• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Jumat, 26 April 2024

Doa

Inilah Do’a yang Dibaca Rasul ketika Berbuka Puasa

Inilah Do’a yang Dibaca Rasul ketika Berbuka Puasa
Waktu berbuka puasa adalah saat-saat yang ditunggu ketika berpuasa.
Waktu berbuka puasa adalah saat-saat yang ditunggu ketika berpuasa.

Berbuka puasa adalah waku yang ditunggu-tunggu umat muslim ketika berpuasa. Di antara dua kenikmatan berpuasa adalah ketika berbuka puasa dan ketika nanti di akhirat bertemu dengan Allah SWT.

Kumandang azan maghrib menjadi momen yang dipenuhi kenikmatan setelah selama sehari penuh menahan rasa lapar dahaga. Dengan menyantap beberapa minuman dan makanan, batallah puasa seseorang di hari itu.

Ketika berbuka, ada beberapa sunnah yang diajarkan Nabi SAW kepada umatnya. Salah satunya adalah membaca do’a berbuka puasa. Ada beberapa redaksi mengenai lafaz do’a ini. Di antaranya  adalah hadits riwayat sahabat Mu’adz bin Zuhrah:

 

كانَ إِذَا أَفْطَرَ قَالَ : اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ

 

Artinya: “Ya Allah hanya untuk-Mu kami berpuasa dan atas rezeki yang Engkau berikan kami berbuka.” (H.R. Dawud no. 2358)

 

Selain do’a di atas, terdapat redaksi do’a lain yang diucapkan Nabi SAW ketika berbuka,  seperti hadits yang diriwayatkan oleh Sahabat Abdullah bin ‘Umar:

 

كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم، إِذَا أَفْطَرَ قَالَ : ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ

 

Artinya: " Rasulullah ketika berbuka, Beliau berdoa: ‘Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala tetap, insyaallah .” (HR. Abu Daud no. 2357)

 

Di Indonesia sendiri, redaksi do’a yang pertama lebih dikenal oleh masyarakat dibanding yang kedua.

 

Do’a manakah yang lebih tepat?

Ketentuan doa berbuka puasa yang baik adalah membaca doa sesuai dengan lafaz doa dalam hadits riwayat sahabat Mu’adz bin Zuhrah. Keterangan ini didasarkan pada Fathul Mu’in karangan Syekh Zainuddin Malibari. Sedangkan berbuka puasa dengan melafalkan do’a yang diriwayatkan oleh Sahabat Abdullah bin ‘Umar diucapkan ketika berbuka puasa dengan menggunakan air.

 

ويسن أن يقول عقب الفطر: اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت [أبو داود رقم: 2358] ويزيد من أفطر بالماء: ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله تعالى. [أبو داود رقم: 2357]

 

Artinya: “Disunnahkan membaca doa setelah selesai berbuka “Allahumma laka shumtu wa ‘ala rizqika aftharthu” dan bagi orang yang berbuka dengan air ditambahkan doa: Dzahabadh dhzoma’u wabtalatil ‘uruuqu qa tsabatal ajru, insyaallah” [Syekh Zainuddin Malibari, Fathul Mu’in, Daar Ibnu Hazm, hal 274]

 

Kedua do’a ini juga biasanya digabungkan menjadi satu sehingga menjadi:

 

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ

 

Apakah do’a puasa dibaca sebelum atau sesudah berbuka puasa?

Menururt kebiasaan, do’a berbuka puasa diucapkan sebelum berbuka puasa. Hal ini sama dengan halnya kita berdo’a sebelum makan. Namun, menurut keterangan dalam kitab Hasyiyah I’anah at-Thalibin dijelaskan bahwa do’a ini lebih baik diucapkan ketika selesai berbuka puasa.

 

(وقوله: عقب الفطر) أي عقب ما يحصل به الفطر، لا قبله، ولا عنده

 

Artinya: “Maksud dari (membaca doa buka puasa “setelah berbuka) adalah selesainya berbuka puasa, bukan dibaca sebelumnya dan  bukan saat berbuka” [Syekh Abu Bakar Muhammad Syatha, Hasyiyah I’anah at-Thalibin, Daarul Fikr,  1991, juz 2, hal. 279]

Hal ini bukan berarti do’a yang biasanya diucapkan oleh masyaarakat salah. Do’a sebelum berbuka tetap mendapatkan keutamaan berbuka, akan tetapi ketika meninjau manakah yang lebih baik, menurut  keterangan di atas adalah setelah berbuka puasa.

Wallahu a’lam bi ash-showab.


Doa Terbaru