Keislaman

Keutamaan Mengajak Kebaikan ala Sayyid Muhammad al-Maliki

Sabtu, 20 Mei 2023 | 23:05 WIB

Keutamaan Mengajak Kebaikan ala Sayyid Muhammad al-Maliki

Kasyful Ghummah karya Sayyid Muhammad al-Maliki. (Foto: NU Online Banten/M Izzul Mutho)

Kebaikan tidak hanya bermanfaat bagi pelaku. Tetapi juga orang yang mengajak. Keduanya mendapatkan pahala yang sama. Sepadan dan setimpal. Sebaliknya, tidak jauh berbeda, dampak buruk kejelekan. Tidak hanya menimpa kepada orang yang melakukan semata. Namun juga orang yang mengajak. Keduanya mendapatkan dosa yang sama. Tanpa sedikitpun mengurangi dosa satu dan lainnya. Demikian tegas Sayyid Muhammad al-Maliki (1944-2004). Tepatnya pada karya beliau yang berjudul Kasyful Ghummah (1401 H). Kitab setebal 84 halaman ini memuat penjabaran hadits-hadits terkait kesalehan sosial.

Terkait penegasan di atas, Sayyid Muhammad al-Maliki merujuk pada dua hadits. Pertama, hadits yang diriwaykan oleh Sayyidina Abu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu (41 H), satu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan bahwa barang siapa yang menunjukkan pada kebaikan, maka ia juga mendapatkan pahala. Sama persis dengan pahala orang yang melakukannya. Teks hadits tersebut seperti di bawah ini:

عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الأَنْصَارِيِّ قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ (رواه أبو داود)

Artinya: Diriwayatkan dari Abi Mas’ud al-Anshari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa yang menunjukkan kebaikan, maka ia mendapatkan pahala sepadan dengan orang yang melakukannya.” (HR Abu Dawud)

Dalam kajian takhrij, hadits ini tidak hanya terdapat dalam Kitab Sunan Abu Dawud saja. Namun juga terdapat dalam Shahih Muslim, Musnad Ahmad, dan Sunan al-Tirmidzi. Data ini menunjukkan bahwa hadits ini banyak diriwayatkan. Tidak hanya dari satu jalur. Keragaman riwayat ini saling menopang. Saling mendukung. Menguatkan posisi status hadits. Yakni sebagai hadis shahih.

Hadits yang kedua adalah bersumber dari Sayyidina Abu Hurairah (59 H). Ditegaskan oleh Baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa baik orang yang mengajak kebaikan ataupun keburukan, akan mendapatkan balasan sama seperti orang yang diajak. Jika ada orang yang mengajak pada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala sama seperti orang yang diajaknya. Demikian halnya ketika ada orang yang mengajak kepada keburukan. Hadits ini kualitasnya adalah sahih. Terdapat dalam kitab Musnad Ahmad dan Shahih Muslim. Teks lengkapnya sebagaimana berikut:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا (رواه مسلم)

Artinya: Diriwayatkan dari Abi Hurairah, sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda: “Barang siapa mengajak kepada petunjuk (amal baik), maka ia mendapatkan pahala sama seperti pahalanya orang yang mengikutinya. Tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang melakukannya. Barang siapa yang mengajak pada kesesatan, maka ia mendapatkan dosa setimbang dengan dosa orang yang mengikutinya. Tanpa sedikitpun mengurangi dosa orang yang melakukannya.” (HR Muslim).

Dalam paparannya, dengan mengutip pendapat Imam al-Thibi (743 H), Sayyid Muhammad al-Maliki menggaris bawahi arti penting diksi “huda” (petunjuk) dalam teks hadits, yakni berupa isim nakiroh. Artinya, mencakup segala petunjuk kebaikan. Baik kebaikan yang besar maupun yang kecil. Yang remeh atau pun yang dianggap penting. Semuanya akan memiliki balasan yang setimpal. Semisal hanya menyingkirkan duri di jalan.

Dari titik inilah, lanjut Sayyid Muhammad al-Maliki, mengapa seorang faqih (ahli hukum) memiliki kedudukan yang tinggi. Satu faqih membandingi 1000 abid (ahli ibadah). Tidak lain, karena ilmu dan petunjuk yang diberikan oleh seorang faqih senantiasa akan mengalir pahalanya. Selama ada orang yang terus mengikuti ajakan kebaiakannya. Mengamalkan petunjuk ilmu yang disampaikan. Kebaikan ini tetap mengalir hingga Hari Kiamat.

Semoga kita tergerak untuk senantiasa mengajak kepada kebaikan.

Muhammad Hanifuddin, Ketua Lembaga Bahtsul Masail PCNU Tangsel dan Dosen Ma’had Darus-Sunnah Jakarta