Keislaman

Dahsyatnya Surat Al Fatihah

Kamis, 23 Maret 2023 | 23:33 WIB

Dahsyatnya Surat Al Fatihah

Al-Qur'an. (Foto: Freepik)

Surat Al Fatihah adalah nama salah satu surat di dalam Al-Quran yang terletak di ‎bagian paling awal, meskipun bukan sebagai surat yang pertama turun. Surat Al ‎Fatihah memang bukan sebagai surat yang pertama turun, tetapi sebagian ulama ‎berpendapat bahwa surat ini adalah surat pertama yang diturunkan oleh Allah ‎secara sempurna. Surat ini memiliki banyak nama yang berbeda dengan surat ‎lainnya. Setidaknya Syekh Wahbah Al Zuhaili mengidentifikasi nama surat ini ‎menjadi 10 nama. Istilah-istilah tersebut didasarkan sesuai dengan fungsi dan ‎kegunaan nama surat ini. Berikut dijelaskan tujuh di antaranya: ‎
‎ 

Pertama, Al Fatihah
Makna kata ini adalah pembuka. Hal ini dikarenakan secara susunan, surat ini ‎terletak di awal mushaf Al-Qur’an. Setiap orang yang membuka Al-Qur’an pasti ‎akan bertemu dengan surat ini. Qurasy Shihab menambahkan bahwa ‎kandungan makna yang tersimpan di dalam kata Al Fatihah bukan hanya masalah ‎peletakan susunannya, akan tetapi surat ini mengandung sebuah keagungan yang ‎sangat dahsyat. Yaitu terbukanya segala macam kebajikan. Oleh karena itu, ‎mengapa di antara kita seringkali memulai segala aktivitas terutama yang kita ‎anggap sangat sakral, penting, luar biasa selalu diawali dengan membaca surat Al ‎Fatihah. ‎
‎ 

Kedua, Al Sab’a Al Matsani
Kata Sab’a bermakna tujuh. Artinya bahwa surat ini memiliki tujuh susunan ayat. ‎Sedangkan Al Matsani bermakna dua. Artinya bahwa surat ini akan dibaca ‎sebanyak dua kali dalam setiap shalat. Hal ini didasarkan pada awal pelaksanaan ‎shalat itu dilakukan sebanyak dua rakaat. Hal ini juga ditegaskan di dalam sebuah ‎hadits yang menerangkan tentang kaifiyah qiyamul lail yaitu ‎
‎ 

قيام الليل مثنى مثنى

‎ 
Penamaan surat ini dengan istilah Al Sab’a Al Matsani berdasarkan hadits Nabi ‎Muhammad yang suatu waktu berada di dalam masjid bersama Said bin Al Maali. ‎Beliau berpesan:‎
‎ 

عن أبي سعيد رافع بن المعلى -رضي الله عنه- قال: قال لي رسول الله -صلى الله عليه وسلم-: «أَلاَ أُعَلِّمُكَ ‏أَعْظَمَ سُورَةٍ في القُرْآن قَبْلَ أنْ تَخْرُجَ مِنَ الْمَسْجِد؟» فَأخَذَ بِيَدِي، فَلَمَّا أرَدْنَا أنْ نَخْرُجَ، قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، ‏إنَّكَ قُلْتَ: لأُعَلِّمَنَّكَ أعْظَمَ سُورَةٍ في القُرْآنِ؟ قالَ: «الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِينَ، هِيَ السَّبْعُ المَثَانِي وَالقُرْآنُ ‏العَظِيمُ الَّذِي أُوتِيتُهُ‎. ‎‏»‏

‎ 

Ketiga, Al-Qur’anil Adhiem
Surat ini memiliki kategori sebagai surat yang adhiem atau dahsyat. Mengapa? ‎Karena surat ini menjadi salah satu indikasi kehebatan Al-Qur’an dibandingkan ‎kitab suci lainnya yang diturunkan kepada para nabi lainnya. Nabi Muhammad ‎menegaskan bahwa kehadiran Al Fatihah sebagai pembeda antara Al-Qur’an ‎dengan kitab suci lainnya. Kitab suci lainnya tidak dilengkapi dengan surat ini. ‎Sebagaimana ditegaskan dalam sebuah hadits‏ ‏yang diriwayatkan oleh Ubay bin ‎Ka’ab:‎



مرَّ رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ علَى أُبَىِّ بنَ كَعبٍ، فقال :أتُحِبُّ أن أُعَلِّمَك سورَةً لَم ينزَل في التَّوراةِ ، ولا ‏في الإنجيلِ ، ولا في الزَّبورِ ، ولا في الفُرقانِ مِثلُها ؟ قلتُ: نَعَم ، يا رسولَ اللَّهِ ، قال : فَكيفَ تَقرَأُ في الصَّلاةِ ‏؟ فقَرَأتُ عليهِ أُمَّ الكتابِ ، فقال رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ : والَّذِي نَفسِي بيَدِه، ما أُنزلَت سورةٌ في ‏التَّوراةِ ولا في الإنجيلِ ولا في الزَّبورِ ، ولا في الفُرقانِ مِثلُها ،وإنَّها لَهي السَّبعُ المَثاني والقُرآنُ العَظيمُ‏
‎ 

Keempat, Al Syifa
Al Syifa maknanya adalah obat. Penamaan tersebut didasarkan pada sebuah ‎hadits Nabi yang berdasarkan atsar sahabat. Dikisahkan bahwa salah seorang ‎masyarakat non Madinah terkena sengatan hewan beracun yang mematikan. ‎Kemudian salah seorang di antara mereka yaitu Abu Said Alkhudri berusaha ‎menyelamatkan orang tersebut dengan cara membacakan surat Al Fatihah. ‎Peristiwa tersebut dilaporkan kepada Nabi Muhammad ketika sesampainya di ‎Madinah. Metode penyembuhan ini dalam istilah dunia Arab disebut dengan ‎ruqyah. Kemudian Nabi setelah mendengar peristiwa tersebut bertanya,‎
‎ 

وما أدراك أنها رقية
 


‎‘’Bagaimana kamu mengetahui jika surat tersebut adalah ruqyah?’’‎

‎ 
Hal ini mengindikasikan bahwa surat ini memiliki keistimewaan lain yaitu dapat ‎digunakan sebagai metode yang dapat menghilangkan sebuah kemudaratan ‎dalam dunia kesehatan. Hal ini dapat diterapkan dalam kehidupan nyata kita. ‎Namun menjadi permasalahan di antara kita adalah ketidakyakinan kita akan ‎fungsi surat ini sebagai metode untuk menghilangkan kemudaratan. ‎
‎ 

Minimal surat ini dapat menjadi pegangan buat kita yang memiliki penyakit ‎berdasarkan riwayat medis agar perbanyak membaca Al Fatihah agar penyakit-‎penyakit tersebut dapat dihilangkan oleh Allah. Misalnya sebelum makan jangan ‎lupa membaca Al Fatihah agar makanan yang kita konsumsi dapat mendatangkan ‎kesehatan. Demikian juga ketika akan mengonsumsi obat. Sehingga side effect-‎nya dapat diredam. Sekali lagi syarat utamanya adalah yakin.‎
‎ 

Kelima, Umm Al Kitab
Umm maknanya adalah induk atau himpunan. Maksudnya surat ini mengandung ‎tentang himpunan berbagai macam tema yang dibahas di dalam Al-Qur’an. Surat ‎ini memperinci kandungan konsep semua surat di dalam Al-Qur’an. Di dalam ‎surat ini diterangkan tentang masalah akidah, syariat, dan akhlak. Surat ini ‎menerangkan tentang kesempurnaan sifat Allah, perintah beribadah, metode ‎ikhlas dalam beramal, permohonan agar dapat menggapai sebuah kebahagiaan di ‎dunia dan akhirat, kisah tentang akhirat, serta umat terdahulu. ‎
‎ 

Keenam, Umm Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan induk dari segala kitab suci yang telah diturunkan oleh ‎Allah. adapun induk Al-Qur’an itu tercakup di dalam surat Al Fatihah karena ‎kandungannya telah memenuhi unsur pokok dari inti Al-Qur’an sebagaimana ‎dijelaskan dalam konsep Umm Al Kitab.‎
‎ 

Ketujuh, Al Asas
Segala sesuatu pasti memiliki dasar atau asas. Syekh Al Qurtubi di dalam kitab Al ‎jami’ Al Ahkam Al-Qur’an menjelaskan bahwa porosnya dunia itu terletak di ‎Makkah. Porosnya langit adalah ‘Ariban yaitu salah bagian langit yang berada di ‎level ketujuh. Dasarnya surga itu adalah Jannah ‘Adn. Dasarnya neraka adalah ‎Jahanam. Dasarnya manusia adalah Nabi Adam. Dasarnya Bani Israil adalah Nabi ‎Ya’kub. Dan dasarnya Al-Qur’an adalah Al Fatihah.‎

‎ 
Al Fatihah adalah bagian terpenting di dalam urusan shalat. Oleh karenanya, ‎hukum syariat menetapkan Al Fatihah sebagai salah satu rukun shalat yang tidak ‎bisa ditinggalkan. Apabila shalat tanpa membaca surat ini maka shalatnya tidak ‎sah. sebagaimana ditegaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah,‎

‎ 
مَن صَلَّى صَلاةً لَمْ يَقْرَأْ فيها بأُمِّ القُرْآنِ فَهي خِداجٌ ثَلاثًا غَيْرُ تَمامٍ
لا صلاة لمن لم يقرأ بفاتحة الكتاب
‎ 

Kapan surat Alfatihah diturunkan oleh Allah?‎
Surat ini turun di Makkah. Oleh karenanya diklasifikasikan sebagai Surat ‎Makkiyyah. Surat ini turun ketika Nabi Muhammad masih berdomisili di Kota ‎Makkah dan belum hijrah ke Madinah. Tepatnya berdekatan dengan peristiwa ‎Isra’ Mi’raj. Dalam peristiwa tersebut Allah menetapkan konsep syariat yaitu ‎kewajiban shalat. ‎

‎ 
Dalam pelaksanaan shalat, Nabi mengajarkan bahwa surat Al Fatihah menjadi ‎salah satu rukun shalat yang apabila meninggalkannya, maka shalatnya tidak sah. ‎Ketika Nabi menerima surat ini diceritakan di dalam tafsir Fathul Qadir (jil1, h.16)  ‎bahwa Nabi mengalami ketakutan yang luar biasa sampai-sampai lari tunggang ‎langgang. Peristiwa tersebut diceritakan kepada paman Siti Khadijah yaitu ‎Buhaira. Pesannya, jangan takut, tetapi hadapi karena hal tersebut akan ‎membawa sebuah pesan yang dahsyat. Maka Nabi pun menerima nasihat ‎tersebut.‎‏ ‏

‎ 
Kemudian suatu waktu Allah menurunkan wahyu Surat Al Fatihah bersamaan ‎dengan 5 ayat terakhir dari Surat Al Baqarah. Ketika itu langit terbelah dan ‎seolah-olah dibuka gerbangnya. Kemudian turun malaikat yang tidak pernah ‎turun ke bumi sebelumnya. Mereka bertugas sebagai pengawal Malaikat Jibril ‎dalam membawa wahyu yang mulia ini kepada Nabi Muhammad.‎
‎ 

Gus Muhammad Alvi Firdausi, Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) NU ‎Tangsel, Pengasuh Pondok Pesantren Al Tsaniyyah Tangerang Selatan