Khutbah I
الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ هَدَانَا سُبُلَ السّلَامِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الْكَريمِ أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، ذُو الْجَلَالِ وَالْإكْرَامِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلَى اٰلِه وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسَانٍ إلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمّا بَعْدُ اُوْصِيْكم وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللَّهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Kaum Muslimin rahimakumullah
Pada kesempatan ini mari kita tingkatkan takwa dan ketaatan kita pada Allah ta’ala dengan senantiasa memenuhi perintah-Nya, serta meninggalkan segala larangan-Nya. Momentum Dzulhijjah ini mengingatkan kita peristiwa besar yang dialami oleh keluarga Nabiyullah Ibrahim alaihissalam pada saat itu.
Allah menguji kesetiaan dan kepatuhannya dengan memerintahkan untuk mengorbankan putranya. Yang harus kita teladani dalam menghambakan diri kepada Allah. Kita harus beri’tibar bahwa hanya Allah semata Yang Agung, selainnya hanyalah kecil belaka. Apalagi diri kita, apa pun kedudukan kita.
Demikian pula, segala arogansi kesombongan, kepongahan, ketakaburan yang disebabkan oleh kekuasaan, jabatan, kedudukan dan harta, kita campakkan. Sebab, semuanya semu tak abadi. Sama dengan kefanaan semesta alam ini.
Di bulan ini kita mengenang peristiwa sejarah yang agung melibatkan dua orang rasul Allah yang tetap dikenang sepanjang zaman. Ketika Nabi Ismail as menginjak usia remaja, sang ayah, Nabi Ibrahim as mendapat perintah langsung dari Allah bahwa ia harus mengurbankan Ismail, putra kesayangannya.
Tentu, ada konflik batin yang bergolak tejadi pada diri Nabi Ibrahim, antara
kecintaan kepada anak dan ketaatan memenuhi perintah Ilahi. Namun, cintanya kepada Allah jauh lebih besar di atas cintanya kepada anak, istri, harta benda, dan materi kedunian lainnya.
Oleh karenanya, Nabi Ibrahim as mengutamakan perintah Allah yang diwahyukan lewat mimpi, tanpa mempedulikan kosekuensi apa yang akan terjadi sebagai akibat dari pelaksanaan perintah itu. Untuk melaksanakan perintah itu, Nabi Ibrahim as, mengajak putranya dengan berdialog sebagai bentuk komunikasi efektif antara sang ayah dengan anak dalam rangka mendidik serta membina ikatan batin kasih sayang, ketaatan dan kepatuhan.
Dalam dialognya seperti terlukis dalam bahasa yang sangat indah dan menyejukkan di dalam Al-Qur’an:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ ١٠٢
fa lammâ balagha ma‘ahus-sa‘ya qâla yâ bunayya innî arâ fil-manâmi annî adzbaḫuka fandhur mâdzâ tarâ, qâla yâ abatif‘al mâ tu'maru satajidunî in syâ'allâhu minash-shâbirîn
Artinya: ''Ketika anak itu sampai pada (umur) ia sanggup bekerja bersamanya, ia (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu! Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar.” (QS Ash-Shaffat: 102)
Dalam peristiwa yang sangat mengharukan itu, dan detik-detik yang amat dramatis, bukanlah Ismail yang tersembelih, karena dengan kekuasaan dan kasih sayang Allah, Allah mengganti Ismail dengan seekor kibas besar yang dibawa oleh malaikat, seperti yang diilustrasikan dalam Al-Qur’an:
وَفَدَيْنٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيْمٍ ١٠٧
wa fadainâhu bidzib-ḫin ‘adhîm
Artinya: ''Kami menebusnya dengan seekor (hewan) sembelihan yang besar.'' (QS Ash-Shaffat: 107)
Kaum Muslimin rahimakumullah
Demikianlah prolog sejarah berkurban. Maka sebagai epilog dari peristiwa penting itu, Allah swt mensyariatkan bagi umat ini, yang ‘’berkelebihan’’ supaya melaksanakan kurban setahun sekali pada Hari Raya Idul Adha.
Apa yang digelar Nabi Ibrahim as di dalam panggung sejarah peradaban manusia adalah mengurbankan anaknya secara manusiawi yang menurut naluri dan pikiran orang biasa bahwa tugas itu adalah sesuatu yang amat sulit diterima. Akan tetapi buat keluarga Nabi Ibrahim as hal itu adalah suatu keniscayaan untuk dilaksanakan. Sikap yang seperti inilah yang menunjukkan jati diri Nabi Ibrahim as sehingga dianugerahi oleh Allah sebagai al khalil, imam, teladan, dan idola.
Kaum Muslimin rahimakumullah
Kurban disyariatkan guna mengingatkan manusia bahwa jalan menuju kebahagiaan membutuhkan pengorbanan dan keikhlasan, sebagai indikasi agar sifat-sifat kebinatangan yang sering mendominasi diri kita harus ditundukkan serta dibuang jauh-jauh.
Hikmah inilah yang diajarkan dalam berkurban, seperti dalam firman Allah swt:
لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ ٣٧
lay yanâlallâha luḫûmuhâ wa lâ dimâ'uhâ wa lâkiy yanâluhut-taqwâ mingkum, kadzâlika sakhkharahâ lakum litukabbirullâha ‘alâ mâ hadâkum, wa basysyiril-muḫsinîn
Artinya: ''Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaanmu. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang muhsin.'' (QS Al-Hajj: 37)
Jamaah Jumat rahimakumullah
Semoga kita dapat mengambil teladan dari kisah tersebut. Amin.
اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَاِن الرَّ جِيْمِ . ِبسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّ حِيْمِ
اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ ١
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ ٢
اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُࣖ ٣
بَـارَكَ اللهُ لِـيْ وَلَكُمْ بِالقُـرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِــيْ وَإِيَّــاكُــمْ بِمَــا فِيْهِ مِـنَ الآيَاتِ وَالـذِّكْرِ الحَكِيْمِ، وَأَقَـوْلُ قَوْلِي هذَا وَاسْتَغْفِرُوْا اللهَ لِـيْ وَلَــكُمْ مِـنْ كُلِّ ذَنْـبٍ، فَيَا فَوْزَ المُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَــا نَجَاةَ التَــائِبِيْنَ
Khutbah II
الْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِه وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْد فَيَآ اِخْوَانِىْ رَحِمَكُمُ اللَّهُ
اُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللَّهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. فَقَالَ تَعَالى فِى كِتَابِهِ الْكَرِ يْمِ : مَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجَا وَيَرْزُقُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبْ. وَاَنَّ اللَّهِ اَمَرَكُمْ بَدَأَ بِنِفْسِهِ وَ ثَنَّى بِمَلاَ ئِكَةِ بِقُدْسِهِ . فَقَالَ عَزَّ مِنْ قَا ئِلٍ كَرِ يْمٍ. اِنَّ اللَّهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْ تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. وَعَلَيْنَا مِنْهُمْ وَمَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ . اَمِيْنْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ, وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ, اَ لْاَ حْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ اَعِزِّ اْلاِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ. وَاَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ. وَ لاَ تَجْعَلْنَاتَحْتَ اَقْدَامِ الْمُنَافِقِيْنَ الظَّالِمِيْنَ. أَللَّهُمَّ انْصُبْ فِيْ بِلاَدِنَا هَاذَااِمَامًا عَادِلاً وَبِلاَدِ الْمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ .اَللَّهُمَّ اَ لِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ , وَفَرِّقْ جَمْعِيةَ الْكُفْرِ الْمُشْرِكِيْنَ بِعِنَايَتِكَ وَرَحْمَتِكَ يَآ اَرْحَمَ الرَّ احِمِيْنَ اَللَّهُمَّ ا دْ فَعْ عَنَّا الْغَلآ ءَ وَالْوَ بَآ ءَ وَالْفَحشَآ ءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْىَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَآ ئِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَاذَ خَآ صَّةُ . وَمِنْ بُلْدَانِ مُسْلِمِيْنَ عَآ مَّةُ. اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِ يْرٌ . رَ بَّنَااغْفِرْ لَنَا وَ ِلاِ خْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْ نَا بِاْلاِ يْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْ بِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ اَ مَنُوْ ا رَبَّنَآ اِنَّكَ رَؤُوفٌ رَحِيْمٌ
عِبَادَ اللَّهِ, اِنَّ اللَّهَ يَأْ مُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِ يْتَآ ءِ ذِي الْقُرْبى وَ يَنْهى عَنِ الْفَخْشَآ ءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغى يَعَظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَلَذِكْرُ اللَّهِ اَكْبَرُ. اَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِيْ وَلَكُمْ. ثُمَّ اَقِمِ الصَّلاَةَ
Diolah dari Nidaul Ummah, PCNU Bantul, dan lainnya