• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Minggu, 28 April 2024

Nasional

Pidato Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari Dibacakan di Depan Ratusan Ulama dan Tokoh di Makkah

Pidato Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari Dibacakan di Depan Ratusan Ulama dan Tokoh di Makkah
Rais ’Aam PBNU KH Miftachul Akhyar (ketiga dari kanan) dalam konferensi internasional Binâ al-Jusûr bayna al-Madzâhib al-Islâmiyyah di Hotel Hilton Jabal Omar di area Masjidilharam, Makkah, Arab Saudi, Ahad (17/3/2024) malam. (Foto: Dok PBNU)
Rais ’Aam PBNU KH Miftachul Akhyar (ketiga dari kanan) dalam konferensi internasional Binâ al-Jusûr bayna al-Madzâhib al-Islâmiyyah di Hotel Hilton Jabal Omar di area Masjidilharam, Makkah, Arab Saudi, Ahad (17/3/2024) malam. (Foto: Dok PBNU)
Banten, NU Online Banten
Sekitar 300 ulama besar dan tokoh penting dunia Islam menyimak kutipan pidato pendiri Nahdlatul Ulama, Hadratussyekh KH Muhammad Hasyim Asy’ari (1975-1947), dalam konferensi internasional bertajuk Binâ al-Jusûr bayna al-Madzâhib al-Islâmiyyah (Membangun Jembatan Dialog Antar-Mazhab Islam) di Hotel Hilton Jabal Omar di area Masjidilharam, Makkah, Arab Saudi, Ahad (17/3/2024) malam. 
 
Kutipan pidato atau khutbah Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari tersebut dibacakan dan disampaikan kembali oleh Rais ’Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar di sela-sela pidato kuncinya dalam sesi pembukaan konferensi internasional yang diselenggarakan oleh Liga Dunia Muslim atau Muslim World League (MWL). 
 
Dalam konferensi internasional yang bertujuan untuk mengukuhkan persatuan, perdamaian dan dialog antarmazhab agama Islam tersebut, KH Miftachul Akhyar membacakan dan menyampaikan kutipan pidato bersejarah dari Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari yang pada Muktamar ke-12 NU pada 1937 di Malang, Jawa Timur, pernah dibacakan Mbah Hasyim--sapaan Nahdliyin kepada KH Hasyim Asy’ari. Pada pidato Muktamar ke-12 NU tahun 1937 yang tercatat dalam bahasa Arab tersebut, Mbah Hasyim menyerukan pentingnya persatuan, dialog dan persaudaraan antar-para ulama dan umat Muslim. 
 
KH Miftachul Akhyar memandang pentingnya untuk menyampaikan dan membacakan kembali pesan-pesan perdamaian, persaudaraan, dialog, dan persatuan yang puluhan tahun lalu telah diajarkan dan diserukan oleh Mbah Hasyim di hadapan ratusan para ulama dunia Islam yang hadir dalam konferensi internasional itu. 
 
“Risalah luhur yang hendak disampaikan oleh Liga Dunia Muslim dalam konferensi internasional ini, sesungguhnya telah sejak lebih seratus tahun silam diserukan oleh pendiri NU, sebuah organisasi sosial-keagamaan terbesar di Indonesia, yaitu Hadratrussyekh KH Hasyim Asy’ari, dalam karya beliau yang berjudul al-Qânûn al-Asâsî li Nahdlah al-‘Ulamâ. Sejak awal berdirinya di tahun 1344 Hijriah, atau 1926 Masehi silam, Nahdlatul Ulama telah menginsafi betapa pentingnya nilai-nilai persaudaraan, perdamaian, dan dialog dalam kehidupan umat manusia,” jelas KH Miftachul Akhyar sebagaimana dilansir NU Online.
 
Selanjutnya, KH Miftachul Akhyar membacakan kutipan pidato berbahasa Arab dari Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari tersebut.
فما تمسّكتْ به أمّةٌ من الأمم إلّا ظهَر سلطانُها وقويتْ شوكتُها ودامتْ دولتُها وبلغتْ في الرُقْيِ ورَغَد العيش أقصى الغايات وأرفع الدرجات. وما تفرّقتْ أمّةٌ واختلفتْ كلمتُها وتنازعتْ في أمرها إلّا اضمحلَّ سلطانُها وضعفتْ قُوّتُها وذالتْ دولتُها وتبدَّلَ عزُّها ذلًّا. وكان نصيبُها الفشلُ والخسرانُ المبين. لهذا أمرَنا اللهُ بالائتلاف والاتّحاد ونهانا عن التفرق والتنازع 
 
Artinya: "Tidaklah sebuah bangsa, atau umat, dalam sejarah peradaban manapun, yang berpegang teguh kepada nilai-nilai persadauaraan dan persatuan, melainkan bangsa atau umat tersebut akan menjadi tampak kedaulatannya, menjadi kuat eksistensinya, menjadi tegak abadi tata kenegaraannya, akan mencapai pada kejayaan dan kemajuannya, mampu memanifestasikan peradaban yang luhur. Dan sebaliknya, bangsa atau umat yang berpecah belah, berselisih paham, bertengkar satu sama lain, maka mereka akan menjadi remuk kedaulatannya, menjadi lemah kekuatannya, menjadi hina negaranya, dan menjadi bangsa yang rendahan. Nasib bangsa yang demikian adalah keterbelakangan dan kehancuran yang nyata. Karena itu, Allah telah memerintahkan kita untuk senantiasa menjaga persatuan, kesatuan, dan melarang kita untuk saling berpecah belah dan bertengkar." 
 
Konferensi internasional tersebut diselenggarakan pada 17-18 Maret 2024. Konferensi dibuka oleh dua pidato utama yang disampaikan oleh Grand Mufti Saudi Arabia Syekh Abdul Aziz Alu al-Syaikh dan Sekretaris Jenderal MWL H.E. Syekh Muhammad bin Abdul Karim al-Issa. Setelah sesi dua pidato utama, terdapat sesi pidato kunci yang disampaikan oleh para tokoh utama dan ulama besar dunia Islam. Syekh Abdullah bin Bayyah (Grand Mufti dan kepala Dewan Ulama Uni Emirat Arab), H.E. Husain Ibrahim Thaha (sekretaris jenderal Organisasi Kerja Sama Islam/OKI), Ayatollah Syekh Ahmad Muballaghi (anggota Dewan Penasihat Pimpinan Republik Islam Iran), Syekh Mukhtar Jum’ah (menteri wakaf Mesir), KH Miftachul Akhyar (rais ’aam PBNU Indonesia), H.E. Ali Arbas (kepala Dewan Agama Turki), Syekh Muhammad al-Mahi (kepala Liga Islam Afrika), dan lain-lain.   
 
Selain Kiai Miftach, pengurus PBNU lainnya yang turut serta dalam konferensi tersebut adalah KH Afifuddin Muhajir (wakil rais ’aam PBNU) dan Ahmad Ginanjar Sya'ban (wasekjen PBNU). (*)


Nasional Terbaru