Nasional

Namanya Disebut Presiden Jokowi, Prabowo Langsung Berdiri

Sabtu, 17 Agustus 2024 | 03:09 WIB

Namanya Disebut Presiden Jokowi, Prabowo Langsung Berdiri

Prabowo Subianto berdiri saat namanya disebut Presiden Joko Widodo saat Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2024). (Foto: SS @SekretariatPresiden)

Tangerang Selatan, NU Online Banten

Nama Prabowo Subianto, presiden terpilih, disebut Presiden Joko Widodo. Itu terjadi sebelum mengakhiri Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2024). Saat namanya disebut, menteri pertahanan yang sebelumnya duduk diapit Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, itu langsung berdiri untuk beberapa waktu.



’’Kepada Presiden terpilih Bapak Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto, tahun depan insyaallah bapak yang akan menyampaikan pidato kenegaraan. Nanti pada 20 Oktober 2024, izinkan saya menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan ini kepada Bapak Prabowo Subianto. Izinkan saya juga menyerahkan semua harapan dan cita-cita masyarakat Indonesia dari Sabang hingga Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Semoga Allah swt, Tuhan yang Maha Kuasa senantiasa memberikan petunjuk dan kemudahan bagi bangsa Indonesia, dalam kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, pada pemerintahan periode mendatang. Dirgahayu Republik Indonesia, Dirgahayu  Negeri Pancasila. Merdeka, Merdeka, Merdeka. Terima kasih,’’ pungkas Jokowi—sapaan akrab Joko Widodo-- menutup pidatonya yang disiarkan melalui Channel Youtube @SekretariatPresiden.


Seperti diberitakan, dalam pidatonya, Jokowi juga mengatakan, 10 tahun bukanlah waktu yang panjang untuk mengurai semua permasalahan bangsa. Dia menyadari sebagai pribadi yang jauh dari kata sempurna, sebagai insan yang tumbuh dalam keterbatasan, dan sebagai manusia yang jauh dari kata istimewa. ’’Sangat mungkit ada yang luput dari pandangan saya, sangat mungkin ada celah dari langkah-langkah yang saya ambil, dan sangat mungkin banyak kealpaan dalam diri saya,’’ ujar pria yang kali ini memakai baju khas Betawi itu.

 


Oleh sebab itu, lanjut presiden yang menjabat sejak 2014 tersebut, di pengujung masa jabatannya, dia menyampaikan suara nurani terdalam yang ditujukan kepada seluruh rakyat Indonesia.’’Saya dan Prof KH Ma’ruf Amin (wakil presiden, Red) mohon maaf. Mohon maaf atas setiap hati yang mungkin kecewa, untuk setiap harapan yang mungkin belum bisa terwujud, dan untuk setiap cita-cita yang mungkin belum bisa tercapai. Sekali lagi, kami mohon maaf. Kami mohon maaf. Ini yang terbaik yang bisa kami upayakan bagi rakyat Indonesia, bagi bangsa dan negara Indonesia,’’ pinta presiden yang Oktober 2024 nanti periodenya berakhir.

 


Suami Ibu Negara Iriana itu menambahkan, hasil yang dicapai saat ini belum sepenuhnya tuntas, mencapai hasil akhir, dan belum sepenuhnya sesuai harapan dan keinginan. ’’Namun, saya yakin dan percaya dengan persatuan dan kerja sama, dengan keberlanjutan yang terjaga, Indonesia sebagai negara yang kuat dan berdaulat akan mampu melompat dan menggapai cita-cita Indonesia Emas pada 2045,’’ jelas presiden Indonesia ketujuh itu optimistis di hadapan wakil rakyat, menteri, dan undangan.



Pada kesempatan itu, presiden kelahiran 21 Juni 1961 itu juga menyampaikan, tahun ini genap 10 tahun menjabat sebagai presiden Indonesia. Menurutnya, itu sebuah tanggung jawab dan kepercayaan yang besar.  Sejak hari pertama menerima amanah, dia menyadari ada banyak gelombang yang dihadapi dan banyak tantangan yang harus diselesaikan.



’’Tetapi sedari awal saya yakin dan sangat percaya, saya tidak sendirian. Ada cita-cita dan harapan masyarakat. Ada dukungan dan doa dari rakyat yang selalu mengiringi dan menguatkan. Senyum, sapa, dan doa, bapak ibu semua adalah sumber kekuatan dan hari ini 16 Agustus 2024, di momen terakhir saya dan Prof KH Ma’ruf Amin berdiri di sini, izinkan kami menyampaikan terima kasih yang tulus. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak ibu semua, kepada seluruh rakyat Indonesia,’’ ungkap bapak dari Gibran Rakabuming Raka, Kaesang Pangarep, dan Kahiyang Ayu itu.



Ditambahkan, selama 10 tahun dengan kuat secara bersama-sama melintasi tantangan demi tantangan. ’’Menapaki langkah demi langkah dan menghadap perubahan demi perubahan. Sehingga sebagai sebuah bangsa yang besar bisa sampai pada titik ini. Titik yang bisa menjadi titik lontar untuk menggapai kemajuan bersama di masa yang akan datang,’’ kata alumnus Universitas Gadjah Mada, Jogja itu.



Putra pasangan Noto Mihardjo dan Sudjiatmi itu juga menyampaikan, selama 10 tahun ini telah mampu membangun sebuah pondasi dan peradaban baru pembangunan yang Indonesia senteris. Membangun dari pinggiran, membangun dari desa, dan membangun dari daerah terluar.’’Sehingga sampai saat ini kita telah membangun 366 ribu km jalan desa, 1,9 juta meter jembatan desa, 2700 km jalan tol baru, 6 ribu km jalan nasional, 50 pelabuhan dan bandara baru, serta 43 bendungan baru, 1,1 juta hektare jaringan irigasi baru,’’ terang pria asal Solo, Jawa Tengah itu.

 

Sekadar diketahui, para pejabat negara, wakil rakyat, dan undangan menghadiri Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Sidang Bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Dewan Perwakilan Daerah (DPD) 2024, serta Pidato Kenegaraan Presiden Joko Widodo. Sidang dibuka Ketua MPR Bambang Soesatyo. (Mutho)