• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Sabtu, 27 April 2024

Nasional

Muslimat NU Berkomitmen Turunkan Angka Tengkes di Indonesia

Muslimat NU Berkomitmen Turunkan Angka Tengkes di Indonesia
Suasana Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, saat Peringatan Harlah ke-101 NU dan ke-78 Muslimat NU, Sabtu (20/1/2024). (Foto: NUOB/Dendy Ramdan Ilahi)
Suasana Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, saat Peringatan Harlah ke-101 NU dan ke-78 Muslimat NU, Sabtu (20/1/2024). (Foto: NUOB/Dendy Ramdan Ilahi)

Jakarta, NU Online Banten

Puncak Peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-101 Nahdlatul Ulama (NU) dan ke-78 Muslimat NU di Stadion Glora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, Sabtu (20/1/2024) mulai dinihari hingga pagi, berjalan lancar. Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa menyerukan kepada setiap kader berkomitmen menurunkan angka stunting atau tengkes di Indonesia.

 


’’Kami sudah bergerak dalam penanganan dan penanggulangan stunting di Indonesia dengan adanya pengukuhan dan pelantikan Ibu Asuh Stunting di semua provinsi. Kita buktikan bahwa Muslimat peduli akan permasalahan stunting yang terjadi di Indonesia. Kita bangun dan kuatkan kembali untuk bersama-sama mengurangi angka stunting sampai 14 persen sesuai dengan apa yang ditargetkan pemerintah pada 2024 ini,’’ ujar Khofifah dalam sambutannya di hadapan 150 ribu lebih jamaah yang hadir di GBK, Jakarta, Sabtu (20/1/2024).



Dalam acara tersebut juga dibacakan ikrar komitmen Muslimat NU menurunkan stunting. Program ini disebut sebagai program untuk mendukung Indonesia Emas 2045.

 

Pada kesempatan itu, dia juga mengatakan, banyak yang bertanya, mengapa harlah NU dan Muslimat dimajukan, tidak sesuai dengan tanggal yang seharusnya.



Sekadar diketahui, NU lahir pada 16 Rajab 1344 H bertepatan dengan 31 Januari 1926. Jadi untuk kalender Hijriah usia NU 101 tahun, sedangkan untuk Masehi 98 tahun. Adapun Harlah Muslimat NU jatuh pada 29 Maret. Muslimat didirikan pada 29 Maret 1946 atau 21 Rabiul Akhir 1365 di Purwokerto.

 

’’Saya jelaskan, Muslimat NU mengambil jalan tengah agar nyambung dengan harlahnya Nahdlatul Ulama. Sedikit saya paparkan, 26 Rabiul Akhir sudah dua bulan yang lalu. Itu untuk Hijriah harlah Muslimat. Maret itu untuk Masehi. NU lahir 16 Rajab untuk Hijriah, sedangkan Masehi 31 Januari. Jadi, bukan tanpa sebab, kita mengambil jalan tengahnya untuk menyelaraskan itu,’’ jelasnya.


Hadir dalam acara tersebut di antaranya, Presiden Joko Widodo, Rais ’Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf,
Mustasyar PBNU Nyai Hj Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid,
Mustasyar PBNU Habib Luthfi Bin Yahya, dan putri Presiden Keempat RI KH Abdurrahman Wahid, dan Hj Zannuba Arifah Chafsoh yang akrab disapa Yenny Wahid. Juga Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.

Kegiatan utama adalah pembacaan dzikir, istighotsah, doa, dan shalawat. Juga shalat tahajud dan hajat, serta khataman Al-Qur'an dengan target khatam sebanyak 2024 kali, mengacu 2024. (Dendy Ramdan Ilahi)


Nasional Terbaru