Nasional

Ketua LD PBNU: Dakwah Tidak Boleh Dijadikan Profesi

Rabu, 19 Februari 2025 | 15:19 WIB

Ketua LD PBNU: Dakwah Tidak Boleh Dijadikan Profesi

Ketua LD PBNU KH Abdullah Syamsul Arifin saat Temu Pegiat Dakwah Digital NU di Gedung PBNU, Jakarta, Selasa (18/2/2025). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online Banten

Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) KH Abdullah Syamsul Arifin mengatakan, dakwah tidak boleh dijadikan profesi. Dalam tuntutan keadaan sekarang, dakwah harus tetap dilakukan secara profesional, di mana pun dan dengan cara apa pun. "Jadi dakwah harus profesional tapi jangan pernah dijadikan profesi agar tidak keluar dari rel. Prinsip washatiyah dicari dari situ," tegasnya dalam Temu Pegiat Dakwah Digital NU di Gedung PBNU, Jl Kramat Raya 164, Jakarta, Selasa (18/2/2025).


Pada kesempatan itu, juga disampaikan bahwa dakwah harus mampu menyasar kepada semua lapisan masyarakat, sebagaimana pesan dari Pendiri NU Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari. "Ajakan beliau (Hadratussyekh Hasyim Asy'ari) diawali dengan menyebut al-fuqara dan ad-dhuafa. Jadi itu yang diajak oleh beliau," ujar Gus Aab—sapan akrabnya-- dalam Temu Pegiat Dakwah Digital NU di Gedung PBNU, Jl Kramat Raya 164, Jakarta, Selasa (18/2/2025).


Gus Aab menjelaskan, Hadratussyekh Hasyim Asy'ari mengajak para dhuafa karena mayoritas warga NU berada dalam kelompok tersebut. "Pesan ini juga mengingatkan fungsionaris NU di berbagai tingkatan bahwa manfaat dari harakah jam'iyyah seharusnya dapat dirasakan bukan hanya oleh pengurus dan elitenya saja tapi manfaatnya lebih diprioritaskan dirasakan oleh seluruh lapisan (masyarakat) Nahdliyin," terangnya, dilansir NU Online.



Menurutnya, dakwah tidak bisa hanya mengajak al-fuqara saja. Untuk mengadakan kegiatan, kadang diperlukan juga para aghniya (orang kaya) agar terjadi proses saling mengisi. "Yang dipanggil duluan Hadratussyekh orang-orang yang lemah, kaum mustadh'afin, orang-orang yang sulit mendapatkan keadilan, yang termarginalkan, orang yang kadang dipandang remeh itu diajak agar hak mereka didapat dengan baik," ucapnya.


Gus Aab melanjutkan, jika hanya kaum dhuafa saja yang dipanggil, maka siapa yang akan melakukan pendampingan dan advokasi? Karena itu, yang diajak juga adalah al-aqwiya atau orang-orang yang memiliki kekuasaan dan pengaruh. "Mereka diajak untuk bersama-sama bergabung dalam NU," jelasnya


Dakwah dalam konteks ini, menurut Gus Aab, menjadi tugas Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) yang berfokus pada dakwah bil maqal (ucapan), sebagaimana pesan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf. "LD PBNU yang diambil kaplingnya adalah dakwah bil maqal atau aktivitas-aktivitas mimbar," ujarnya.


Ustadz Syam Nunggu Khutbah Jumat Bahasa Bugis
Sementara itu, pendakwah kondang Syamsuddin Nur Makka atau yang akrab disapa Ustadz Syam mengakui bahwa dirinya merupakan salah satu pengguna NU Online Super App. Ia mengakui bahwa NU Online Super App adalah aplikasi keislaman yang paling lengkap. Hal ini disampaikannya dalam acara Temu Pegiat Dakwah Digital NU yang diselenggarakan Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) di Gedung PBNU, Jl Kramat Raya 164, Selasa (18/2/2025) malam.


"Saya termasuk followers NU Online dan download NU Online karena yang paling lengkap itu NU Online aplikasinya," ujarnya disambut tepuk tangan para jamaah yang hadir. Sebagai salah satu pengguna NU Online, ia mengapresiasi aplikasi milik NU Online ini lantaran memiliki fitur lengkap dibandingkan aplikasi lainnya."Saya mengunduh aplikasi ini karena di sana sangat lengkap mulai dari Al-Barzanji, Simthud Durar, hingga maulid, semuanya ada," ujar pendakwah kelahiran Maros, Sulawesi Selatan, ini.


Dia juga berbagi pengalamannya terkait penggunaan NU Online Super App saat dirinya akan memberikan khutbah Jumat. "Kalau mau khutbah Jumat, belum ada konsep tiba-tiba suruh khutbah langsung buka NU Online. Begitu saya buka mukaddimahnya, pas scroll ke bawah eh bahasa Sunda," ujarnya.


Menurutnya, aplikasi ini sangat memudahkan para dai, terutama saat kesulitan mencari materi khutbah. Ia berharap, NU Online menyediakan khutbah Jumat dalam bahasa Bugis. "Ternyata isi khutbahnya bukan hanya khutbah bahasa Indonesia, ada khutbah Sunda, Khutbah Jawa lengkap sekali. Saya nunggu ada Khutbah Bugis," tandasnya, dilansir NU Online.


NU Online Super App versi 1.0 pertama kali diluncurkan PBNU pada momen Hari Lahir Ke-98 NU pada 16 Rajab 1443 H bertepatan 28 Februari 2021 di Masjid Istiqlal Jakarta. Saat itu, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj berharap NU Online Super App memberi manfaat besar tak hanya bagi warga NU tapi juga umat Islam secara umum.


"Aplikasi ini merupakan servis terbesar dan pelayanan terbesar untuk warga NU agar semuanya dapat mengakses dengan mudah berbagai amalan ibadah sehari-hari,” ujar Kiai Said Aqil Siroj, Sabtu (27/2/2021) ketika meluncurkan NU Online Super App secara resmi dalam puncak peringatan Harlah Ke-98 NU di Masjid Istiqlal Jakarta.


NU Online Super App bisa diunduh melalui Google Playstore dan Appstore di pranala (link) berikut: Android http://s.id/nuonline dan iOS http://s.id/nuonline_ios. (Suci Amaliyah)