Kardinal Prevost dari Amerika Serikat Terpilih sebagai Paus Leo XIV
Jumat, 9 Mei 2025 | 06:24 WIB
Jakarta, NU Online Banten
Ribuan massa bersorak di halaman depan Basilika Santo Petrus, Vatikan, saat asap putih (fumata) muncul dari cerobong Kapel Sistina, kapel kepausan yang terletak di lingkungan Istana Apostolik, Vatikan, Kamis (8/5/2025) sore waktu setempat.
Asap putih dan dentang lonceng menandakan Paus baru telah terpilih dalam kurun waktu Konklaf yang cukup singkat, yakni tiga putaran pemungutan suara. Asap putih ini akan diikuti seruan kardinal protodikon dalam bahasa latin habemus papam yang berarti kita memiliki Paus.
Semua mata tertuju ke Balkon Basilika Santo Petrus, tempat Paus terpilih muncul ke hadapan publik untuk pertama kali. Kardinal Robert Francis Prevost dari Amerika Serikat terpilih sebagai Paus ke-267 dalam usia 69 tahun menggantikan mendiang Paus Fransiskus yang meninggal pada 21 April 2025 lalu. Ia memilih nama kepausan Paus Leo XIV.
Dalam Konklaf ini, Paus Leo XIV terpilih dalam waktu yang terbilang singkat. Sebelumnya, Paus Fransiskus terpilih pada 10 Maret 2013 tepatnya saat pemungutan suara kelima setelah Konklaf berlangsung selama dua hari. Sesuai tradisi, Paus Leo XIV muncul di Balkon Basilika Santo Petrus dan menyapa ribuan massa yang antusias menyambut kehadiran Paus Baru mereka.
Ia kemudian memberikan urbi et orbi pertamanya. Melansir New York Times, Pendeta Michele Falcone, 46 tahun, seorang pendeta di Ordo St. Augustine yang sebelumnya dipimpin oleh Kardinal Prevost, menggambarkan mentor dan temannya itu sebagai “orang yang bermartabat dan berada di tengah". Hal ini menunjukkan potensi Paus Leo XIV dalam membawa arah gereja Katolik dengan melanjutkan inklusivitas Paus Fransiskus sekaligus menjaga nilai-nilai konservatif gereja.
Konklaf ke-76 ini diikuti oleh 133 kardinal elector. Jumlah ini terbanyak sepanjang sejarah gereja Katolik. Paus Leo XIV terpilih karena telah melampaui kriteria minimal perolehan 2/3 suara dari para kardinal elektor (89 suara). Sebelum pemungutan suara dimulai, para kardinal elektor bersumpah mengikuti konstitusi apostolik dalam pemilihan Paus, termasuk soal menjaga kerahasiaan proses Konklaf. (NUO/Afrilia Tristara)
Editor: M Izzul Mutho Masyhadi
Â
Terpopuler
1
Diklatsar Banser PAC Cisauk Angkatan II Dibuka, Catat Tanggalnya dan Daftar Segera!
2
Khutbah Jumat: Evaluasi Diri di Ujung Tahun
3
Pernyataan Menbud yang Sangkal Perkosaan Masal 1998 Dinilai Mencoba Menghilangkan Narasi Sejarah
4
Perang Iran-Israel, PBNU Desak Genjatan Senjata Segera
5
Jadi Kader IPNU-IPPNU Butuh Semangat dan Istiqamah
6
Rusia Terbuka untuk Kerja Sama Nuklir dengan Indonesia
Terkini
Lihat Semua