Tangerang Selatan, NU Online Banten
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Rumadi Ahmad mengajak para jamaah merenungkan firman Allah yang isinya merupakan mandat misi kemanusiaan.’’Kita semua, umat Islam, adalah umat terbaik yang diutus Allah yang diperintah menyuruh makruf dan melarang munkar,’’ ujarnya saat menjadi khatib Shalat Idul Fitri di Masjid Islamic Center Baiturrahmi BSD, Serpong, Tangerang Selatan, Senin (31/3/2025).
Menurutnya, predikat khaira ummah, umat terbaik, hendaknya senantiasa dijaga.’’Sebutan umat terbaik jangan membuat umat Islam terlena, tetapi jadi spirit dan tanggung jawab menjaga sebagai khalifah di muka bumi,’’ kata Staf Ahli Bidang Penguatan Reformasi Birokrasi dan Legislasi Kementerian Hak Asasi Manusia itu.
Umat terbaik, lanjut guru besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu, tidak ada artinya jika bertentangan dengan prinsip-prinsip khaira ummah itu sendiri.’’Setidaknya ada 5 prinsip. Bisa kita gunakan sebagai prinsip individu, sosial, bahkan politik,’’ tambah pria berkaca mata yang mengenakan kemeja putih lengan panjang dan jas tersebut.
Pertama, ashshidqu, jujur. Sifat ini dimiliki Nabi Muhammad saw. Jujur itu kesatuan antara yang diucapkan dengan yang dilakukan.’’Prinsip ini mengharuskan setiap Muslim menjadi pribadi yang jujur. Selaras hati, lisan, dan tindakan. Rasulullah mengecam orang yang tidak berbuat jujur,’’ tegasnya.
Kedua, amanah dan menepati janji. Dapat dipercaya, setia, dan menepati janji. Ketiga, bersikap adil.’’Memberikan hak dan kewajiban secara proporsional. Adil menempatkan suatu pada tempatnya. Allah memerintahkan berbuat adil,’’ ucapnya.
Baca Juga
Khutbah Jumat: Tradisi Halalbihalal
Keempat adalah saling tolong menolong, membantu siapa pun yang butuh bantuan. ’’Gotong royong merupakan sendi kehidupan dalam masyarakat. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri. Butuh orang lain. Dianjurkan Allah tolong menolong dalam kebaikan,’’ terangnya di hadapan jamaah yang memadati bangunan dua lantai dan meluber hingga halaman masjid.
Kelima, al istiqamah, konsisten. Orang yang punya keajekan, tidak keluar dari jalur Allah, Nabi, dan ulama sebagai penerus Nabi. ’’Kesinambungan penting dalam Islam, generasi ke generasi. Termasuk sanad keilmuan, harus jelas siapa gurunya. Orang yang salah guru bisa menyesatkan. Kemajuan sebuah bangsa ditentukan oleh sikap istikamah. Mabadi khaira ummah hendaknya dimiliki seorang Muslim dalam kehidupan sehari-hari,’’ jelasnya.
Pada kesempatan itu, khatib juga menyampaikan, sebagai Muslim patut bersyukur telah dapat menyelesaikan ibadah puasa selama sebulan. ’’Mengantarkan sebagai pribadi muttaqin, pribadi yang dituntut dalam kebaikan dan dijauhkan dari marabahaya,’’ tambahnya.
Menurutnya, Idul Fitri bukan semata-mata perayaan keagamaan, tapi festival kebudayaan. Semua sumber daya yang ada di pemerintahan difokuskan untuk menyukseskan Idul Fitri, semua lini menopang. ’’Alhamdulillah, Idul Fitri kali ini bisa kita laksanakan dengan baik. Ini pertanda keberkahan pada diri kita,’’ katanya.
Selain itu, halalbihalal yang sudah membentuk tradisi, barang kali tidak ditemukan di negara lain. Struktur memakai Arab, tapi tidak dikenal di Arab. ’’Ulama kita yang mengemas silaturahim dalam bentuk halalbihalal,’’ ucapnya.
Sebelum Shalat Idul Fitri yang dipimpin Yasir Arafat, Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan menyampaikan sambutan Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie yang masih berada di Makkah, Arab Saudi.’’Idul Fitri merupakan momen istimewa, ajang mempererat silaturahim. Semoga Idul Fitri kali ini membawa kedamaian,’’ ujarnya. (Mutho)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menumbuhkan Rasa Tanggung Jawab Sosial
2
Khutbah Jumat: Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Dzulhijjah
3
Apa Itu Digdaya Kepengurusan yang Diluncurkan PBNU?
4
Kelola NU dengan Efektif dan Efisien, PBNU Luncurkan Digdaya Kepengurusan
5
Ini Kiat Cegah Bahaya Inses, Pendidikan Seksual Usia Dini dan Nilai Agama Jadi Kunci
6
Ini Salapan Khidmat NU Kabupaten Tangerang untuk Hadapi Tantangan Zaman
Terkini
Lihat Semua