.

 

“Pemkot Tangerang juga tengah menggagas program orang tua asuh penjagaan anak stunting. Yaitu, satu anak stunting mendapat satu orang tua asuh," ungkapnya.

 

Tak hanya itu, pemerintah Kota Tangerang juga mengajak kepada segenap kelompok masyarakat untuk berkolaborasi menekan stunting. Diantaranya menjadi orang tua asuh anak-anak yang terindikasi stunting.

 

"Program ini tidak terbatas pada ASN tapi juga masyarakat umum yang sekiranya berminat untuk menjadi orang tua asuh anak-anak stunting. Regulasinya tengah kita kuatkan lebih dulu,” papar Mugi.

 

“Penanganan stunting akan terus berkembang dengan segala inovasi yang terus Pemkot Tangerang hadirkan. Harapannya, ialah tidak ada lagi anak-anak di Kota Tangerang yang terlambat dilakukan penanganan,” tandasnya.

 

Perlu untuk diketahui, tren prevalensi stunting pada balita di Kota Tangerang mengalami penurunan dari tahun 2018 di angka 19,1 persen menjadi 11,8 persen di tahun 2022.

 

Kenaikan terjadi pada tahun 2023 dengan angka 17,6 persen, meskipun masih di bawah angka Provinsi Banten yaitu 24 persen dan nasional di 21,5 persen.