• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Jumat, 26 April 2024

Nasional

Literasi Digital Bagi Santri dan Pesantren

Literasi Digital Bagi Santri dan Pesantren
Tangkapan layar TVNU, dalam acara Aktualisasi Santri Dalam Menyongsong Literasi Digital. (Foto:Yt TVNU).
Tangkapan layar TVNU, dalam acara Aktualisasi Santri Dalam Menyongsong Literasi Digital. (Foto:Yt TVNU).

Palembang, NU Online Banten

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bekerja sama dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar program Literasi Digital. Mengusung tajuk 'Aktualisasi Santri Dalam Menyongsong Literasi Digital', acara dihelat secara daring dan luring di Pondok Pesantren Al-Haromain, Muara Enim, Palembang Sumatera Selatan, Senin, (18/7).

 

Ketua PBNU KH Yahya Cholil Staquf menyampaikan para santri turut berperan aktif di dunia literasi digital, dengan tetap berorientasi pada tradisi khas orang-orang Pesantren yang memegang teguh, nilai-nilai toleransi dalam bersosialisasi di era literasi digital yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. 

 

"Diperlukan adanya akselerasi santri dalam menyongsong era literasi digital. Sehingga dapat mengembangkan sikap otentik di dalam menyebarkan informasi yang terjamin faktulalitasnya dan kredibilitasnya," KH Yahya Cholil Staquf.

 

Secara mendalam Ketua Umum PBNU tersebut mengatakan, bahwa santri jangan hanya menyampaikan yang akurat saja secara akal, tapi ada yang jauh lebih penting dan itu barokah. Barokah ini telah diajarkan oleh para kiai tentu dengan sanad ilmu dari guru-guru kita yang bersambung menuju kepada Rasulullah SAW.

 

"Karena kita telah mendapatkan pembelajaran seumur hidup dari para Ulama-Ulama NU, maka dari itu harus ber-ittiba' kepada para ulama. Dengan semangat ittiba' apapun pandangan yang disampaikan oleh Ulama, harus kita hormati dengan akhlak murid kepada guru." Sambung kiai asal Rembang.

 

Adapun demikian, Kepala CDC UIN Raden Fatah Palembang Helen Sadera Adib mengungkapkan, melalui strategi modifikasi sistem literasi digital dan juga merupakan program dari KOMINFO RI yakni gerakan nasional literasi digital yang memiliki empat pilar. Diantaranya cakap digital, etika digital, keamanan digital, dan budaya digital demi mendukung transformasi digital bagi para santri milenial di pesantren-pesantren. 

 

Dengan begitu, kata Helen, jalan dakwah para santri lebih terbuka dan lebih global, dan tidak lagi memposisikan ajaran Agama Islam yang telah mereka peroleh selama mengenyam pendidikan di Pesantren terbatas di ruang lingkup pondok saja. 

 

"Sosialisasi literasi digital di Pondok Pesantren Al-Haromain, Muara Enim, Palembang ini akan menjadi titik temu bagi kalangan santri untuk mengembangkan bakat atau minat untuk berkontribusi di era literasi digital," papar Helen Sabera Adib,

 

Dosen UIN Raden Fatah tersebut menambahkan, dampak dari kemajuan teknologi serta metode belajar daring (dalam jaringan), dapat mempermudah akses bagi para santri untuk mendapatkan pengajaran dari para Ustadz maupun Ustadzah meskipun melalui tayangan virtual, namun tidak mengurangi esensi keilmuan yang diajarkan secara online," tutup Helen Sabera Adib.

 

Sementara itu, Kepala Balai Diklat Keagamaan Kota Palembang Saepudin menyampaikan, beralihnya minat masyarakat zaman now yang lebih senang mencari informasi berita melalui handphone, tentu memiliki dampak sisi negatif. 

 

"Berbeda dengan kondisi masyarakat pada lima belas tahun yang lalu, ketergantungan masyarakat untuk membaca koran maupun majalah (media cetak) sangatlah besar, semisal saja 'disini' (Kota Palembang) ada sekitar 11 surat kabar lokal yang menjadi asupan bagi masyarakat, termasuk saya di kala itu," pukas Saepudin.

 

Lebih lanjut, ia menyambut suka ria acara 'Literasi Digital' KOMINFO, dan PBNU yang diselenggarakan di lokasi Pondok Pesantren Al-Haromain. Hal tersebut patut ditindaklanjuti juga di pesantren-pesantren yang lainnya. Sehingga para santri tidak alergi terhadap perkembangan transformasi digital serta pembaharuan.

 

"Karena dewasa ini dunia Islam disuguhi dengan berbagai macam realitas keislaman, dan sudah sepatutnya santri itu moderat (wasath). Sebaiknya santri menjadi pelopor di ranah sosial media dengan menularkan ghirah, sebarkan cinta-mu di sosial media-mu," imbuhnya

 

Kontributor: Abdul Majid Ramdhani


Nasional Terbaru