• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Kamis, 25 April 2024

Khutbah

Khutbah Jumat: Menjadi Pribadi Yang Bertakwa

Khutbah Jumat: Menjadi Pribadi Yang Bertakwa
Ilustrasi (Foto: NU Online)
Ilustrasi (Foto: NU Online)

Khutbah I

 

الحَمْدُ لِلَّهِ، الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَصْلَحَ الضَمَائِرَ، وَنَقَّى السَرَائِرَ، فَهَدَى القَلْبَ الحَائِرَ إَلَى طَرِيْقِ أُوْليِ البَصَائرِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأشْهَدُ أَنَّ سيِّدَناَ وَنَبِيَناَ مُحَمَّداً عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُه، اللّهُم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ  أَنْقَى العَالَمِيْنَ سَرِيْرةً وَأَزْكاَهُمْ سِيْرَةً، وَعَلَى آلَهَ وَصَحْبِهَ وَمَنْ ساَرَ عَلَى نَهْجِهِ إِلىَ يَومِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ  فيا عباد الله، أُوْصِكُمْ نَفْسِي وإياكم بتقوى الله فقد فاز المُتَّقُوْنَ، قال الله تعالى في كتابه الكريم، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

 

Tak bosan-bosannya Khatib berwasiat kepada jamaah sekalian dan kepada diri Khatib sendiri untuk senantiasa bertakwa kepada Allah swt.
 

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

 

Sebagaimana yang jamak kita ketahui bahwa Ramadhan memiliki beberapa nama berdasarkan ibadah yang paling ditekankan di dalamnya. Salah satunya adalah syahr as-shiyam (bulan puasa). Meski banyak riwayat yang menyatakan bahwa Rasulullah juga melakukan ibadah puasa di luar bulan Ramadhan, di bulan Sya’ban misalnya, tetapi hanya di bulan Ramadhanlah ibadah puasa dihukumi sebagai suatu kewajiban yang harus ditunaikan selama sebulan penuh. Hal ini berdasarkan firman Allah swt;

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

 

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (Q.S. al-Baqarah:183)

 

Pertanyaannya, mengapa Allah swt. memilih bulan Ramadhan sebagai bulan diwajibkannya ibadah puasa? Apa hikmah dibaliknya? Jawaban dari pertanyaan ini sejatinya hanyalah Allah yang mengetahui. Karena hanya Dia yang memiliki otoritas mencipta dan memilih, sebagaimana firman-Nya; 

 

وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ

 

Artinya: Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya.(Q.S. Al-Qasas: 68)

 

Akan tetapi di satu sisi kita juga dituntut untuk terus mencari hikmah dibalik setiap ciptaan-Nya. Sehingga terdapat beberapa jawaban yang dikemukakan oleh para ulama mengenai hikmah disyariatkannya puasa di bulan Ramadhan.

 

Pertama, menurut Syekh Tanthawi Jauhari, penulis tafsir Jawahir al-Quran, bahwa hikmah disyariatkannya puasa di bulan Ramadhan adalah karena Al-Quran diturunkan pada bulan Ramadhan yang mana bertujuan untuk mensucikan umat dan menjadi petunjuk. Maka selaras dengan tujuan itu, di bulan Ramadhan ini juga Allah menetapkan ibadah yang mensucikan jiwa, itulah puasa. 

 

Rasulullah saw. juga memiliki kebiasaan bertahannuts di gua hira pada bulan Ramadhan. Dalam keadaan bertahannuts inilah Al-Quran pertama kali diturunkan. Ini merupakan isyarat bahwa bulan Ramadhan sudah menjadi bulan pensucian jiwa sejak sebelum adanya perintah berpuasa.

 

Kedua, bahwa bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya kitab-kitab samawi, mulai dari Suhuf Ibrahim, Zabur, Taurat, Injil, hingga Al-Quran. Hal ini memberi kemuliaan tersendiri bagi bulan Ramadhan dibanding dengan bulan-bulan lainnya. Dalam sebuah riwayat dari Wastilah bin al-Asqa’ Rasulullah saw. bersabda;

 

أنزلت صحف إبراهيم عليه السلام في أول ليلة من رمضان، وأنزلت التوراة لست مضين من رمضان، والإنجيل لثلاث عشرة خلت من رمضان، وانزل الفرقان لأربع وعشرين خلت من رمضان

 

Maknanya:Suhuf (lembaran-lembaran) Ibrahim diturunkan pada malam pertama Ramadhan, Taurat diturunkan pada 6 Ramadhan, Injil diturunkan pada 13 Ramadhan, dan Al-Quran diturunkan pada 24 Ramadhan.

 

Dan yang ketiga, karena di bulan Ramadhan terdapat suatu malam yang sangat mulia. Pada malam itulah takdir/nasib manusia ditentukan dan doa-doa diijabah oleh Allah swt., itulah malam lailatul qadar.
 

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

 

Ayat perintah berpuasa di atas ditutup dengan kalimat لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (agar kalian bertakwa). Sejatinya kata لعلَّ merupakan kata pengharapan. Akan tetapi dalam kaidah tafsir, ketika kata pengharapan itu disampaikan oleh Allah maka ia bermakna suatu kepastian. Sehingga dapat dipahami bahwa balasan bagi orang yang berpuasa adalah (pasti) menjadi lebih bertakwa. 

 

Akan tetapi timbul pertanyaan, mengapa Allah menggunakan kata pengharapan untuk menunjukkan suatu kepastian? Ini merupakan isyarat bahwa menjadi pribadi yang bertakwa adalah memanglah balasan bagi yang berpuasa, akan tetapi tidak semua yang berpuasa dapat meraihnya. Tergantung bagaimana ia menjalankan puasanya. 

 

Tentunya tidak akan sama mereka yang berpuasa sambil melakukan aktivitas yang lain dan berusaha menahan diri dari segala godaan yang dapat membatalkan puasa dengan mereka yang mengisi puasa hanya dengan tidur semata. Kadar masyaqqah (kesulitannya) berbeda. Inilah yang dimaksud oleh hadist Nabi bahwa tidak ada yang ia dapatkan dari ibadah puasa selain lapar dan haus. Puasanya tidak berhasil menjadikannya pribadi yang bertakwa.

 

Lantas, bagaimanakah pribadi yang bertakwa itu?

 

Allah swt. menyebutkan ada 3 sifat yang mesti dimiliki seseorang untuk dapat dikatakan sebagai orang bertakwa. Allah swt. berfirman;

 

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (١٣٤) وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَىٰ مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ )١٣٥) 


Maknanya; (Bahwa orang-orang yang bertakwa ialah mereka yang) (1). orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, (2) dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.(3) Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (Q.S. Al-Baqarah: 134-135)
 

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

 

Demikianlah khutbah singkat ini, semoga Allah swt. memberi taufiq-Nya kepada kita semua sehingga kita bisa menjalankan ibadah puasa dengan maksimal dan menjadikan kita pribadi yang bertakwa. Amin ya Rabbal ‘Alamin.

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعْنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيآتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم.

 

Khutbah II

 

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ، اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا.اَمَّا بَعْدُ  فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَر، وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى عَنْهُ وَزَجَر، وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِه، وَثَـنَّى بِمَلآئِكَتِهِ الْـمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ، فَقَالَ تَعاَلَى: ((اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا  أَمَّا بَعْدُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ


Editor:

Khutbah Terbaru