• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Kamis, 2 Mei 2024

Khutbah

Khutbah Jumat: Hikmah Mengingat Kematian

Khutbah Jumat: Hikmah Mengingat Kematian
Ilustrasi ziarah kubur. (Foto: NUO/Faizin)
Ilustrasi ziarah kubur. (Foto: NUO/Faizin)
Khutbah I
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ, الحمد لله رب العالمين القائل : قُلْ اِنَّ الْمَوْتَ الَّذِيْ تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَاِنَّهٗ مُلٰقِيْكُمْ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ اِلٰى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ, أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلى أَشْرَافِ الأَنْبِيَاءِ وَالمرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِه وَأَصْحَابِه وَمَنْ سَارَ عَلى نَهْجِهِ القَوِيْمِ وَدَعَا إِلَى الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ إِلى يَوْمِ الدِّيْنِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا, اَللّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِه وِأَصْحَابِه وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلى يَوْمِ الدّيْن. أما بعدُ, فيا عِبادَ الله أُوْصِيْكُمْ وإيّاي نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تُقَاتِه فقد فاز المتقون.
 
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Pertama sekali marilah kita bersyukur ke hadirat Allah yang telah memberikan berjuta kenikmatan kepada kita sekalian, sehingga masih bisa melaksanakan Shalat Jumat di masjid yang mulia ini.
 
Shalawat serta salam, semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad yang telah membimbing kita menuju dunia yang terang dan jelas, yaitu addinul Islam. Semoga kita selalu mencintainya dan bershalawat kepadanya sehingga kita diakui sebagai umatnya yang mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti, amin.
 
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Selaku khatib kami mengajak kepada hadirin sekalian dan diri kami pribadi, marilah kita selalu berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah dengan terus berusaha menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Semoga Allah selalu memberikan bimbingan dan kekuatan kepada kita sehingga kita selau dalam keimanan dan ketakwaan kepada-Nya. Amin. 
 
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Kali ini khatib akan menyampaikan judul khutbah mengingat kematian. Kematian adalah hilangnya fungsi otak dan berhentinya gerak seluruh sel-sel tubuh dalam pandangan medis. Sedangkan menurut Islam, berpisahnya ruh dan jasad. Kematian juga merupakan pintu gerbang menuju akhirat alias apa pun aktivitas di dunia sudah berhenti untuk melanjutkan kehidupan menuju akhirat.
 
Kematian merupakan suatu hal yang pasti, karenanya kesadaran itu sebaiknya menjadi motivasi kepada kita agar bisa terkontrol dari tindakan, ucapan, dan sikap yang tidak sesuai dengan aturan-aturan Allah. Semua mahluk Allah tidak akan bisa lari dari kematian sebagaimana firman Allah: 
 
ﻗُﻞْ ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺗَﻔِﺮُّﻭﻥَ ﻣِﻨْﻪُ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻣُﻼَﻗِﻴﻜُﻢ
 
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu.” (QS Al-Jumu’ah: 8)
 
Hadirin Jamaah Shalat Jumat yang dimuliakan Allah
Sebagai orang yang beriman, tentunya akan menjaga dan berusaha tetap dalam keadaan beriman sampai akhir hayatnya. Usaha-usaha dan ibadah-ibadah banyak dilakukan agar imannya selalu ada dalam dadanya dengan kuat sampai akhir hayatnya sebagaian firman Alllah: 
 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

 
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS Ali Imran: 102)
 
Salah satu usaha yang dianjurkan agar iman selalu ada dalam diri adalah berusaha untuk mengingat kematian, karena dengan mengingat kematian imannya, hidupya akan terkontrol sehingga Nabi mengingatkan umat Islam untuk memperbanyak mengingat kematian, sebagaimana sabdanya:
 
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ ». يَعْنِى الْمَوْتَ.
 
Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan”, yaitu kematian.” (HR Tirmidzi)
 
Ada banyak keutamaan ketika seseorang sering mengingat kematian. Di antaranya adalah:

 
Pertama, mendapatkan keberuntungan di dunia dan akhirat
Setiap manusia dalam melakukan aktivitas selalu menginginkan keberuntungan, apalagi perdagangan. Oleh karenanya, manusia akan berusaha menjadi orang yang paling beruntung dan paling sukses. Banyak orang yang hanya mementingkan keberuntungan di dunia dan terutama keberuntungan harta alias menjadi orang yang memiliki banyak uang dan banyak harta. Namun tidak sedikit juga orang yang berharap keberuntungan di dunia dan akhiratnya. Orang yang memikirkan keberuntungan akhirat, maka dia akan berusaha melakukan kegiatan yang terkait dengan keberuntungan dunia dan akhirat. Dunia adalah ladang untuk mencari bekal akhirat, orang yang tidak hanya memikirkan dunia, maka dia akan memanfaatkan kehidupan dunia untuk mencari bekal menuju akhirat.
 
Mengingat kematian merupakan satu ibadah yang dapat menstimulan untuk mendapatkan kebaikan akhirat, karenanya mengingat mati menjadi penting untuk mendapatkan keberuntungan-keberuntungan yang bukan hanya di dunia, tetapi juga keberuntungan akhirat. Nabi bersabda:
 
عن ابن عمر رضي الله عنه أنه قال : كنت جالسا مع رسول الله ﷺ فجاء رجل من الأنصار فسلم على النبي ﷺ فقال : يا رسول الله أي المؤمنين أفضل ؟ قال: أحسنهم خلقا، قال: فأي المؤمنين أكيس؟ قال : أكثرهم للموت ذكرا، وأحسنهم لما بعده استعدادا، أولئك الأكياس. خرجه مالك أيضا 
 
’’Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhu, beliau berkata, “Ketika aku duduk bersama Rasulullah saw, datang seorang lelaki Anshar mengucap salam atas Nabi saw dan bertanya, “Ya Rasulallah siapa orang Mukmin yang paling utama?” Rasulullah saw menjawab, “Yang paling bagus dari kalian akhlaknya. Lelaki itu bertanya lagi, “Siapa orang Mukmin yang paling beruntung?”  Rasul menjawab, “Yang paling banyak dari kalian mengingat kematian, dan paling baik mempersiapkan bekal untuk sesudah kematian, itulah yang beruntung.”  (HR Ibnu Majah dan Imam Malik)
 
Kedua, dinilai sebagai orang beriman yang paling baik
Orang yang beriman akan berusaha mempertahankan keimanannya dengan baik dan juga berusaha menjadikan dirinya untuk menjadi orang yang paling baik imannya. Karakter Mukmin ini merupakan hal penting mengingat akan adanya kondisi dan mahluk lain yang berusaha menghancurkan keimanannya dengan berbagai cara. Kesadaran akan kemungkinan adanya penghancur keimanan menjadikan seorang yang beriman untuk mengontrol keimanannya agara tetap kuat dan terjaga. Ada banyak cara untuk mempertahankan dan meningkatkan keimanan seorang Muslim yang di antaranya adalah berusaha mengingat kematian. 
 
Ketiga, dimudahkan khusyuk ibadah shalatnya
Shalat merupakan ibadah yang baik dan menjadi jembatan utuk berkomunikasi dengan Sang Khaliq Allah swt. Shalat juga merupakan tiang agama. Shalat merupakan amalan yang baik dan menjadi tolok ukur kebaikan seseorang, artinya siapa yang shalatnya, maka dia bisa dikategorikan orang baik.
 
Mengingat pentingnya shalat, maka semua orang yang beriman akan berusaha untuk melakukan shalat dengan baik dan khusyuk. Seorang Mukmin akan dimudahkan untuk bisa shalat dengan khusyuk jika dia banyak mengingat kematian. Rasulullah bersabda:
 
اذكرِ الموتَ فى صلاتِك فإنَّ الرجلَ إذا ذكر الموتَ فى صلاتِهِ فَحَرِىٌّ أن يحسنَ صلاتَه وصلِّ صلاةَ رجلٍ لا يظن أنه يصلى صلاةً غيرَها وإياك وكلَّ أمرٍ يعتذرُ منه
 
“Ingatlah kematian dalam shalatmu karena jika seseorang mengingat mati dalam shalatnya, maka ia akan memperbagus shalatnya. Shalatlah seperti shalat orang yang tidak menyangka bahwa ia masih punya kesempatan melakukan shalat yang lainnya. Hati-hatilah dengan perkara yang kelak malah engkau meminta udzur (meralatnya) (karena tidak bisa memenuhinya).” (HR Ad Dailami)
 
Keempat, menjadi orang yang tegar dan lapang dada
Dalam kehidupan manusia adakalanya mengapalami kondisi yang tidak diinginkan. Boleh jadi itu merupakan peringatan, boleh jadi ujian, namun kondisi tidak menyenangkan itu pasti akan datang walaupun tidak diketahui. Jika itu terjadi kepada kita berusahalah untuk bersabar dan mengembalikan kepada Allah bahwa semua yang terjadi pasti dari Allah dan Allah memiliki maksud yang baik untuk hamba-Nya. Nabi bersabda:
 
عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “أكثروا ذكر هاذم اللذات: الموت، فإنه لم يذكره في ضيق من العيش إلا وسعه عليه، ولا ذكره في سعة إلا ضيقها”
 
Artinya: “Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: ‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Perbanyaklah mengingat pemutuskan kelezatan, yaitu kematian, karena sesungguhnya tidaklah seseorang mengingatnya ketika dalam keadaan kesempitan hidup, melainkan dia akan melapangkannya, dan tidaklah seseorang mengingatnya ketika dalam keadaan lapang, melainkan dia akan menyempitkannya.” (HR Ibnu Hibban)
 
Kelima, dihapus dosa-dosanya
Setiap manusia di dunia ini tidak ada yang tidak memiliki dosa terkecuali sudah diampuni dosanya oleh Allah swt. Karenanya perbaiki dosa kita dengan istighfar dan ibadah-ibadah lain yang dapat melebur dosa-doa yang kita miliki. 
 
Ada salah satu yang dapat menghapus dosa, yakni sering-seringlah mengingat kematian, tafakkur tentang kematian, atau selalu takziah atau  berkunjung ke rumah-rumah sakit untuk menengok orang-orang yang sakit dengan pandangan positif. Rasulullah bersabda:
 
وروي عن أنس قال : قال رسول الله ﷺ أكثروا ذكر الموت فإنه يمحص الذنوب ويزهد في الدنيا
 
Diriwayatkan dari Anas, beliau berkata, “Rasulullah saw bersabda, “Perbanyaklah kalian mengingat kematian karena sesungguhnya banyak mengingat kematian itu membersihkan dosa-dosa dan menjadikan diri zuhud pada dunia.”  
 
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Demikian khutbah yang singkat ini, semoga bisa selalu mengingat kematian sebagai bentuk usaha mempertahankan keimanan.
.
بَارَكَ اللَّهُ لِىْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَاِيَّاكُمْ تِلاَ وَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ.
 
Khutbah II
الْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَه لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِه وِأَصْحَابِه وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ :
فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ تَعَالى وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ وَمَا بَطَنْ، وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.  وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ تَعَالى وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَه يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيّ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا  اَللّهُمَّ صَلِّ عَلى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ   
اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعوةِ،  اللّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ وَالجُنُونِ والجُذَامِ وَسَيِّءِ الأسْقَامِ  رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا, اللّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدى والتُّقَى والعَفَافَ والغِنَى، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ  وَصَلَّى اللهُ عَلى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِه وَصَحْبِه و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبى ويَنْهى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
 
H Ahmad Misbah, Ketua LDNU Tangsel


Khutbah Terbaru