Nasional

Ini Fraksi Terbesar di Indonesia Menurut Rais ‘Aam PBNU

Selasa, 11 Februari 2025 | 17:01 WIB

Ini Fraksi Terbesar di Indonesia Menurut Rais ‘Aam PBNU

Rais ‘Aam PBNU KH Miftachul Akhyar menyampaikan arahan dalam pembukaan Kongres VXVIII Muslimat NU di Jatim Expo Surabaya, Jawa Timur, Surabaya, Jawa Timur, Senin (10/2/2025). (Foto: NUO/Miftah)

Surabaya, NU Online Banten

Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar mengatakan, Muslimat NU adalah fraksi terbesar di Indonesia. ’’Memang Muslimat adalah merupakan fraksi terbesar yang ada di Indonesia ini," ujarnya disambut riuh tepuk tangan oleh hadirin yang memadati arena saat menyampaikan taujihat atau arahan dalam pembukaan Kongres VXVIII Muslimat NU di Jatim Expo Surabaya, Jawa Timur, Surabaya, Jawa Timur, Senin (10/2/2025).


Kiai Miftach juga menegaskan bahwa Muslimat NU adalah fraksi berbaret hijau yang mampu menggerakkan persatuan dalam satu kalimat dan satu barisan secara serempak. "Tegak lurus sebagai jamaah dan jam'iyyah Nahdlatul Ulama. Karena jamaah itu kumpulan, kumpulan itu akur, bersatu, satu kalimat, satu tujuan, tegak lurus, dan tertib," tegasnya, dilansir NU Online.



Di hadapan para Muslimat NU yang memadati Jatim Expo, Kiai Miftach menyampaikan kelakar. Ia merasa kecil di hadapan para kader Muslimat NU yang hadir dari seluruh penjuru tanah air. "Saya merasa kecil di tengah-tengah gedung yang megah ini, semua perempuan. Kecuali yang lelaki, seperti setitik air lemah di hadapan para perempuan," tambahnya dengan nada bercanda.


Menurut Kiai Miftach, Muslimat NU perlu diberlakukan manajemen yang rapi dan terorganisasi, karena akan berdampak pada kemajuan bangsa Indonesia. Baca Juga Kongres Ke-18 Muslimat NU, Rais Aam PBNU: Islam Akui Kehormatan dan Kemuliaan Ibu "Saat ini kekuatan dipegang oleh para fraksi-fraksi berbaret hijau ini. Kalau kekuatan ini di-manage dengan baik (dan) diarahkan dengan baik, saya yakin selesai (semua permasalahan) Indonesia ini," katanya.


Di sisi lain, Kiai Miftach mengatakan bahwa para ibu merupakan bagian terpenting dalam pembangunan sebuah bangsa dan negara. "Islam mengakui kekuatan dan kemuliaan para ibu ini,’’ imbuhnya dalam kongres yang mengangkat tema Merawat Tradisi, Menguatkan Kemandirian, dan Meneduhkan Peradaban itu.



Kiai Miftach juga mengingatkan, para ibu bukanlah sebutan yang rendah. Ia menegaskan bahwa di dalam Al-Qur'an juga banyak sekali disebutkan kata-kata tentang ibu. "Jadi babonnya desa, babonnya negara, ibunya negara. Sampai di bahasa kita, kita mengenal ibu negara, ibu kota. Tidak ada bapak kota, bapak negara," katanya sambil nada agak bercanda.


Kiai Miftach berharap agar kongres tersebut dapat menghasilkan keputusan yang baik untuk keseluruhan, tanpa terkecuali. "Semoga Kongres XVIII ini melahirkan keputusan yang maslahat dan manfaat, membawa kesejahteraan, membawa perubahan yang signifikan, dan perubahan," katanya. (Haekal Attar)